Prolog 1: Kang Daniel

8.2K 1.1K 238
                                    

Kang Daniel.

Aku pertama kali bertemu dengannya sekitar 1,5 tahun lalu. Aku mengingatnya dengan jelas. Saat itu aku masih berada di dalam masa ujicoba karena aku baru diterima di H Foundation, sehingga setiap keputusan yang aku lakukan harus dengan persetujuan mantan dosen pembimbingku di bangku kuliah, dokter Ji Minhee.

Di musim gugur, 14 Oktober 2016 aku pertama kali mengetahui bahwa di dunia ini ada seseorang yang bernama Kang Daniel. Dokter Ji menyerahkan berkas yang berisi data diri Daniel kepadaku, memintaku yang sedang dalam masa akhir ujicoba untuk "membantu" pewaris tunggal A Group itu.

"Saya? Saya masih dalam masa ujicoba dokter. Apa tidak apa-apa kalau saya menjadikan pewaris tunggal A Group sebagai subjek ujicoba?" tanyaku seraya membolak-balik kertas yang bertuliskan informasi mengenai Kang Daniel.

Aku meringis. Aku masih ingat bagaimana ekspresi wajahku.

Datar.

Ya. Aku tidak mengeluarkan ekspresi apapun dari wajahku. Aku hanya ingat aku merasakan satu hal saat itu. Iri.

Kang Daniel. Di umurnya yang masih sangat muda - 21 tahun saat itu - memiliki kehidupan yang sangat berantakan. Pecandu narkoba, pemabuk, dua kali terlibat drunk driving - yang salah satunya merenggut korban jiwa -, dan pecandu kehidupan malam. Tubuhnya mulai hancur, tidak bisa menerima hal buruk yang dicekoki Daniel kepada dirinya sendiri. Mentalnya juga hancur karena pengaruh obat-obatan terlarang dan seribu zat buruk lainnya.

Kedua orang tuanya meminta dokter Ji untuk menolong anak semata wayangnya, yang kini mulai menjadi target polisi.

Tentu saja, orang-orang kaya itu meminta bantuan ke H Foundation. Kenapa? Karena H Foundation adalah sebuah organisasi yang tertutup. Organisasi kami memiliki klien kalangan atas. Top 1% ah mungkin 0,5% korea. Semua klien kami dijanjikan kerahasiaan, bahwa semua record yang masuk dan keluar dari kami tidak akan tercatat dan diketahui siapapun. Kecuali kami dan pasien itu sendiri - dalam beberapa hal termasuk keluarga - hingga dianggap memberi pertolongan kepada orang-orang kaya itu, tanpa perlu takut keburukan mereka terbongkar.

"Anggap saja ini ujian terakhirmu sebelum bekerja, Seongwoo-ya. Jika kamu bisa membersihkan Kang Daniel, aku akan langsung mempekerjakanmu disini. Full Time." Jawab dokter Ji.

"How about.. hmm.. fee?"

Dokter Ji terkekeh. "Adikmu butuh uang lagi? Hmm, let's see.."

Dokter Ji melihat handphonenya sekilas, menghitung sesuatu dengan kalkulatornya, lalu memandangku.

"How about.. 2?" Tanyanya.

"2 juta?" 2 juta won. Untuk seorang yang masih dalam masa percobaan ini bukan hal yang buruk - sangat baik malah -. Aku bisa menggunakan uang itu untuk membayar uang sekolah adikku. Mungkin juga membelikannya ponsel terbaru sebagai hadiah.

Aku baru mau menjawab ya, saat aku mendengar dokter Ji kembali tertawa. "Bukan. Bukan 2 juta won Sayang. 200 juta won."

Aku bukan orang yang mudah melupakan sesuatu, jadi aku ingat bahwa saat itu aku hanya membuka mulutku lebar dan menatap wanita berusia 45 tahun di hadapanku dengan tidak percaya.

***

Dan disinilah aku. Memandang berkas-berkas di hadapanku, sesekali memandang ke kaca satu arah yang memisahkan ruangan kami - yang biasa kami sebut ruang observasi - dan ruangan di samping ruangan kami - yang biasa kami sebut ruang eksperimen-.

Di ruangan itu seorang laki-laki tampan terduduk diam. Matanya kehilangan fokusnya. Pandangannya kosong. Ekspresi di wajahnya kosong. Sesekali ia mengerjapkan matanya, namun ia kembali terdiam. Tidak sekalipun ia menggerakkan tubuhnya.

Catch and Release [OngNiel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang