4

28 1 0
                                    

Arsy mulai memasuki kawasan Dunia Fantasi. Matanya mengedar kesegala pandangan taklupa melepaskan kacamata hitam yang bertengger di pangkal hidung mancungnya, yang kemudian disangkutkan pada bagian kerah bajunya. Tidak bisa dihitung berapa banyak amak kecil di dalam wilayah ini dan tidak ada tanda-tanda dua sosok manusia, ibu dan anak yang dicari

"Segede gini, seluas ini, gimana caranya gue nyari Cinta dan Rindu" bisiknya sembari berjalan kearah kolam renang

***

"Ayo, Rindu! Mama sudah tidak sabar ingin berenang" seru Cinta yang sudah siap, ia pun menenggelamkan kakinya kedalam kolam

Walaupun dirumah mereka terdapat kolam berenang di area belakang rumah, tetapi tetap saja rasanya tidak puas jika bukan kolam renang dengan waterboom besar. Rindu yang tengah asyik memilih pelampung sewa, tanpa ia sadari dirinya memijakan kaki pada lantai yang berisi tumpahan eskrim

BRUUKK!!

Bokongnya terlebih dulu mendarat menyentuh lantai, kakinya yang tadi dibawah kini sudah mengangkat ke atas degan posisi tubuh terlentang. Kesakitan yang Rindu alami cukup serius, terlihat dari ekspresi wajahnya

"Rindu!!" Teriak Cinta dari dalam kolam, ia tidak dapat bergerak cepat karena terhalang oleh tembok pembatas kolam renang

Pria dengan setelan kemeja merah tua dan celana dasar menangkap moment itu, Ia segera berlari menuju keramaian. Didapati Rindu sudah terbaring dilantai menahan sakit, tanpa basa-basi Ia dengan sigap menggendong anak itu menuju kursi takjauh dari tempat kejadian. Arsy meletakan tangannya ke pipi Rindu, menanyakan apakah Rindu baik-baik saja "Rindu? kamu gak papa?". Rindu takmerespon, ia hanya diam dengan pandangan masih setia menatap pemuda dihadapannya seperti tidak asing. Arsy mendekat kepada sang pencipta lelehan eskrim yang membuat Rindu terjatuh

"Kamu yang menjatuhkan eskrim ini kan?" Tanya nya pada bocah gemuk yang sedang memegang satu cup ice cream

Sang ibu pun datang mendekat seraya memohon "Maafin anak saya mas, dia gak sengaja menumpahkannya. Anak mas baik-baik saja kan?" tanya sang ibu dari anak gemuk itu

Arsy membidik tajam sang ibu, seperti amarah memicing padanya "Anak saya memang tidak apa-apa, tapi jika terjadi luka serius pada anak saya apa ibu bersedia tanggung jawab? Bukankah sudah ada aturan bahwasanya tidak boleh membawa makanan ataupun makan diarea kolam renang?" ucapnya pada sang ibu. Ibu itu hanya diam saja, merangkul sang anak yang sudah menunjukan ekspresi ingin menangis.

Sang petugas kolam mendekati keramaian, "Ada apa, Pak? Bu?" tanya sang petugas.

Semua mata yang sedang mendekati keberadaan mulai fokus pada sang penanya, Arsy pun dengan sigap menjawab "Tolong ya pak, lain kali jangan membiarkan anak-anak yang sedang berada didalam kolam ini membawa makanan. Anak saya baru saja terpeleset karena eskrim dari anak ini tumpah" Tunjuknya pada tersangka

"Arsy! Sudahlah" wanita ini meneriaki namanya dan berharap mengakhiri keributan, tampak lengan berotot Arsy dirangkul oleh wanita itu.

"Maafkan suami saya bu, atas ketidak nyamanan karena amarah nya" ucapnya kepada ibu dari anak tadi. Sang ibu pun merasa sedikit lega karena ada negosiasi oleh wanita yang dikata istrinya itu, Sang wanita pun menarik lengan Arsy menuju ke arah Rindu

Cinta cepat-cepat segera mengakhiri drama menjijikan dan melepaskan rangkulan yang ia buat sedari tadi, memeluk Rindu adalah cara terbaik untuk menghilangkan malu nya sedikit dihadapan Arsy "Sayang Mama, tidak apa-apa kan?" tanyanya pada Rindu

"Bagian belakang Rindu terasa sakit sekali" ucap Rindu pelan dan melemas

Mendengar keluhan itu, Arsy pun segera menggendong Rindu. Cinta bingung dengan gerakan cepat yang diciptakan oleh Arsy, yang tiba-tiba saja membawa anaknya pergi. "Eh, Mau kemana?" Cinta berlari mengejar lelaki yang tengah menggendong anaknya

Arsy tetap terus berjalan tanpa membiarkan Cinta mengomel panjang lebar hingga sampailah ia diparkiran mobil. "Membawa Rindu ketempat aman, Dimana mobil kamu?"

Cinta hanya menurut, menunjuk mobilnya takjauh dari mereka berdiri sekitar dua mobil dari arahnya "Di.. di sana". Pria itu berjalan cepat hingga membuat Cinta ketinggalan.

"Buka!"

Arsy menyetuskan kalimat perintah saat mereka sudah sampai didepan pintu bagian belakang, dengan cepat Cinta pun menekan tombol yang tertera pada kunci mobilnya, hingga menghasilkan bunyi yang bertanda pintu siap untuk dibuka

Pria itu memasukan Rindu kedalam dengan posisi berbaring,

"Kunci?"

Pria itupun kini menyetuskan kalimat tanya pada Cinta yang kemudian diberikanalah apa yang diminta pria itu, Arsy pun berjalan memutar menuju pintu kemudi dan masuk kedalam. Cinta yang masih diam dengan tatapan kosong pun segera ditegur Arsy melalui kaca jendela yang sengaja Arsy buka

"Masuk!"

Tanpa banyak pertanyaan, Cinta menuruti untuk yang kesekian kalinya.

***

Tidak lama untuk mereka menuju rumah sakit ternama di Jakarta Utara yang letaknya tidak jauh dari Ancol. Seperti sebelumnya, Arsy segera menggendong Rindu dan berjalan cepat menuju koridor rumahsakit. Rindu langsung diterima baik dengan penanganan cepat oleh pihak rumahsakit

"Bapak dan Ibu bisa tunggu diluar, biar kita saja yang menangani" Ucap salah satu perawat

Cinta menatap Arsy dengan wajah berkumpul amarah, dengan posisi tangan menyilang dan kepala menenggak karena tubuh Arsy yang tinggi melewati model profesional itu

"Kenapa?" Tanya Arsy dengan sangat lembut

"Obat dari dukun apa yang kamu minum untuk berani memerintah saya?"

Mendengar pertanyaan takjelas itu, Arsy pun tertawa. "Obat? Dukun? ngawur kamu ih" Tatapan Cinta pun mulai menyinis saat mendengar ucapan itu dilontarkan.

"Saya tidak memakai apapun untuk berani memerintahkan kamu. Saya ini laki-laki, Cinta. Ada ketegasan yang harus saya tampakan dari diri saya, apalagi dalam masalah genting seperti sekarang. Lagipula yang seharusnya kamu pertanyakan, kenapa kamu malah menuruti perintah saya, bukan malah menanyakan kenapa saya berani memerintahkan kamu"

Wanita itu hanya diam, tidak membalas. Tetapi tatapannya masih membidik ngeri

"Dan sejak kapan pula, Rindu menjadi anak kamu?" tanya Cinta dengan suara melantang

"Dan sejak kapan pula, saya jadi suami kamu?" tentu saja Arsy mempunyai balasan yang pas!

Cinta kalah! Ya. Tidak ada lagi perlawanan untuk yang kedua kali. Ia tidak membalas, hanya diam dan juga tidak lagi menyinis ataupun membidik ngeri. Kini matanya pun memandang ke segala arah.

Taklama dokter dan perawat pun keluar dari arah ruangan ditempat Rindu berada, Cinta dengan sigap menanyakan "Bagaimana keadaan anak saya, Dok?"

Dokter itupun membalas dengan senyuman terlebih dahulu "Anak bapak dan ibu baik-baik saja, tapi ada sedikit nyeri dan balu pada bagian" Ucap dokter itu sembari merapatkan kedua telapak tangannya diatas dada "Maaf, bagian bokong nya. Bapak dan Ibu bisa masuk kedalam untuk segera melihat putri kalian" Dokter itupun tanpa basa-basi meninggalkan dua manusia yang sedang merasa cemas yang ditampakan pada wajah keduanya, langkah dokter itupun diikuti oleh perawat

Cinta lebih dulu masuk, kemudian diikuti Arsy. Mereka melihat Rindu sedang terbaring lemas.

"Sayang" ucap Cinta dengan langkah panjang dan cepat mendekati Rindu

Bocah itupun membalas dengan senyuman, Cinta segera mengelus kepala sang anak. Pandangan Rindupun kini beralih pada Arsy

"Om Squishy" ucapnya.

ENJOY CINTA-RINDU-ARSY

HIHI JANGAN LUPA VOTING DAN TAMBAHKAN KE PERPUSTAKAAN KALIAN

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA

LOVE

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CRYSTAL STOPPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang