Part 9

58 4 0
                                    

Junmyeon prov

Sudah hampir 3 bulan lamanya kim eun jae istriku meninggalkanku tanpa kembali, aku tersiksa tentang hal itu. Ia pergi tanpa memberitahu dimana letak kesalahanku.

Jika memang aku melukainya sungguh aku sangat menyesalinya dan tak akan melakukannya lagi.
Aku tidak mau berhenti berdoa untuknya, harapanku adalah ia kembali kedalam pelukkanku. Aku janji akan membuatnya bahagia.

Miracle in desember yang artinya keajaiban di bulan desember benarkah? Saat salju pertama kali turun ini adalah keajaiban benarkah? Mengapa tapi mengapa? Ini bukan keajaiban aku selalu menunggu keajaiban itu! Ah! Sudahlah! Andai..andai dan andai saja memang benar ada keajaiban di bulan desember.. aku akan menunggu untukmu.

Setelah lama menunggu ia kembali padaku, aku rasa tuhan mendengar doa-doaku ia kembali. Eunjae membunyikan bel rumah kami. Saat itu aku tak ada harap keseharianku penuh dengan kemurungan dan merana karena ditinggalkannya, tanpa sebab apa-apa ia kembali.

Ia tersenyum padaku saat aku membukakan pintu. Aku langsung memeluknya tanpa memarahinya terlebih dahulu. Ia membalas pelukkanku, ya dia juga merindukanku.

Tak sadar bahwa kita telah berpelukkan sangat lama, aku lupa untuk mempersilahkannya masuk. Sampai perutku berbunyi tanda lapar, kita  langsung melepaskan pelukkan kita.

"Kau lapar?!". Tanyaku pada eunjae.

Ia hanya mengangguk. Aku menariknya masuk dan menutup pintu.
Aku mempersilahkan duduk dan aku yang akan memasak. Saat tengah memotong daging yang ku ambil di kulkas. Eunjae terlihat ingin menyampaikan sesuatu.

"Bicaralah! Aku akan mendengarkan sambil memasak". Kataku untuk menghilangkan keraguannya..

"Jun..myeon..oppa". Katanya dengan ragu-ragu. /

"hmm". Dengusku sambil fokus pada daging yang kuiris-iris menipis.

"Kau tak membenciku?". Ujarnya /

"aku tidak membencimu...yang benar adalah aku mencintaimu ny.kim". Jelasku sambil menyalakan api.

Kita berbicang-bincang sejenak sambil memakan masakkan buatanku. Aku ragu masakkanku tak enak.

"Apakah enak?". Tanyanya mulai ragu. /

"euhmm".
Aku tak langsung menanyakannya langsung saat ia pergi meninggalkanku selama hampir 3 bulannya ini. Aku tak mau kebahagian ini menjadi hilang, jadi aku tak menanyakannya. Semua pemderitaanku terbayarkan saat ia kembali.

"Junmyeon oppa!". Serunya lagi.

"..maukah kau berjanji padaku?! ". Katanya lagi.

Aku hanya mengangguk dan melingkarkan jari kelingkannya.

"Janji padaku bahwa hanya aku yang pertama untukmu". Ujarnya memulai janji kita. /

"..dan terakhirku". Sambungku.

"Tidak!". Selaknya /

"mengapa?".sanggaku
"Aku hanya ingin menjadi yang pertama!!". Tegasnya..

Aku melihat eunjae mulai marah jadi aku tidak mengelak lagi. Aku tidak kebahagian ini menjadi hancur hanya karena masalah kecil, memang seharusnya aku mengalah. Aku menganti topik agar kita tidak dalam keadaan itu terus.

Seharian aku habiskan dengan eunjae, aku selalu memantaunya didekatku aku terlalu troma ia akan pergi lagi. Jadi sebisa mungkin aku selalu di dekatnya.

***

Saat petang nanti kita berencana menghabiskan waktu untuk melihat matahari terbenam. Aku membawanya di depan pantai jeju untuk melihat pemandangan senja.

Eunjae dan aku duduk di salah satu bangku yang mengarah kearah laut. Eunjad duduk sambil menyandarkan kepalanya dibahu kananku dan aku membuka pelukkanku agar kepalanya bisa menyandar padaku.

"Kau akan menepati janjimukan? Junmyeon oppa?". Katanya sambil memandang matahari yang mulai perlahan-lahan turun  untuk bersembunyi.

"Ya!".

"Aku mencintaimu". Ucapnya

"Aku mencintaimu juga kim eunjae..". Balasku.

"...janji padaku juga! Kau tak akan pernah meninggalkanmu lagi seperti waktu itu..tetap bersama denganku tinggal disisiku..kau janji?!".

Aku merasa aneh perkataanku tak direspon oleh eunjae. Mataku mulai berkaca, hatiku seakan meledak pecah tapi aku menahannya, agar tak pecah dari tangisan.

Flashback~

Junmyeon melihat eunjae sedang menulis di sebuah lembar kertas ia memergokinya yang menulis sambil menangis. Saat eunjae selesai menulis ia melipat surat itu dan diletakkannya didalam laci lemari dekat ranjang mereka.

Saat eunjae telah keluar dari kamar, junmyeon masuk dan mengambil surat itu dan di bacanya.

Kepada, sayangku Kim Jun Myeon Oppa.

Setelah kau membaca ini mungkin aku tak bisa menemanimu lagi. Aku ingin menceritakan sesuatu yang sudah sangat lama sekali tentangmu. Junmyeon Oppa! Aku mencintaimu dari awal aku melihatmu dan sampai sekarang, ha ha ha konyol hanya itu yang ingin kuceritakan.

Junmyeon oppa! Aku ingin meminta sesuatu padamu, bolehkan?! Sederhana saja kok. Permintaanku adalah adalah sebuah janji kecil yaitu ; jangan menangisiku, jangan menungguku, dan tolong lupakan aku..aku memohon dengan sangat agar tuan besar kim memenuhinya.

Junmyeon oppa! Sebenarnya aku tidak mencintaimu, aku harap aku menjadi orang yang kau benci, maka dari itu tolong benci aku!
Permintaan terakhirku jadikan aku yang pertama bukan yang terakhir. Karena yang pertama bisa terlupakan. Aku sangat berharap kau menemukan seseorang yang benar-benar mencintaimu yang akan selalu berada di sampingmu selalu sehat tidak sepertiku. Maafkan aku telah menghancurkan sebagian waktu dan bahagianmu. Maafkan aku telah membuatmu hancur karenaku..andai saja aku dengar berani mengatakan pada kedua orang tuaku agar pernikahan kita dibatalkan pasti kehidupanmu tak akan terbelah karenaku. Maaf untuk itu sungguh maafkan aku yang berani memasukki tanpa permisi dalam kehidupanmu junmyeon oppa. Maka dari itu saat aku pergi aku ingin meminta permisi. Maaf 3 bulan lalu aku pergi dengan tak ada kabar, aku tak mau terlihat lemah di depanmu jadi aku pergi. Maaf untuk kembali hanya untuk menyapaikan 'selamat tinggal'.

Comeback~

"Eunjae-ya!". Gerutuk junmyeon memeluk tubuh dingin eunjae.
"Saranghae!". Seraknya dalam tangis

"...kim eunjae mianhae..mianhae..mianhae..jeongmal saranghae..saranghaeyo!! Saranghae eunjae ya". Isak junmyeon tak menerima kepergian eunjae.

Next to the last part → 10

Waduh udah mau tamat ni ff nya

Miracles In DecemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang