"Za, Happy Anniversary yang ke 2 ya." Ujar Toni sambil melayangkan ciuman di pipi Liza, lalu menenggelamkannya dalam pelukan Toni. Dan mereka berdua nampak hanyut dalam pelukan itu.
Maka melihat semua kejadian yang ada di depannya. 2 batang ice cream rasa mochi yang ia genggam seketika terlepas. Laki-laki yang ia percayai tidak seberengsek ayahnya ternyata melakukan hal yang sama, dan parahnya dengan temannya sendiri.
Dengan langkah tegas Maka menghampiri dua orang yang sama-sama sempat ia percaya itu.
Plak! Plak!
Dua tamparan keras berhasil melayang masing-masing ke wajah Toni dan Liza."Go to hell, and don't forget to eat ur shit demons." itu menjadi kata-kata terakhir yang diucapkan Maka untuk Toni dan Liza.
Maka berlari meninggalkan Toni dan Liza, hari ini semua berubah dan Maka ingin membuang semuanya.
•••
Oke, mulai hari ini nggak ada lagi si brengsek Toni dan si penjilat Liza dalam hidup gue. Itu artinya i'll be free right?
Ujar Maka dalam hatinya.Tidak dapat dipungkiri bahwa ia sangat kecewa, hanya saja ia berusaha menghibur diri. Bagaimana tidak, sahabat yang ia percayai ternyata malah memacari laki-laki yang sempat sangat ia cintai yaitu Toni. 3 tahun bukan waktu yang singkat untuk masa pacaran anak SMA. Bahkan Maka sudah memacari Toni sejak ia duduk di kelas 3 SMP hingga sekarang ia resmi putus kelas 2 SMA.
"Ka!" teriak Billy dari luar pintu kamar Maka.
Maka berdiri menuju ke depan pintu kamarnya, "Apaan sih bil, iya sabar." lanjut Maka sambil membuka pintu kamarnya.
"lo kenapa belum makan?"
Maka beralasan. "Nggak mood gue Bil, makan aja lo duluan."
"Mama nanyain lo mulu kenapa belum turun, dan gue denger tadi di sekolah kalo Toni selingkuhin lo ya?" jelas Billy polos.
Pertanyaan kakaknya itu mampu membuat Maka tertegun. "Lo kepo banget deh sama hidup gue bil, cuma gara-gara gue nggak mau turun lo nggak harus nyinggung soal itu juga."
"Yah, kok lo marah sih gue cuma nanya. Dan itu wajar karena gue ini abang lo, dan gue nggak suka ya kalo ada orang yang ngapa-ngapain lo. Dan gue mau nanya sama lo, sampe kapan lo nggak mau ketemu papa?"
Penjelasan Billy sudah cukup membuat Maka bahagia dan kesal dalam satu waktu. "Makasih udah care sama gue. Tapi tetep ada hal yang nggak bisa gue ceritain ke siapapun itu. Jadi lo nggak usah bahas masalah Papa di depan gue. Mendingan lo aja sana makan sama si brengsek itu, kalo gue mah ogah."
"Lo itu kapan dewasanya sih Ka?" ujar Billy tegas.
"Sampe dia ninggalin selingkuhannya dan minta maaf sama Mama." jawab Maka sambil menutup pintu kamarnya.
Billy yang terkejut langsung berujar. "Maka sadar dong, cuma gara-gara itu doang lo sampe mogok ketemu sama Papa, pikirin perasaan Mama."
Maka diam tak menjawab, ia sadar bahwa yang ia lakukan adalah salah. Namun ia sudah muak dengan perlakuan ayahnya yang makin lama makin membuat geram. Bagaimana tidak, setelah membawa perempuan lain kerumahnya dan tanpa rasa bersalah ayahnya mengajak perempuan itu makan malam. Parahnya lagi ia mengatakan bahwa sang istri adalah pembantu rumah tangganya.
Tiap kali Maka mengingat kejadian itu, hatinya malah semakin kesal. Ditambah lagi hari ini ia seperti merasakan posisi yang dirasakan ibunya selama ini. Hal ini meyakinkan hati Maka bahwa tidak ada laki-laki yang bisa ia percayai.
Ting!
Notifikasi ponsel Maka membuatnya tersadar dari lamunan yang cukup panjang itu. Dengan cepat ia membaca pesan apa yang sudah masuk ke ponselnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Alien
Romance"Lo pikir gue suka ngeliat lo nangis? mikir dong!" ujar Nuga sambil dengan cepat meraih jemari Maka dan menenggelamkan Maka dalam pelukannya.