Papillon [21+]

123K 1.5K 36
                                    

Peringatan:

Konten yang tertera di bawah ini hanya untuk manusia berusia 21+

Jadi tolong kebijaksanaan

Papillon [Bebasnya Sang Kupu-Kupu]

*****

"Tuan putri menghilang!"

Teriakan salah seorang dayang istana bergema di seluruh kerajaan. Hari itu, semua orang  sibuk mencari tuan putri cantik yang tiba-tiba kabur tepat seminggu sebelum hari pernikahannya.

Seperti ada sebuah sihir yang membantunya lolos, entah mengapa menghilangnya tuan putri benar-benar tanpa jejak, membuat seluruh kerajaan gempar. Raja yang tahu anak sulungnya itu kabur menjadi murka.

"Cari dia ke seluruh pelosok negeri! Jika kalian pulang tanpa dirinya, akan kupenggal satu-satu kepala kalian!"

Titahnya terdengar mengerikan. Tindakan Sang Raja terdengar kejam jika dilihat dari satu sisi. Tapi, ia melakukan itu bukan tanpa alasan. Jika putri sulungnya itu tidak diketemukan, maka pernikahan dengan kerajaan barat tentu akan dibatalkan.

Jika itu sampai terjadi, Sang Raja sudah tahu apa akibatnya. Perang besar-besaran dan kepalanya sendirilah yang akan menjadi taruhan.

*****

Berbekal jubah merah, tuan putri kabur ke arah Hutan Timur. Tidak akan ada yang bisa menemukannya di sana, karena sejak zaman kakeknya, Hutan Timur menjadi hutan terlarang bagi para warga.

Banyak desas-desus yang beredar. Mulai dari monster hutan, penyihir hitam, hingga adanya pasukan hewan liar di tempat itu. Seram, sih ... tapi, tuan putri tidak lagi peduli. Mati di hutan jauh lebih baik dibanding menikah dengan Raja Egois dari Barat.

Bayangkan saja, ia itu sudah tua. Mungkin sekitar lima puluh tahunan. Lalu, dengan seenaknya ia mau menjadikanku sebagai selir, hah? Itu namanya penghinaan dan aku tidak akan menerimanya! Jadi ini pilihan terbaik. Dengan beberapa emas yang kupunya, setidaknya aku bisa bertahan hidup cukup lama di sini. Mungkin sampai peperangan berakhir.

Dengan waspada, wanita itu terus masuk ke dalam hutan. Semakin dalam, membuatnya lupa bahwa pagi telah berganti menjadi malam. Membuat tuan putri sulit untuk melihat sekitar, karena ia tidak punya kayu maupun api. Satu-satunya penerangan yang wanita itu miliki hanyalah cahaya bulan.

Krungg!

Perutnya berbunyi. Tuan putri lapar. Sungguh lapar tepatnya. Tapi, sebelum mencari makanan, alangkah lebih tepat baginya untuk mencari tempat singgah terlebih dahulu.

 Tapi, sebelum mencari makanan, alangkah lebih tepat baginya untuk mencari tempat singgah terlebih dahulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[End] Ending SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang