8~ janji arneyva kecil

16 3 0
                                    

Hening. Lunar sedikit takut, dan air mata yang sejak tadi mengalir sudah hampir mengering di pipinya. Dan arneyva merasa bingung. Tapi lunar merasa sedikit tenang ada di dalam gubuk arneyva di dalam hutan. Sebenarnya lunar bingung, bagaimana bisa orang tinggal di dalam hutan? Apakah tidak ada hewan buas di hutan ini? Lunar sendiri sangat terkejut saat arneyva mengajaknya ke dalam gubuknya ini.

Arneyva menatap api unggun yang memberi batas duduk pada mereka. Lunar duduk di seberang tempat arneyva duduk. Lunar belum mau menceritakan apa yang terjadi, dan arneyva harus menunggu agar lunar benar-benar merasa tenang.

"Lunar" panggil arney pelan.

Lunar yang tadinya menunduk langsung menoleh ke arah mata biru laut di depannya. Lunar mengakui mata arneyva sangat indah, bahkan terlihat bercahaya saat terkena sinar dari api unggun.

"Kamu sudah merasa tenang?" Tanya arneyva lagi.

Lunar tidak menjawab, hanya menatap mata indah milik arneyva. Dan arneyva menghela napas, tiba-tiba dia mengingat sesuatu di masa lalunya, saat masih berumur 8 tahun.

Mengapa wajah Lunar sangat mirip dengan gadis itu? Gadis kecil yang membuatnya berjanji dan janji itu yang selalu ia mimpikan setiap malam tidurnya.

saat keduanya melakukan kontak mata, tiba-tiba tempat itu gelap, Lunar dan Arneyva terkejut. Lunar ketakutan, ia sangat takut di tempat gelap itu, terlebih di dalam hutan. Dan Arneyva panik karena takut dan khawatir Lunar menangis lagi.

"A-arneyva, aku takut," ucap lunar parau.

Lunar segera berjalan mencari keberadaan Arney sambil meraba-raba semua hal yang ia lewati. Dan saat merasakan sebuah jemari besar lunar langsung menggapainya, dan tangan itu menarik tangan lunar dan memeluk tubuh ramping lunar.

Mereka saling memeluk, lunar merasa sangat nyaman di dalam pelukan itu.

"Kamu tidak kenapa-napa kan?" Tanya arneyva cemas. Entah kenapa rasanya sangat tidak nyaman melihat Lunar menangis, dan rasa ingin melindungi Lunar sangat besar.

Lunar tidak bersuara, hanya mengangguk.

"Mmm, bagaimana kalau kita pergi ke suatu tempat? Di dekat sini," ajak arneyva untuk menenangkan lunar yang masih menangis. "Mungkin kamu bisa tenang dan menceritakan semuanya.".

Apa yang dikatakan arneyva benar juga, tidak ada salahnya ia mengikuti kemana Arneyva mengajaknya lagipula arneyva bukan orang jahat yang akan menculiknya jadi Lunar tidak perlu merasa khawatir.

Lantas lunar menganggukan kepalanya,"iya" ucap lunar dan Arneyva bangun memberikan uluran tangannya pada lunar untuk ikut bangun, lunar mengelap sisa air mata di pipinya dengan punggung tangannya lalu menyambut uluran tangan arneyva.

"Ayo" mereka bergandengan tangan menuju tempat yang Arney katakan.

***

Lunar terpaku melihat pemandangan di depannya ini, sekarang mereka sedang ada di pantai. Arneyva merasa gemas sendiri melihat wajah lunar yang seperti itu. Rasanya ia ingin selalu menatap wajah manis dan cantik, lunar. Rambut lunar yang di gerai bergerak-gerak terbawa angin, dan entah kenapa itu membuat kecantik natural lunar semakin terpancar, dan ingin rasanya arneyva membelai rambut indah itu.

Terlebih lagi langit gelap dihiasi gemerlap cahaya bintang dan indah nya bulan yang menambah kesan indah pada tempat itu.

"Cantik" tanpa sadar arneyva mengucapkan satu kata itu. Memang sangat pelan namun tetap bisa di dengar oleh lunar. Setelahnya lunar menoleh ke arah arneyva kala mendengar arneyva mengucapkan sesuatu,.

ARNEYVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang