5~ Luna Voulegard

29 6 2
                                    

"Kek, dia itu temanku," jawab lunar pelan.

"Lalu, kenapa ditinggal di depan rumah?" Tanya kakeknya dengan nada yang sedikit tegas dan membuat lunar menunduk takut.

"J-jadi gini ceritanya-.." ucapan lunar terhenti karena jeremy menyela perkataan lunar.

"Kakek sudah tau semuanya" jawab kakeknya santai.

Lunar membulatkan matanya. Pasti arneyva telah menceritakan semuanya kepada kakeknya itu. Entah apa yang akan dilakukan oleh kakeknya itu sekarang,.

"Hm, kalau boleh tahu, kamu bersekolah dimana?" Tanya jeremy pada Arneyva yang sedari tadi menyimak percakapannya dengan cucu gadisnya itu.

"Se-sekolah? Apa itu?" Tanya arney bingung. Baru pertama kalinya dia mendengar kata sekolah. Di hutan dia tidak pernah bersekolah. Jadi wajar jika di kota dia tidak mengetahui apa arti sekolah.

Jeremy dan lunar mengerutkan keningnya. Bingung. Keduanya bingung dan akhirnya ekspresi wajah lunar lah yang paling cepat berubah normal. Ia beranggapan bahwa karena tinggal di hutan makannya arney tidak tahu arti sekolah.

"Apa maksudmu? Apa kamu tidak tahu arti sekolah?" Tanya jeremy tudak percaya. Bagaimana seseorang sebesar arney tidak mengerti arti sekolah?

"Kek, jadi maksudnya mungkin dia dulu tinggal di tempat terpencil dan nggak ada sekolah disana. Makannya dia nggak tau arti sekolah," jawab lunar asal agar jeremy tidak mengetahui asal arney dari hutan. Arney bilang bahwa dia lah orang asing pertama yang tahu bahwa arney berasal dari hutan.

Jeremy tambah mengerutkan keningnya kedua anak muda yang sedang duduk di depan dan sampingnya ini sangat membingungkan sikapnya dari tadi.

"Kek, maaf tadi aku lupa mengajak arneyva masuk. Aku kangen banget sama semuanya sampai-sampai lupa kalau arney yang udah nolong aku." Cerca lunar sambil sedikit menunduk dan merasa sangat bersalah kepada arney karena tidak sengaja telah mengabaikannya tadi.

"Tidak apa-apa, bukan salahmu sepenuhnya," ucap jeremy pelan. Dia tahu bahwa lunar pasti merasa sangat bersalah.

"Dari mana asal mu?" Tanya jeremy lagi pada arneyva.

"S-saya dari-"

"Dia dari  desa di dekat hutan kek" cerca lunar cepat.

"Lunar, bisa diam sebentar? Kakek sedang bertanya pada arney" suruh kakeknya tenang.

Dan lunar hanya pasrah dan mengangguk berharap ini cepat selesai.

"Baiklah. Bagaimana sebagai tanda terima kasih karena telah menjaga dan mengantarkan lunar kembali, kamu akan saya sekolahkan. Di sekolah lunar" ucap jeremy pada arneyva.

Arneyva  mengerutkan keningnya, ia masih belum mengerti arti dari sekolah.

Dan lunar memberi isyarat agar arneyva mengiyakan tanda terimakasih kakeknya.

Jeremy tersenyum atas respon arney yang mengangguk tersenyum.

"Baiklah kalau begitu, akan aku beri tahu setelah proses pendaftaranmu selesai."

Arneyva mengangguk patuh dan segera bangun dari sofa yang baru saja ia duduki. Dan diikuti arney dan kakeknya.

"Maaf, saya harus pulang ke rumah. Kakek pasti menunggu saya."

"Oh, apa aku bisa menemui keluargamu untuk membicarakan hal ini?"

"Aku hanya punya seorang kakek."
"Baiklah. Aku akan bertemu dengan kakekmu nanti"

Lalu arney berjalan keluar dari rumah besar itu dan diikuti lunar dibelakangknya.

"Makasih ya" ucap lunar sambil tersenyum. Dan dibalas senyuman oleh arney.

ARNEYVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang