"Lo nggak apa-apa?" tanya Mika.
"Gua fine..." jawab Zen, Mika diam. "Gua nggak terlalu fine kalau nanti mesti balik ke New York," imbuh Zen. Pandangannya menerawang.
"Lo tinggal di Jakarta setahun doang, dan lo emang belum bisa dianggap sebagai penduduk Indonesia." Sahut Mika.
"Hnn.. Kemungkinan gua UN di sana, deh." ucap Zen.
"Ngg..."
"Dan lo bakal kangen gua, hahaha..." tambah Zen lalu tertawa.
"Idih, sok dah." Balas Mika.
"Kelihatan dari wajah-wajahmu, kumulai bisa menebak menebak pikiranmu."
"Bah!"
Mereka segera meninggalkan bandara itu. Malam nanti, Zen dan kawan-kawan akan pergi. Bersama.
***
Malam Minggu ...
Entah karena dorongan apa, Ricky mengajak Fans Zayn untuk nonton di bioskop. Langsung saja tanpa aba-aba, mereka menyetujui usul Ricky itu. Mungkin ada member yang pada awalnya mengantuk, menjadi nampak bersemangat setelah membaca usul dari Ricky. (Chattingan tengah malam)
Oleh sebab itu, pukul 7.15 pm mereka para cowok kurbel dan kuker (gua ingatkan sekali lagi, kecuali Zen) berkumpul di depan rumah Zen.
Pukul 7.40 pm, sudah saatnya untuk berangkat ke bioskop. Sedari tadi, 25 menit lalu, para cowok itu bercerita dengan seru. Author tegaskan, mereka hanya bercerita selama 3 menit, kemudian mengambil HP masing-masing dan bergelut dengan game online yang saling terhubung antara HP satu dengan yang lain. Asep, Reno, Alvin, dan Ricky bermain game online dengan serius.
Mereka saling mengalahkan, selama nge-game mulut mereka tak bisa berhenti bicara. Zen hanya mengamati, game online di HP tidak terlalu menarik perhatiannya. Bagi Zen, game online yang paling seru atau menarik adalah game yang ada di PC/Laptop.
"Ayo, berangkat!" ajak Asep, ia memasukkan HP-nya ke saku celana.
"Ayo ajalah!" sahut Reno dengan mantap.
"Zen?" Ricky memandang Zen yang masih duduk sambil menatap layar HP.
"Hah? Kalian duluan aja, deh. Kayaknya motor gua habis bensinnya," ucap Zen kemudian.
"Jinjjayo?" tanya Alvin tak percaya. Asep, Ricky dan Reno tidak mengerti ucapan Alvin.
"Ha? Ngomong apaan lo? Jijay o?" Zen balik tanya.
"Engh, majide?" Alvin mengulangi.
"Maji maji," jawab Zen.
"Tapi lo mesti nyusul, awas kalau nggak nyusul waifu lo gua tikam!" ancam Asep.
"Koroshite yaru!" balas Zen.
Beberapa menit kemudian, teman-teman Zen sudah meninggalkan rumah. Mereka berangkat ke bioskop dengan berboncengan, Asep dengan Ricky, Alvin dengan Reno.
Zen mengunci seluruh pintu dan jendela di rumahnya, rumah ini akan kosong.
Zen berjalan menuju motornya, ia menaiki motor matic milik Umi. Setelah siap, ia mengendarai motor itu menuju rumah Zidan. Ia yakin kalau Zidan sudah menunggunya terlalu lama, mungkin dia akan dapat amarah dari pak ketua itu.
YOU ARE READING
Otaku Area
Teen FictionSeorang cowok blasteran JKT-NYC yang sangat menyukai Anime. Kisah bermula ketika ia berusia 16 tahun, ia duduk di kelas X-IPS1 di salah satu SMA yang berdiri di Jakarta. Pada awalnya, kisah ini terasa seperti drama. Namun, di akhirnya... something...