Elluna menyetujui ajakan kedua teman barunya itu. Sekarang ia sedang mengekor kedua temannya menuju kantin. Banyak kakak kelasnya yang melihat ke arahnya dan ia cuek.
Di kantin ternyata hanya tersisa meja dekat meja makan Edward dan teman barunya itu. Namun mau tidak mau mereka tetap duduk. Walaupun banyak yang tampak iri.
Sesuai dugaan, Edward dan Elluna tidak saling bertegur sapa.
Kumpulan teman Edward menatap Elluna dan temannya penasaran. Namun ada salah satu dari mereka yang langsung menghampiri Elluna, "Ini yang anak baru ya? Nama lo siapa? Gue David Mateo, panggil aja Dave. Anak 12-Cheerful. Eh iya kok lo masuk bareng Edward gitu sih harinya?"
"Elluna." setelah Elluna menjawab ia langsung berdiri untuk kembali ke kelas sendiri dan meninggalkan temannya. Ia enggan berlama-lama di kantin karena takut akan menjadi bahan omongan murid lain karena disapa oleh idola sekolah.
Setelah Elluna pergi, David kembali ke tempat duduknya. Masih heran apa yang salah saat dia mengajak Elluna berkenalan.
"Itu cewe kenapa ya? Kok dingin amat?" tanya David heran. Seumur hidupnya, belum pernah ia menemui cewek yang dingin. Apalagi seperti itu dinginnya.
"Emang ngapain deh lo nanya nama itu adek kelas? Jangan bilang lo naksir? Hahaha!" ledek Edward. Ia menyebut Elluna dengan sebutan 'Adik kelas' karena malas menceritakan yang sebenarnya. Ia membiarkan sampai teman barunya tau dengan sendirinya.
"Ya enggak, cuma gue penasaran aja. Kayaknya asik aja gitu anaknya. Taunya dingin banget. Jatohnya malah kayak sombong." papar David.
"Gue ke kelas ya Dave, Ed, Kev." sahut Mike tiba-tiba.
"Lah kenapa lo? Eh gue ikut deh. Duluan ya teman-temanku!" lanjut Edward juga. Ia pergi karena sudah selesai makan.
Sedangkan Elluna, ia sedang di kelasnya mendengarkan lagu yang sudah ia putar dari handphone menggunakan earphone nya itu.
Tiba-tiba, seseorang masuk ke kelasnya. Menghampiri Elluna dan langsung menarik paksa earphone-nya.
"Kamu Elluna ya? Apa sih yang buat kamu menarik sampe David ajak kamu kenalan? Saya rasa dia buta." ucap orang itu sambil mengibaskan rambutnya di depan Elluna.
"Kalau sudah tau siapa nama saya, buat apa bertanya saya Elluna atau bukan? Anda bodoh? Atau bagaimana?"
"PLAK" tamparan itu berhasil mendarat di pipi Elluna. Ia langsung memegang pipinya. Tidak ada niat untuk membalas, namun ia hanya memberi tatapan kesal ketika mendapat perilaku seperti itu bahkan dari orang yang belum dia kenal.
"Kamu anak baru nggak usah kayak jagoan ya tingkahnya. Saya ingetin, kalo misalnya nanti sampe David ngedeketin dan kamu mau. Saya akan buat lebih dari ini." oceh orang itu. Elluna tidak mempedulikannya. Ia langsung berdiri dan berlari menuju toilet. Sedangkan orang tersebut, terheran-heran.
"Itu dia tahan banting banget! Selama saya ngelabrak cewek di sekolah ini. Belum ada yang berani ngejawab dan ga nangis di depan saya. Itu cuma dia yang seperti itu." lanjut orang itu di depan teman-temannya. Orang itu merasa aman karena di kelas Elluna saat itu sedang hanya ada Elluna saja. Kalau tidak, mungkin itu sudah menjadi gosip di seantero sekolah.
Orang itu kembali ke kelasnya. Ia sekelas dengan Edward dan Mike. Juga David dan Kevin. Namun orang itu tidak melihat keberadaan David jadi ia mengungkapkan bahagianya setelah menampar Elluna tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"Saya bangga banget sih ya sudah nampar adik kelas yang luar biasa menyebalkan itu. Liat aja. saya udah buat perhitungan, kalau sampe Elluna langgar. Saya bakal lakuin lebih dari cuma tamparan." bangganya.
Edward mendengar kata orang itu. Ia kaget.
Elluna ditampar Nathalie?, batinnya bertanya. Edward langsung menghampiri Nathalie.
"Lo nampar Elluna kelas 10? Anak baru itu?" tanya Edward panik. Orang yang ternyata bernama Nathalie itu kaget. Ia mengira bahwa Mike dan Edward tidak akan peduli. Namun ternyata, dugaannya salah.
"Bener lo nampar Elluna? Kenapa lo kaget gue panik? Gue bisa aja ngadu ke walikelas kalo lo sampe sekali lagi ngelakuin hal yang jauh lebih gila dari ini!" ancam Edward. Ancamannya itu membuat Nathalie geram.
"Kamu ada apa sama itu cewek? Apa kamu malah suka juga sama spesies kayak gitu?" tanya Nathalie dengan teriak. Namun ternyata bel sudah berbunyi. Jadi Edward tidak bisa menjawab.
>> Pulang Sekolah.
Edward langsung ke kelas Elluna. Ia khawatir dengan adiknya itu.
Saat adiknya keluar, ia langsung memegang pipi Elluna. "Lo gapapa Lun? Sakit gak? Kompres dulu biar ga bengkak Lun." tawar Edward. Elluna menjawabnya hanya dengan gelengan kepala. Ia ingin pulang saat ini juga.
Percakapan mereka ternyata sudah dilihat oleh banyak murid lain. Mereka heran, apa hubungan Edward dan Elluna. Sedikit yang sadar bahwa mereka kakak beradik.
"Tuh cewe sok dingin banget ih!"
"Dia sama David atau kakel murid baru itu?"
"Dia cantik, tapi ganjen."Terdengar bisikan-bisikan itu di telinga Elluna. Tapi ia hanya membalas omongan mereka dengan senyuman sinis.
Dari kejauhan, seseorang memandangi keduanya. Dia mencari tahu, kenapa Edward dan Elluna tampak sedekat itu.
"Elluna? Kalo lo gapapa, mending balik aja ya. Ntar kompres di rumah." Edward sebenarnya berbicara seperti itu untuk memanas-manasi orang-orang yang sinis melihat dia dan Elluna bersama.
Tiba-tiba, saat Edward sedang berbicara. Handphone nya bergetar.
4 notifications from LINE.
Edward langsung mengambil handphone nya dan mengecek notifikasi tersebut.
NB: blom masuk konflik ya :) kritik saran boleh kali hehe

KAMU SEDANG MEMBACA
Look So Cold
Fanfictiongimana caranya naklukkin cewe yang dingin dan batu banget? ceritanya agak gak biasa, bukan lagi cowok yang dingin. jadi coba aja dibaca siapa tau tertarik!! #11 on Wannables