Chapter 2

63 10 1
                                    

Maafkan kalau kepanjangan & garing. Shimimase, minna-san🙇🙇

Akibat hari Rabu kemarin Zen tidak melaksanakan piket kelas, hari ini dia harus membantu teman-temannya yang piket hari Kamis. Tidak hanya piket di pagi hari saja, Jendral Fani memerintahkan Zen untuk piket pagi dan siang sepulang sekolah. Perintah itu sudah bulat pepat sehingga Zen tidak dapat menolaknya. Jika Zen membantah perintah dari jendral killer itu, yang ada dia bakalan di bawa ke tengah lapangan dan dihadapkan oleh beberapa senjata perang. (Real: senjatanya cuman bangsanya kotak pensil, penggaris, buku paket yang tebel, cuman seputar alat tulis kok:3)

Pagi ini juga, begitu Zen sampai di kelas dirinya langsung mengambil sapu di belakang kelas. Semalam ia sudah mendapatkan prosedur untuk bisa mengikuti pelajaran hari itu dari Jendral Fani. Ia segera melaksanakan piket pagi, yaitu menyapu. Selang 10 menit, ia sudah selesai piket. Setelah meletakkan sapu di tempat semula, ia duduk di bangkunya. Mengusap keringat di dahi, kemudian mengambil botol minumnya di dalam tas. Ia meminum air minum yang ia bawa.

"Capek ya lo?" tanya Fani. Ia yang duduk di meja kedua di depan Zen berjalan ke tempat duduk Zen.

"Ngapain lo? Mau ganggu gua lagi?" tanya Zen dengan pedasnya.

"Idih, kenapa lo balesnya kaya nggak suka aja ke gua?" Fani balik tanya.

Zen menutup botol mineralnya, kemudian menatap Fani lekat-lekat. Tatapannya yang datar tapi terkesan membunuh, membuat Fani gugup. Antara canggung dan ketakutan, tapi Zen tidak peka. Dia masih menatap Fani dengan tatapan yang menurut Fani sendiri adalah tatapan 'menawan', semenit kemudian Zen mengalihkan pandangannya ke kiri.

"Emang gua nggak suka sama lo," ucap Zen lirih.

"Hah? Apa apa? Nggak denger," kata Fani sambil mendekatkan telinga kepada Zen.

"Tolol! Udah sana balik ke tempat lo, jangan ganggu gua lagi dah." suruh Zen mengusir Fani.

"Ya Allah, nggak mikir apa kalau kata-kata lo bikin semua cewe sakit hati?" tanya Fani berjalan mundur beberapa langkah, ia menatap Zen dengan tatapan aneh.

"Hmm..." jawab Zen.

Beberapa menit kemudian, bel masuk berbunyi. Semua siswa masuk ke kelas masing-masing, guru bidang studi pun masuk ke kelas sesuai jadwal beliau. Untuk jam pertama dan jam kedua, kelas Zen akan diisi mapel bahasa Inggris. Pak Yudhis, guru mapel bahasa Inggris sudah masuk di kelas itu. Beliau mengucapkan salam lalu murid-murid menjawab salam beliau, setelah itu Pak Yudhis menyuruh ketua kelas untuk memimpin doa. Selesai berdoa, beliau memulai pelajaran.

***

"Yuhuu, jam kosong!!" seru seorang siswa dari kelas sebelah.

Kelas sebelah itu adalah kelas A, jam pertama dan jam kedua tidak ada yang mengisi. Sebenarnya bukan jam kosong, orang guru bidang studi kasih tugas kok. Mereka aja yang mengabaikan tugas itu, entah kapan mau ngerjainnya yang pasti bukan saat-saat ini.

Bu Putri, guru mapel IPS ada halangan sehingga tidak bisa masuk ke kelasnya. Guru mapel IPS yang sudah tua tapi masih energetic, cantik iya emang dia kan perempuan, ramah juga. Tetapi jangan terpedaya dengan kecantikan dan kemurahan hati beliau, jika beliau mengetahui jamnya malah digunakan untuk hura-hura bukannya menyelesaikan tugas darinya, siap-siap saja esok di jam pelajarannya akan ada lomba hafalan mendadak dan gratisss. Menang kalah sama saja, nggak ada yang namanya hadiah dalam bentuk benda. Cuman nilai.

Alvin duduk di tempatnya, ia membuka HP nya lalu mengonekkan ke internet. Sedetik kemudian, ia sudah berjelajah di dunia per-k-pop-an. Pertama-tama ia mengetik sebuah kalimat singkat atau kata kunci di pencarian youtube, yaitu 'Variety Show BTS'. Koneksi internet yang sangat bersahabat segera menampilkan banyak video tentang Vareity show boyband bernama BTS itu.

Otaku AreaWhere stories live. Discover now