Aku sudah rapih dengan pakaian casual ku, hari ini kami akan pergi berjalan-jalan. Aku dan Rendy, kami akan pergi bersama untuk yang terakhir kali, sebelum kepergian ku.
Aku menunggu rendy di ruang tamu, kali ini dia yang akan menjemput ku ke rumah karena papah sedang pergi ke luar kota. Aku memainkan ponsel ku mengecek takut jika ada notif dari rendy.
Ting tong ting tong !!!
"Sebentar." teriak bi sumi dari arah dapur.
"Nggak usah bi itu rendy biar aku saja yang buka, bibi balik lagi aja ke dapur." ucap ku ketika melihat bibi sumi dari arah dapur.
"Baik non, permisi." ucapnya dan balik lagi ke dapur."Hey, sudah sampai. Cepat sekali." ucap ku saat membuka pintu terlihat rendy sedang berdiri di depan pintu.
"Kirain aku yang buka pintu papah kamu." ucap rendy
"Ya kali, papah kan lagi keluar kota." ucap ku sambil memukul lengannya dengan tas selempang ku.
"Aduh, aduh maaf ampun. Udah ayo kita berangkat." ucapnya saat aku terus menerus memukulnya tapi itu tidak akan terasa sakit jika manusia semodel rendy yang dipikul.
"Baik ayooo!!!!" ucap ku semangat dan menggandeng tangannya pergi ke arah motor black miliknya.
"Ayo black kita berangkat." ucapnya setelah memakaikan aku helm.Sepeda motor ini terus melaju hingga kearah pesisi kota yang tidak terlalu banyak kendaraan yang memadati jalanan tersebut. Terdengar suara gemuruh, dan hawa angin yang sangat sejuk menerpa kami.
"Kita akan pergi kemana ren." ucapku
"Sebentar lagi juga sampai." ucap rendy, dan benar dugaan ku kami pergi ke pantai.
"Kenapa kita kesini?" ucap ku tidak suka."Kenapa, kau tetap tidak suka?" tanya rendy
"Tidak aku tidak membawa baju ganti, dan aku sedang tidak ingin main basah-basahan." ucap ku kesal, dan rendy menghentikan sepeda motornya."Ayo turun." ucapnya setelah membukakan helm yang aku pakai.
"Tidak mau. Kita ke tempat lain yah." ucap ku memasang pupy eyes ku.
"Ya sudah kalo nggak mau turun gakpapa biar aku aja sendiri." ucap rendy melenggang pergi.
"Fine. Aku ikut." ucap ku dan langsung pergi meninggalkan rendy di belakang."Mau menyebrang pulau?"tanya rendy setelah dia berjalan sejajar dengan ku.
"Ya, aku mau." ucap ku antusias saat rendy mengajak ku menyebrang pulau. Sekarang kami sedang berada di perahu akan pergi ke pulau sebelah."Nah kalo ngambek jangan lama-lama sweet." ucap rendy sambil menoel dagu ku.
"Apaan sih diem, rame tau malu." ucap ku kesal, dia merayu ku saat di tengah-tengah banyak orang, dan sialnya lagi banyak sekali pasang mata yang melirik bahkan ada pula yang menatap ku secara terang-terangan.
"Nggak nyaman?" tanyanya sambil melirik sekitar kami. Aku hanya memutar bola mata ku dan melihat lautan lepas, sesekali aku mencelupkan tangan ku kedalam air laut dan rasanya dingin."Ayo hati-hati." ucap bapak-bapak yang menjaga perahu itu.
"Nggak pak, saya takut jatoh, saya nggak bawa baju ganti." ucap ku tenang.
"Ayo mell turun cepetan, serius nggak mau turun?" ucap rendy sambil tersenyum miring ke arah ku, dan alarem tanda bahaya ku segera berbunyi.
"Ya baiklah aku turun." ucap ku kesal, sembari menghentakkan kaki ku dan sial aku hampir terjatuh jika tidak ada abang-abang partner perahu ini.Seketika tawa rendy membeledak dan semua orang yang ada memperhatikan kami, aku hanya terdiam kesal dengan sikap rendy yang tertawa tidak tau tempat dan situasi.
"Kamu ini bukannya bantuin aku."ucap ku kesal.
"Hahaha makasih ya bang." ucap rendy berterima kasih kepada abang-abang yang menolong ku tadi.
"Iya nggak apa-apa mas." ucap abang perahu itu.
"Udah lah, ayo." ucap ku menarik lengan baju rendy."Mau mencoba wahananya." tanya rendy menunjuk bananaboot, motorboot, dan donatboot.
"Aku kan nggak bawa baju ganti rendy." ucap ku kesal, seharusnya dia bilang jika kita akan pergi ke pantai, setidaknya aku membawa baju ganti.
"Sejak kapan kamu ribet kaya gini sih, ya udah kita beli baju aja susah amat." ucap rendy dan menarik ku kedalam pusat perdagangan pantai tersebut.Semua wahana sudah kami coba dan sekarang aku sedang bermain air bersama para wisatawan lain, sedangkan rendy ikut bermain volly dengan wisatawan lain juga.
"Ren aku bosan." ucap ku saat rendy menghampiri ku dan ikut berbaring di pasir putih ini.
"Mau berkeliling?" tanyanya
"Boleh." ucap ku dan langsung berdiri, kami berjalan bersampingan seperti pulau ini hanya milik kita berdua, sangat bahagia.Tidak terasa matahari sudah terbenam di ufuk timur dan kita masih menikmati senja, melihat ketenangan air laut yang sudah sedikit pasang. Tetapi kita tetap duduk disana, diatas karang besar.
"Kita harus pulang, jangan terlalu malam perjalanan kita lumayan jauh." ucap rendy berdiri dan diikuti oleh ku dari belakang.Kita kembali ke pulau di mana awal kami datang, tidak lupa kami makan malam bersama di sebuah warung lesehan memesan makanan ikan laut, ditemani semilir angin laut, dan deburan ombak yang telah pasang.
"Kita pulang sekarang." ucap rendy setelah kami selesai makan malam, dan meminta bill dari makanan ini.
"Ayo, kita pulang. Aku juga udah cape banget." ucap ku, dan kami pergi ke tempat parkir motor.~~~~~~~
Rendy kembali mengantarkan ku sampai rumah, karena aku pikir papah belum pulang dari urusan bisnisnya di luar kota, sampai saat kami tiba di depan rumah, dan ternyata papah sudah ada di sana sedang memandang tajam kearah kami.
"Dari mana saja kamu, kenapa jam segini baru pulang? Naik motor pula. Kamu itu perempuan melly." ucap papah tajam.
"Om maaf tadi kami—"
"Saya bukan berbicara dengan Anda, tapi dengan anak saya." potong papah saat rendy akan menjawab pertanyaan itu.
"A-aku, kita baru saja pulang dari suatu tempat, pah. Aku kira papah belum pulang." ucap ku.
"Kau seharusnya tau diri, mengembalikan anak perempuan tidak sampai larut malam seperti ini." ucap papah mengabaikan penjelasan ku dan malah menunjuk ke arah rendy."Maaf om saya tidak bermaksud seperti i-"
"Pah ini salah aku, jadi jangan nyalahin rendy." ucap ku memotong pembicaraan rendy yang belum selesai.
"Ini yang papah tidak suka dari kamu, sejak kamu mengenal anak ini, kamu jadi tidak sopan kepada papah, kamu jadi pembangkang, bahkan kamu bernada tinggi saat berbicara sama orang tua kamu sendiri." ucap papah marah besar."Om saya bisa menjelaskan semuanya."
"Saya tidak butuh penjelasan dari Anda, memangnya Anda siapa berani sekali menentang saya." ucap papah semakin marah.
"Pah please, dia pacar aku, dia Rendy jadi dia berhak, lagi pula dia bukan ingin menentang,dia hanya ingin menjelaskan, itu saja."ucap ku tidak tahan."Kamu—” ucap papa sambil hendak menampar ku, jika saja rendy tidak menghalanginya
"Om stop." ucapnya
"Kenapa pah, kenapa? Tampar aku, jika papah emang sudah kesal sama aku, tapi papah jangan sakiti rendy dengan kata-kata pedas papah." ucap ku sambil menangis.
"Kamu ini, kamu tidak bisa lihat kakak kamu, dia sukses di waktu mudanya sekarang.""Dan dia tidak pernah di kabarkan punya hubungan dengan lelaki lain bukan. Itu semua karena dia terlalu menurut sama papah, dia terlalu takut untuk menentang papah."
"Mell" ucap rendy.
"Kenapa papah nggak jodohin anak kesayangan papah aja, jangan aku.""Melly jaga ucapan kamu!!!" teriak papah
"Jangan karena kak Khatrin mengikuti jejak papah jadi pembisnis, aku pun sama harus menjadi pembisnis, aku punya tujuan sendiri, aku punya cita-cita sendiri. Papah terlalu egois untuk hal itu." ucap ku, amarah ku membeludak saat papah membawa-bawa nama Khatrin.
"Jangan membicarakan keluarga kita di depan orang lain melly.!"ucap papah."Siapa pah siapa? Rendy, iya? Sudah aku bilang berapa kali kalo dia itu pa—"
"Kalian sudah tidak punya hubungan apapun lagi sejak malam ini, papah yang memutuskan semuanya. Pemberangkatan kamu di percepat sampai lisa, kamu akan resmi di jodohkan tanpa ada pertunangan.""Sekarang pergi ke kamar, dan kau silahkan pergi dari rumah ini." ucap papah final, dan ini bagaikan penyerangan jepang ke angkatan laut Amerika di pearl harbour secara tiba-tiba, hati ku bagaikan hancur menjadi serpihan-serpihan benda yang habis di terpa bom, air mata ku terus mengalir sampai akhirnya kepala ku berdenging dan semuanya gelap. Aku hanya mendengar rendy dan papah berteriak memanggil nama ku.
"Melly......"Tadaaaaaaaa
Up dua kali sekaligus😂
Votement ya🌟🌟🌟⭐⭐⭐

KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me Away
Science FictionMenunggu bukan hal yang mudah tetapi butuh perjuangan yang harus dilewati. Perjuangan akan membuahkan hasil yang bagus, jika proses yang kita gunakan benar-benar untuk mendaki suatu hal yang baik.