Capter 22*

424 76 14
                                    


24/7 Heaven

3 Maret 2018

Nayeon pov*

    Jarum jam menunjukkan angka 12 siang,aku baru saja  turun dari bus yang membawaku dari desaku.Aku baru pulang ke rumahku di desa,karena aku mendapatkan libur kerja selama tiga hari kemarin.Dan selain itu aku juga memberi tahu aboji bahwa ada seorang namja akan datang kerumah minggu depan.Aboji hanya bilang iya,dan tak ada respon yang lain darinya,ya begitulah abojiku,dia orangnya irit bicara,bisa di bilang abojiku orangnya pendim,dan menuruti apa yaang anaknya mau,selama itu hal hal yang positiv.

     Sekarang ini aku sedang menunggu bus di halte berikutnya,untuk menuju mess ku.Beginilah saat pulang ke desa, aku harus menaiki bus dua kali untuk sampai tempat tujuan.

  Ponselku terus bergetar sedari tadi dan sengaja aku mengabaikannya,aku tau itu pasti dari jungkook.Namja itu ingin mengajakku makan malam bersama dan ini pertama kalinya aku akan pergi makan malam bersama seorang pria.Selama ini aku selalu melewatkaan moment-moment seperti itu,dan sekarang aku berniat menuruti keinginan jungkook.Karena aku rasa dia orang yang sedang serius menjalin hubungab padaku.Maksudku dia ingin menikahiku,jadi tak ada salahnya jika aku menurutinya,hanya untuk sekedar makan malam bersama.

"Anyeong!!"ku tolehkaan kepalaku ke samping ketika aku menyadari ada seseorang yang tengah menyapaku dari arah samping.

"__nayeon~sii apa kabar?"tanya orang tersebut dengan menunjukkan senyuman khasnya.

"Lee taeyeong!,sedang apa kau disini?" tanya ku dengan mengerutkan dahiku,ya tentu saja aku heran.Ini masih wilayah pedesaan,dan sedang apa seorang lee taeyeong berada disini.Bahkan namja itu memakai pakaian yang cukup sederhana.

"Bahkan tak ada undang-undang yang melarang ku,berada disini" ucapnya dengan menatap ke arahku.

"Ya kau benar" balasku singkat,karena aku tak ingin berurusan lebih lanjut dengannya.

"Kau itu ketus sekali ya"gumamnya dengan tersenyum mengejek ke arahku.Sementara aku hanya diam tak menangapi ucapannya.

"__ngomong-ngomong,kau suka anak kecil, tidak?" pertanyaannya sontak membuatku menatpnya lebih heran,bagaimana bisa ia bertanya tentang hal yang tidak penting seperti itu.

"Memangnya kenapa?"balasku dengan meliriknya tajam,aku hanya menunjukkan ketidak sukaanku terhadap sikapnya yang selalu seenaknya.

"Mau ikut denganku?"

"Tidak"

"Kenapa?aku tak akan mencelakaimu"

"Aku sibuk"

"Kau hanya berdiri,sebentar saja"

"Memangnya ada apa sih?" aku mulai risih dengan sikap namja ini hingga akupun berani membentaknya.

"Ada anak yang menangis,aku tak bisa menenangkannya"

"Hah?yang benar saja"balasku tak percaya,pasti itu hanya akal-akalannya saja untuk mengerjaiku.

"Aku tak bohong,sungguh,aku ingin membeli es krim di toko itu untuk menenangkan anak yang menangis tersebut,tapi kau lihat tokonya tutup"namja itu nampak menunjuk sebuah toko yang memang terlihat tutup.

   Ku tatap matanya dan kuliat memang tak ada kebohongan disana,sepertinya dia benar- benar serius dengan ucapannya.

"Baiklah,dimana?"tanyaku kemudian

"Kajja,ikut aku"

   Akupun berjalan mengikuti taeyeong,hingga kita sampai ke sebuah rumah bercat putih,sederhana memang tapi ukurannya lumayan besar.Dan kemudian netraku menatap sebuah papan yang tertulis jelas di depan rumah tersebut.

24/7=HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang