Eps.1 Let's Play

6.2K 994 162
                                    

Minggu kedua di bulan april.
   
Doyeon, Jihoon, Mark, Lucas, dan Rocky pergi ke kantin kampus bersama, kebetulan masing-masing dari mereka tidak ada jam. Ya tepat tiga tahun setelah kejadian itu mereka melanjutkan hidup, setelah lulus SMA mereka memutuskan untuk melanjutkan kuliah di universitas yang sama. Doyeon dan Mark jurusan Psikologi, sedangkan yang lainnya mengambil teknik informatika, dan sekarang sudah semester akhir.

"Hai Tzuy, Chae," sapa Doyeon ketika melihat mereka duduk di salah satu meja kantin. Dan mereka memutuskan untuk bergabung.

"Eh Doy, hallo," Tzuyu tersenyum. "Hai Mark, Jihoon, Lucas, Rocky," sapa Tzuyu yang dibalas senyum dari mereka.

"Denger-denger sodara lo baru keluar direhab, emang bener?" Tanya Doyeon.

Tzuyu mengangguk, "bener kok, mau denger ceritanya gak?" Semuanya mengangguk.

"Tapi gak apa-apa nih lo cerita kayak gini?" Tanya Jihoon.

"Gapapa kok, nambah pengalaman juga buat kita,"

"Jadi gini, tiga tahun lalu sodara gue itu punya sahabat, sahabatnya banyak bisa dibilang semacam geng masa SMA. Sahabat-sahabatnya itu jago dalam segala hal, olahraga, pelajaran, musik. Sedangkan dia engga. Dari situ dia mulai iri sama sahabat-sahabatnya, mungkin ini bakal di bilang lumrah sama kebanyakan orang. Tapi bagi gue engga, hal yang dilakuin dia di luar yang gue bayangin."

"Dia nyusun rencana, gue sendiri gak tau ternyata rencana itu ngebuat dia masuk rehab,"

"Rencana apa?"

"Rencana bunuh temen-temennya,"

Semua terkejut. Mereka tidak percaya. Apa kisah yang Tzuyu ceritakan itu benar atau hanya akal-akalan saja.

"Rumah sakit nyatain kalo dia gangguan jiwa mungkin kita bakal bilang ini psiko, maka dari itu dia di rehab dan baru keluar kemarin." Tzuyu mengakhiri ceritanya.

Mark dan Jihoon bertatap, cerita yang Tzuyu ceritakan tidak jauh dari apa yang mereka alami tiga tahun lalu. Tepatnya saat Dino meneror mereka untuk mencoba menlenyapkan semuanya.

"Tapi Tzuy dia udah sembuh kah?" Tanya Rocky.

"Tempat dimana dia di rehab sih bilang dia udah sembuh, tapi gue gak yakin,"

"Menurut artikel yang gue baca dan cerita dari dosen, seorang psiko itu gak sepenuhnya sembuh kalo psiko dia udah parah tingkatnya," jelas Doyeon.

Tzuyu mengangguk, "dan gue yakin sodara gue belum sembuh,"

"Kenapa?" Tanya Chaeyoung.

"Dia ngerencanain bales dendam sama sahabatnya yang tersisa,"

***

Doyeon masuk ke kamarnya, ia lalu berbaring di kasur empuknya. Membiarkan rasa penat itu menghilang sejenak. Seharian ini dia di sibukkan dengan berbagai macam tugas juga tugas akhirnya.

Ting..

Doyeon mengambil ponselnya. Sebuah pesan singkat masuk, ia segera membukanya.

From : Tidak diketahui
Dare or Death?
12:59

Doyeon menutup ponselnya kembali, "palingan juga sms nyasar,"

Ting..

Ponselnya kembali berbunyi.

From : Tidak diketahui
Hai, udah lama ya, Doyeon.
13:01

Doyeon langsung bangun dari tidurnya. Ia terkejut. Sang pengirim sms itu tau namanya. Doyeon mencoba menetralkan degup jantungnya, mencoba untuk tidak memikirkan hal yang aneh-aneh.

"Ini kebetulan doang, ini kebetulan doang," Doyeon menghela nafasnya berulang kali.

Ting..

From : Tidak diketahui
Jangan kaget, Doy. Oh ya, lo kangen gue gak? Hehe
13:05

"Siapa sih? Ah bodo amat!" Doyeon menyimpan ponselnya di pinggirnya.

Tuk.. tukk..

Suara ketukan itu berasal dari jendela kamar. Doyeon menoleh, tidak ada siapapun. Ia mencoba memikirkan siapa yang mengetuk jendelanya. Tidak mungkin kan ada yang memanjat sampai ke lantai dua hanya untuk mengetuk jendela. Mana mungkin juga hantu, mana mungkin sesiang ini hantu sudah berkeliaran.

Tukk.. tukk..

Bunyi itu kembali. Kali ini buluk kuduk Doyeon berdiri, ia takut. Apa yang ia bayangkan terjadi. Doyeon meringsut, mengambil selimutnya lalu menutupi tubuhnya menggunakan selimut.

Ting..

From : Tidak diketahui
Jangan takut kali Doy, itu gue cuma ngecek aja. Permainan sebenarnya belum dimulai
13:07

Doyeon menggeleng. Tidak lagi.
"Kenapa dia bisa tau? Engga jangan lagi terror," Doyeon menggigit bibir bawahnya.

Ting..

From : Tidak diketahui
Let's play a game!
13:13

Seluruh tubuh Doyeon bergetar, ia sangat takut. Bahkan kini selimutnya menutup seluruh tubuhnya hingga kepala. Doyeon tidak ingin hal itu terjadi lagi sekarang. Sudah cukup.

"Doyeon,"

"Doyeon,"

"Doyeon,"

Doyeon bertambah takut saat sebuah suara memanggilnya. Ia takut bahwa itu sang peneror dirinya tadi.

"Doyeon,"

Lucas membuka selimut Doyeon dan melihat Doyeon meringkuk keatkutan sambil menangis.

"Doyeon,"

"Pergi sana," lirih Doyeon.

"Doy ini gue Lucas,"

Doyeon membuka matanya lalu melihat Lucas berada di sebelahnya terlihat menatap Doyeon khawatir. Doyeon lalu memeluk Lucas erat sambil menangis.

"Lo kenapa?" Tanya Lucas khawatir lalu membalas pelukan Doyeon.

"Gu-e takut Cas," jawab Doyeon lirih.

"Takut apa? Ada apa?"

Doyeon menunjuk ponselnya. Lucas mengambil ponsel Doyeon.

"Ada banyak sms yang di kirim tadi,"

Lucas lalu melihat semua sms itu ia membacanya satu-satu. Setelah membaca itu Lucas menggeram kesal.

"Apalagi ini?" Lucas menaruh ponsel Doyeon di nakas. Lalu menatap Doyeon.

Doyeon menggeleng, "gue gak tau,"

"Jangan takut, selama ada gue disini lo gak bakal apa-apa,"

Ting..

From : Tidak diketahui
Oh sekarang sama Lucas ya. Tenang, biar lo sendiri. Gue bakal bunuh Lucas dulu baru lo
13.25

Lucas melihat pesan itu, ia sekali lagi menggeram kesal.

"Doyeon, lo sendiri di rumah?" Doyeon mengangguk pelan.

"Gue gak akan biarin lo sendiri, ayo ikut gue!" Doyeon mengangguk lalu mengikuti tarikan Lucas keluar. Tidak lupa ia membawa tas selempang kecilnya.

Ting..

From : Tidak diketahui
Percuma, dimanapun kalian gue ada disitu juga
13:48

***

Tbc

Maaf baru lanjut ya 😂

Dare or Death © 2018

[2] Dare or Death || 99 line's ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang