Pedih di Kala Hujan

36 2 0
                                        

Dalam suasana rintikan mencumbu daratan
Langit gelap melambangkan kedukaan
Mentari menghilang menuju kegelapan
Embun dedaunan jatuh perlahan mengecup tanah penuh kemesraan
Lekukan wajah tak lagi ke atas terlekukkan
Melainkan menunduk menghadap daratan

Di dalam ruangan
Bernuansa pelita berkelipan
Aku bersantai bersama kursi di pojokan
Sedang mencari penawar duka dalam pikiran

Hati ini mengalami luka dalam kelangkaan
Luka tak banyak dirasakan
Kini sedang mencari hiburan serta ketenangan
Seraya bersama cangkir susu penuh kehangatan

Aku tatap lampu berkelipan
Seraya memberikan hati ketenangan
Serta masa lalu kembali teringatkan
Ketika hujan
Aku berdiri dengan penuh harapan
Menunggu kamu di bawah penerangan
Menunggu lama bersama waktu terlewatkan
Dengan setia aku menunggu walau pergi dapat aku lakukan
Sudahlah lupakan
Rasa sakit takkan terhilangkan

Aku memandang lampu penerangan
Di depan kafe berhadapan
Air mata mengalir bertetesan
Jatuh menghiasi pipi tak lagi ada senyuman

Ukiran RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang