3~ Lunar..., cepat pulang.

28 5 1
                                    

Gadis itu menoleh ke belakang dan melihat arneyva mendekat ke arahnya. Dia terkejut dan gugup.

"Ma- maaf, aku masuk ke dapur ini tanpa izin" ucapnya dengan nada takut.

Aneh, kenapa tiba-tiba gadis ini menjadi sopan dan sangat ramah. Apa seseorang bisa berubah secepat itu?
Pikir arney.

"Tidak apa-apa, tidak usah gugup begitu."

"Kau sedang apa?" Tanya arney

"Aku sedang memasak" ucap lunar dengan malu-malu. Menurutnya masuk ke dalam ruangan di rumah orang lain tanpa sepengetahuan tuan rumah adalah hal yang tidak sopan. Tapi mau bagaimana lagi? Tangannya sudah gatal ingin memasak sesuatu. Ini biasa dilakukannya di rumahnya, tapi sekarang dia belum bisa pulang.

Arney nampak mengerutkan keningnya. Bagaimana gadis tidak tau tata krama dan berbicara dengan kasar bisa memasak dan bersikap ramah seperti ini?

"Kau bisa memasak?"

Lunar menatap arney dan menganggukan kepalanya.

"Bagaimana bisa?"

"Karna aku suka masak dari kecil"

"Ah, maksudku bagaimana gadis tidak tau sopan santun yang baru aku temui kemarin bisa memasak dan bersikap se ramah ini sekarang?" Tanya arney yang sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya dengan sikap gadis yang sedang menatapnya di depannya ini.

"Hah? Aku nggak sopan? Kapan sebenarnya aku ketemu kamu?"

Arney semakin kebingungan dibuatnya. Apakah efek dari pingsan kemarin malam makannya gadis ini tidak mengingat pertemuannya kemarin sore. Dan arney baru tau kalau kemarin malam gadis di depannya ini pingsan bukan tertidur. Kakeknya lah yang mengatakannya.  bahwa gadis itu pingsan. Arney memang tidak bisa membedakan antara pingsan dan tertidur karna di hutan ia tidak pernah mendengar kata pingsan.

"Apakah kau lupa ingatan karena pingsan kemarin malam?" Tanya arney

"Hmm, nggak" jawab lunar.

Apa sebenarnya yang terjadi ini kenapa sangat aneh, tidak lupa ingatan tapi tidak mengingat apapun. Tapi sudahlah itu tidak penting, lagipula bagus kalau seseorang berubah sikapnya menjadi lebih baik.

Sejenak aktivitas mereka dengan pikiran masing-masing terhenti karena mereka mencium bau hangus. Dan ternyata ayam goreng yang di masak oleh lunar berubah menjadi gosong.

"Yaah, gosong deh." Ucapnya dengan raut wajah sedih. Padahal ia sudah meracik bumbu rahasia terlezat nya untuk membuat ayam ini.

"Ada apa? Kenapa masakanmu berbau tidak sedap?" Tanya arneyva sambil melirik ke arah masakan lunar yang gosong.

"Ini namanya hangus, nggak bisa dimakan" ucapnya kecewa.

"Buat lagi saja"

Lunar hanya menggelengkan kepalanya.

"Kenapa?" Tanya arney.

"Oh, iya. Kita belum kenalan kan? Kenalin, namaku Lunar" ucap lunar seraya mengangkat tangannya hendak menjabat tangan Arney dan berusaha mengalihkan pembicaraan.

Arney pun tersenyum manis dan menyambut tangan Lunar dengan senang hati. "Arneyva. Cukup kau panggil Arney".

"Oh ok. Tapi namamu unik ya" ucap luna tersenyum dan dibalas senyuman oleh arney.

"Baiklah, bagaimana kalau kita duduk dan berbincang dulu di ruang tamu?
Tenang saja aku tidak macam-macam dan akan mengantarkanmu pulang. Percayalah." Ucap arney sambil tersenyum manis. Entah kenapa hati lunar luluh melihat senyum itu.

ARNEYVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang