Setelah aku gantung diri karena tidak mendapat balasan cinta darimu, aku ditawari Tuhan untuk dilahirkan sekali lagi. Karena kau sangat suka menggambar, aku memilih menjadi salah satu pensil warna yang terkurung di gelas kaca meja kerjamu. Namun, agaknya, aku cemburu pada pensil merah yang lebih sering kau gunakan.
Lalu aku meminta kepada Tuhan agar menjadikanku sebagai pensil merah. Beberapa hari setelahnya, kau berubah bosan, kemudian mulai menyukai pensil cokelat dan menggunakannya sangat sering.
Aku pun meminta Tuhan untuk menukar diriku menjadi pensil cokelat. Tak bertahan lama, kau mulai menyukai pensil biru dan hijau di hari-hari berikutnya.
Karena tak sanggup melihatnya, aku memohon agar diriku dibagi menjadi beberapa bagian, yang setiap bagiannya akan mendiami masing-masing satu pensil warna.
Saat Tuhan kembali mengabulkan permintaanku, kau berhenti menggunakan krayon-krayon dan beralih menggambar sketsa monokrom dari pensilmu.
Tak berputus asa, lagi-lagi aku meminta dijadikan sebagai pensil sketsamu.
Tak lama setelah lagi-lagi permohonanku dikabulkan, kau mengalami kecelakaan. Dua tanganmu diamputasi.
Kau tak lagi menggambar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manusia di Balik Kaca Jendela
Cerita PendekTahu kau hal apa yang paling tidak adil di dunia ini? Ya, itu dia. Tuhan menulis naskah komedi. Setiap orang adalah pemeran utama bagi dunianya sendiri: meronta, membuat orang lain tertawa. [KUMPULAN CERPEN] ©2017