7~ pembunuh?

15 2 0
                                    

"Rel, kita akan kemana nih?"

"Udah, lo tenang aja, kita bakalan senang-senang malam ini. Lo tinggal menikmati doang kok, lo mau jadi teman kita kan? Jadi lo harus nurut apa kata gue" ucap farel yang sedang menyetir mobil dengan senyum sinisnya. Egi dan dika juga ikut malam itu, mereka ingin lihat apakah rencana bos mereka berjalan mulus atau berakhir tidak sesuai rencana.

Arneyva hanya menganggukan kepalanya. Dia merasa hal yang tidak baik akan terjadi, tapi segera ia tepis pemikiran itu jauh-jauh. Ini demi menjadi teman farel, setelah ia jadi teman dekat farel, dia akan diajari bermain bola basket olenya.

Sekarang keempat pemuda itu sudah sampai di night club terkenal di kota itu. Dari luar kesannya sangat mewah. Arneyva jadi kagum sendiri melihatnya, tapi yang dia tidak suka, ia melihat para gadis yang memakai pakaian yang seperti kekurangan bahan. Terlalu pendek dan sexy, bahkan ada yang berjalan tidak beraturan dan seperti mau tumbang saat di dorong sedikit.

"Let's play bro" ujar farel dengan senyum sinis dan berjalan ke masuk ke dalam club malam itu. Lalu diikuti dika, egi dan arneyva. Disana yang raut wajahnya paling aneh dan unik adalah arney. Bisa dilihat dari bagaimana ekspresinya berubah-ubah sejak tadi. Terkadang ekspresi kagum, dan terkadang ekspresi tidak suka.

Bau alkohol disana sangat menyengat. Banyak orang berdesakan untuk berdisco.

"Rel, kamu membawa aku kemana ini?" Tanya arney lagi yang tidak mengerti dengan tempat ini. Di hutan tidak ada tempat seperti ini. Inilah pertama kali arney melihat tempat seperti ini.

"Sans bro, nikmati aja" ujar farel santai sambil meminum minuman yang disediakan bartender disana.

Arney juga melihat dika dan egi sudah pergi ke tempat orang ramai untuk ikut disco dan farel hanya minum.

"Lo mau minum? Atau mau ikut Dika sama Egi?"

"Ini minuman apa?" Tanya arneyva sambil melirik ke arah alkohol yang diminum Farel.

"Coba aja dulu, lo pasti ketagihan" ujarnya tersenyum sinis.

Lalu arney mengangguk dan meminum sedikit alkohol itu. Dan rasanya diluar dugaan arneyva. Sangat-sangat buruk. Ini adalah minuman terburuk dan terjelek rasanya yang pernah arney minum. Bahkan ramuan terpahit yang dibuat kakeknya di hutan rasanya lebih baik dari pada alkohol ini.

Farel tertawa kecil melihat ekspresi arneyva setelah meminum alkohol itu. Arney ternyata masih sangat polos. Kalau begini susah untuk membuat arneyva cocok berada diantara farel dan teman-temannya.

Lalu suatu cara terbesit di otak farel. Mungkin ini memang berdosa, tapi akan sangat seru, baginya.

"Ar, lo mau jadi temen gue kan?" Tanya farel.

"Mau lah, kan sudah aku bilang akan aku lakukan apapun untuk jadi temanmu"

Disinilah permainan farel akan dijalankan. Saat itu arney dipaksa secara halus untuk meminum alkohol itu dengan membohongi bahwa alkohol itu bermanfaat baik untuk tubuh. Tentu saja arney yang masih baru hidup di kota hanya bisa percaya kepada farel.

"Mau tantangan?" Tanya farel yang menatap arney yang saat tadi belum kehilangan kesadarannya. Karena untuk menjalankan rencananya, arneyva harus segera mabuk.

"Tantangan?"

"Hm, kita minum, yang paling banyak minum, dia yang menang. Dan kalau lo menang, lo bakal jadi temen gue." Tantang farel.

"Kalau aku kalah?"

Farel tersenyum picik "lo ikutin yang gue minta"

"Hm, baiklah"

ARNEYVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang