gimana caranya naklukkin cewe yang dingin dan batu banget?
ceritanya agak gak biasa, bukan lagi cowok yang dingin.
jadi coba aja dibaca siapa tau tertarik!!
#11 on Wannables
Hari ini adalah hari kepindahan Elluna ke negara Paman Sam. Tepatnya di Seattle. Negara dimana mamanya dilahirkan. Tadinya, Elluna bersikeras tidak mau ikut karena ia merasa tidak akan cocok dengan pergaulan disana. Wajar saja, karena ia menganggap bahwa disana banyak pergaulan bebas sehingga ia sudah menutup dirinya rapat-rapat. Padahal, bagaimana bisa ia tau? Dia saja belum pernah merasakan pergaulan di negara itu. Walaupun memang sudah beberapa kali menginjakan kakinya disana.
Elluna dan keluarganya harus pindah dari Australia lantaran pekerjaan ayahnya disana sudah benar-benar selesai. Jadi mereka harus kembali ke Amerika.
Elluna sudah tidak bisa berkomentar dan menanggapi apapun keputusan mama dan papanya untuk ke Amerika. Ia sudah malas berdebat panjang lebar.
"Luna, come on! We have to go to the airport. Jangan lupa bawa paspormu ya! Selebihnya sudah daddy siapkan." ucap daddy-nya ke Elluna.
Elluna hanya bisa menganggukan kepala dengan pasrah. Ia benar-benar harus meninggalkan Australia, negara yang sudah membesarkannya. Serta negara yang memberi sedikit warna di kehidupannya yang abu-abu.
Bye Australia. Thank you for everything here, ujar batinnya saat dalam perjalanan menuju bandara Kingsford Smith.
Sesampainya di bandara, Elluna beserta keluarganya langsung check-in dan bersiap flight meninggalkan Australia. Menuju Amerika, menuju lembaran baru.
>>
Sesampainya di Seattle, mereka sekeluarga langsung menuju rumah yang sudah dibeli oleh daddy Elluna.
>>
"Okay Luna, this is ur bedroom. This is what you want right? An own bedroom? Here it is! Hope you like it, Miss Gray." ucap mommy Elluna tiba-tiba.
"Thanks mom." jawab Elluna sambil tersenyum dengan singkat. Tandanya ia senang. Walaupun jawaban sesingkat itu, tapi orangtuanya mengerti bahwa Elluna senang.
Elluna memindahkan barang yang ia bawa ke kamarnya. Lalu ia langsung merebahkan badannya ke kasur barunya itu,
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
dan sejenak saja ia langsung terlelap. Ia kelelahan tampaknya.
>>
Hari-hari libur selanjutnya berjalan dengan biasa saja. Bukan liburan yang menarik baginya. Ia lebih banyak menghabiskan waktu sendiri di kamar sambil menonton drama. Jumlah ia keluar rumah atau jalan-jalan pun terhitung. Mungkin itu juga hanya untuk membeli beberapa keperluan persiapan sekolah dan membeli camilan.
Tanpa ia sadari, ternyata besok adalah harinya masuk ke sekolah barunya. Elluna tidak siap. Rasanya masih ingin berlama-lama. Ia malas untuk beradaptasi lagi dariawal. Bayang-bayang sekolah yang menyebalkan muncul di benaknya. Ia mulai gelisah.
Namun tiba-tiba saat Elluna sedang gelisah, kakak laki-lakinya datang dan mengagetkan gadis itu. Yap, Elluna memiliki kakak laki-laki dan satu adik perempuan. Namanya Edward dan Ellena. Kakak laki-lakinya itu sebetulnya datang hanya untuk memanggil adiknya untuk makan. Namun, ternyata bagi adiknya itu mengejutkan.
"Hey, ayo makan. Kamu belum makan dari pagi kan? Ngemil doang kerjanya! Hahaha." sapa Edward saat masuk.
"Ya Ed." jawab adiknya. Edward memang sudah terbiasa mendapat jawaban seperti itu. Bahkan terkadang seringkali tidak dijawab. Namun memang itu sikap Elluna. Hm, ketiga bersaudara itu memang sangat berbeda sikapnya.
Setelah makan, Elluna kembali ke kamarnya dan mempersiapkan perlengkapan sekolahnya esok. Setelah itu ia tidur.
>>
Pagi harinya Elluna langsung bersiap-siap karena ia takut sekali terlambat. Setelah ia siap, ia langsung turun dan mendapati hanya ada daddy-nya dan Edward. Batinnya bertanya-tanya, mommy sama Ellena dimana?
Ia menuruni tangga terheran.
"Morning Gray! Lo diem aja? Nyari Ellen sama mommy ya? Tumben lo?" celetuk Edward pagi itu membuat Elluna malas berbicara.
"Mereka udah berangkat, sekolah kalian kan beda. Sekolah Ellen lebih jauh, karena disini jarang ada primary school. Jadi mommy anter Ellen. Daddy anter kalian, ya walaupun khusus hari ini aja. Nanti besok juga kalian berangkat sendiri naik shuttle bus sekolah. Okay?" jelas daddy-nya panjang lebar.
"Oh. Okay." jawab Elluna singkat, sesingkat-singkatnya. Daddy-nya dan Edward hanya menggelengkan kepala saat mendengar tanggapan gadis itu.
Saat di sekolah, Elluna dan Edward langsung pergi mencari ruang kelas mereka. Katanya Elluna ada di kelas 10-Awesome dan Edward ada di kelas 12-Cheerful. Nama kelasnya memang terdengar unik, bukan semata-mata menggambarkan kecerdasan murid. Tapi menggambarkan sifat muridnya.
"Tok, tok, tok" ketuk Elluna dari depan pintu kelasnya. Dan disambut dengan seorang guru yang tampak sangat ramah dan cantik, "Hello. Kamu murid baru itu ya? Ayo masuk. Kenalkan dirimu." kata guru tersebut.
Elluna masuk ke kelasnya. Banyak pasang mata langsung menatapnya. "Elluna Aerilyne. Dari Australia." kata gadis itu singkat. Semua pasang mata yang menatapnya tadi heran.
"Cantik tapi kayak es tuh."
"Sombong banget kayak jagoan"
"Imut sih, tapi banyak gaya!"
Kurang lebih itu beberapa dari banyak bisikan yang dikatakan oleh murid sekelasnya.
"Okay, Elluna boleh duduk di kursi kosong yang ada." sahut guru itu. Lalu, Elluna memilih kursi kosong di dekat jendela sebelah kanan agar bisa langsung melihat ke arah koridor. Setelah Elluna duduk, gurunya langsung memberi tugas dan penjelasan. Tak lama setelah itu, bel berbunyi.
Tiba-tiba seseorang datang menghampiri gadis itu, "Hai. Gue Kyla. Dan ini Keisha, kita adek kakak. Can we be friends?" tawar kedua gadis itu.
Mata Elluna memandang perawakan kedua orang itu dan menganggukan kepalanya tandanya ia menerima tawaran itu. Dalam hatinya, ia berpikir bahwa memang mendapat teman tidak sesusah yang dibayangkan. Buktinya ia sudah mendapat dua teman.
"Ikut yuk ke canteen. Bawa aja makanan lo." ujar Keisha. "Yuk, biar tau lebih banyak soal disini." lanjutnya.