Malam itu, Zen mengerjakan tugas di laptopnya. Ia harus mencari materi di internet, sebab materi di buku paket belum lengkap. Apalagi kalimat di buku itu tidak efektif dan formatnya terlalu ribet.
Setelah me-copy materi di internet, Zen me-paste-nya di microsoft words. Lalu ia membenarkan atau lebih tepatnya mengedit hasil copy paste-nya itu, ya, cukup memakan tenaga. Khususnya tangan kanannya yang mengeklik mouse berulang kali, lalu menggeser-geser mouse. Sesekali Zen mengeluh karena ia salah mengedit.
Tugasnya tidak hanya itu, masih banyak dan semua harus dikerjakan di laptop. Niat awal Zen akan menghentikan mengerjakan tugas ini pukul 09.30 pm, tetapi kenyataannya tidak. Sekarang sudah pukul 10.45 pm dan dia masih di depan laptop kesayangan, bodo amat dengan suara horor di luar entah itu kucing bergelud, ayam berkokok tak tau waktu, atau suara jangkrik. Zen hanya fokus dengan tugasnya itu.
Beberapa menit kemudian...
"Hmm.. Kangen someone." Gumam Zen, ia menopang dagu dengan tangan kiri. Tangan kanannya me-close aplikasi yang tadi ia buka.
Zen menggeser mouse lalu mengeklik aplikasi Skype. Dia hanya sekadar membuka, dia sendiri tidak tau alasan membuka aplikasi itu. Tiba-tiba ada panggilan masuk di aplikasi itu, Zen membukanya. Oh, ini benar-benar pas! Zen mengucapkan hamdalah berkali-kali, ia merasakan detak jantungnya yang tak karuan itu.
"Halloo..." sapa orang yang terpampang di layar laptop Zen.
"BROTHER!! OH MY GOD! IS THAT YOU!" balas Zen dengan berteriak, tak peduli itu mengganggu orang tuanya atau tidak.
"Calm down..." kata orang itu.
"I VERY VERY MISS U! MISS U SO MUCH, BROTHER!" ucap Zen lagi.
"Hmmhh... You can call my name, not always brother and brother. Annoying!"
"I'm sorry, but I miss you. Okay, okay, I will call you Alli, fix." Jawab Zen.
"Good. Zayn, how are you?" -Alli.
"I'm very well. When will you return to Indonesia? Don't you miss me?" -Zen.
"I don't know, maybe next Eid Mubarak. Wait, what time is it?" -Alli.
"Hmm, 11.30 pm. Why?" -Zen.
"You should go sleeping, right now!" -Alli.
"Baka, later." -Zen.
"Go to sleep, Zayn..." -Alli berlagak seperti Jeff the Killer.
"Later, onii-san..." -Zen melambatkan suaranya.
Ekspresi wajah Alli menjadi rada sengak, tiba-tiba sambungan terputus.
"Gaje banget lo, bang." Ucap Zen.
***
Keesokan harinya...
Saturday Morning🌅Zen pergi ke supermarket, tepat pukul 8 pagi. Dia hanya sendirian, Umi dan Abi sedang berkemas karena nanti siang mereka akan pergi ke rumah saudara. Zen sendiri, ia tidak berkeinginan pergi ke rumah saudara, lebih tepatnya ia belum berkeinginan. Dirinya lebih mengutamakan UKK yang akan dilaksanakan beberapa hari lagi.
Sesampainya di parkiran motor supermarket, Zen segera turun dari motor lalu masuk ke dalam. Pertama yang harus ia beli adalah ramen, sudah lewat 2 minggu sejak ia mengonsumsi ramen. Biasanya ia hanya akan membeli cup ramen kecil, tetapi jika sedang gila-gilanya dengan ramen maka ia akan membeli yang jumbo.
"Yaelah, kok cuman ada yang karinya putih, sih? Nggak suki..." gerutu Zen begitu melihat deretan cup ramen yang warna karinya adalah putih.
YOU ARE READING
Otaku Area
Teen FictionSeorang cowok blasteran JKT-NYC yang sangat menyukai Anime. Kisah bermula ketika ia berusia 16 tahun, ia duduk di kelas X-IPS1 di salah satu SMA yang berdiri di Jakarta. Pada awalnya, kisah ini terasa seperti drama. Namun, di akhirnya... something...