Part 9

7 1 0
                                    

"Mell segera bersiap-siap kita akan take off 3 jam lagi, papa akan pergi dulu. Kita akan bertemu di bandara, kamu akan diantar oleh Rio?" ucap papa teriak dari luar.

Aku hanya terdiam menatap kosong kesegala arah dikamar ini. Aku mendengar suara laju mobil papa yang sudah pergi. Aku kembali terfokus kepikiran ku, kamar yang selalu menemani ku, tempat yang selalu jadi saksi bisu perasaan ku baik susah atau senang. Semua kenangan yang tersimpan dikamar ini akan hilang dan akan terkubur sampai aku kembali lagi kesini. Aku berharap semoga aku bisa menginjakan kaki ku lagi disini kelak meskipun aku pasti akan kembali kesini.

Aku berfikir akan menelpon rendy sebelum aku pergi dan memberikan semua barang yang sudah ia berikan selama ini kepada ku. Aku hanya menyimpan foto kita berdua dan kalung hati yang rendy berikan sebagai hadiah karna aku menunggu ia membereskan tugas kuliahnya dan aku ikut menemaninya karna itu yang ia mau.

Semalam saat aku pingsan papa yang membawaku ke kamar dan Rendy dia pulang atas perintah papa yang tidak bisa ditolak, aku sudah tau itu akan terjadi. Aku memutuskan akan menelpon Rendy sekarang.

"Hallo ren"

"...."

Aku mohon bicara lah ren, aku mohon.

"Baiklah ren, aku ingin bertemu dengan mu ditempat biasa sekarang. Aku harap kau datang, karna aku mencintai mu dan ingin memeluk mu untuk yang terakhir kalinya sebelum aku pergi. Aku menunggumu ren.
I love u."

Aku merasa sangat berat, seperti aku sedang memikul berpuluh puluh karung beban. Rendy tidak berbicara sekalipun kepada ku. Tapi aku tetap harus bertemu dengannya. Aku harus kuat, semuaya demi rendy aku tidak boleh menangis didepannya.

Aku menoleh ke arah jendela yang menampakan langit yang sangat mendung sepertinya langit mengetahui semua isi hatiku yang sedang menangis. Aku tidak peduli hari ini akan turun hujan atau tidak, aku sama sekali tidak takut untuk hal itu yang aku takutkan rendy tidak menemui ku.

Aku sudah menunggu lama rendy disini ditempat yang dulu kita temui. Aku sudah menggu dia sangat lama, dan waktu ku untuk pergi tinggal dua jam lagi. Dan itu artinya aku sudah menunggu satu jam disini.

aku menghelakan nafas berat ketika hujan turun tanpa kompromi dan tiba-tiba besar. Aku segera memakai payung untuk menghalau hujan turun ketubuh ku sampai sangat basah, tapi aku harus menunggu rendy aku tau dia pasti akan datang.

POV Rendy

Aku melihat seorang gadis yang sedang berdiri membelakangi ku sambil memegang payung, tapi baju nya sudah basah karena derasnya air hujan yang turun.

Aku sangat tidak tega melihatnya seperti itu. Aku tau dia kedinginan badan nya bergetar seakan akan dia sedang berusaha melawan rasa kedinginan itu. Aku berjalan mendekatinya. Rasanya aku ingin sekali memeluk dan merengkuhnya saat tadi juga. Tapi aku tidak bisa, aku memilih bediri disampingnya.

"R-rendy.... A-aku tau pasti kau datang dan menemuiku. Aku tau itu" ucap melly sambil terbata-bata, sepertinya dia menahan tangisnya.

Aku sudah tidak bisa menahan ini lagi. Aku sudah tidak kuat melihatnya seperti ini. Aku langsung memeluknya erat dan dia pun memeluk ku dengan sangat erat seakan-akan dia tidak ingin melepaskan pelukan ini. Dia sudah tidak peduli akan hujan yang membasahi kami. Aku merasakan dia terisak dipelukan ku. Aku tau itu.

Perlahan dia merenggangkan pelukan kami dan dia tidak terlalu terisak lagi, dia sudah sedikit tenang sekarang. Dia mendongakkan wajahnya dan aku bisa melihat wajahnya yang sudah basah akan air mata dan air hujan. Rasanya aku sangat ingin membawanya pergi dan hidup tenang di sebuah kastil megah.

"Rendy aku sangat bahagia kau kemari. A-aku sangat bahagia bisa merasakan pelukan mu. Aku benar-benar bahagia. Semoga kau pun bahagia."

Aku sungguh tidak bisa berkata apa-apa kepadanya. Rasanya aku tidak ingin ia tinggalkan, dan tidak bisa hidup bersamanya, aku ingin membawanya pergi sampai tidak ada lagi yang mengetahui keberadaan kami, dan kami hidup bahagia bersama selamanya. Tapi aku teringat kata-kata ayahnya yang jika aku pikir itu benar. Aku harus bisa membuatnya bahagia sebelum aku bisa membahagiakan nya baik dari materi ataupun non-materi.

Take Me AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang