Release 7: past

4.1K 874 233
                                    

Seongwoo sudah berdiri di depan unit apartemen adiknya. Dengan tidak sabaran jarinya menekan tombol bel. Berkali-kali sampai akhirnya wajah kesal Guanlin muncul di ambang pintu.

"Apa sih hyung?"

"Minggir."

"Minggir apa?"

"KUBILANG MINGGIR! AKU TIDAK MEMBESARKANMU SEORANG DIRI BERTAHUN-TAHUN HANYA UNTUK-- oh kamu disini lagi?"

Omelan Seongwoo berhenti begitu menatap sosok di belakang Guanlin. Sosok manis itu lagi.

"Ji-- Jihan kan?"

"Jihoon hyung. Bodoh." Suara pelan Guanlin terdengar, yang langsung dihadiahi pukulan kakaknya.

"Aku sepertinya terlalu memanjakanmu akhir-akhir ini. Aku akan mengurusmu nanti." Seongwoo menatap Jihoon. "Kita harus bicara."

Jihoon menatap Guanlin, yang hanya dibalas bahu terangkat dari Guanlin.

"Jangan terlalu kasar Hyung. Dia trauma pasca dipaksa seks."

Mulut Seongwoo ternganga. Adiknya.. adik polosnya.. apa yang dunia lakukan pada Guanlin kecil yang hanya tau hyungnya? Seongwoo memegang kepalanya, mendadak pening. Dia merasa gagal mendidik adiknya.

"Hyung!" Guanlin menahan tubuh kurus kakaknya sebelum membantu Seongwoo masuk ke apartemennya. "Hyung sakit?"

"Kau pikir aku sakit karena siapa, bodoh?!" Seongwoo memukul kepala Guanlin, hingga pemiliknya mengaduh. "Setelah semua yang aku lakukan untukmu, sekarang kamu memperkosa orang?"

Guanlin membelalakkan matanya. "Aku? Enaknya menuduh begitu."

"Lalu dia?"

"Bukan aku!"

"Iya, hyungnim. Bukan Guanlin. Itu.. appa tiriku." Jawab Jihoon pelan.

Seongwoo mengatupkan mulutnya yang sebelumnya terbuka.

Guanlin melirik Seongwoo, lalu mengangguk. "Jihoon-ah, masuk kamar. Aku akan bicara dengan hyung sebentar."

Jihoon mengangguk, lalu berjalan ke kamar Guanlin -hanya ada satu kamar di apartemen Guanlin- dan menutup pintunya.

"Guan, apa maksudnya? Masalah kita sudah banyak. Kenapa kamu-- kamu menyembunyikan anak orang lain disini?"

"Hanya sampai dia 20 tahun hyung. Kami sebentar lagi lulus sekolah. Dia 20 tahun hanya 3 hari lagi. Setelah itu aku akan membawanya pergi."

"Guan, dengarkan aku--"

"Hyung, setiap kali aku melihat Jihoon aku ingat hyung. Aku tidak pernah bisa melindungimu dulu, aku hanya bisa bersandar dan berlindung di balik tubuhmu, meski aku tau hyung juga menderita. Sekarang aku sudah dewasa hyung. Aku bisa melindungi orang lain. Aku akan melindungi hyung sekarang. Dan Jihoon." Guanlin berkata tenang, membuat Seongwoo menghela nafas beratnya.

"Guan--"

"Aku tau semuanya hyung. Mereka mengancam hyung akan menyentuhku. Karena itu hyung menahan semuanya. Iya kan? Maafkan aku hyung. Aku tau semuanya tapi aku tidak bisa melindungi hyung." Guanlin menundukkan wajahnya.

"Bukan salahmu." Seongwoo mengusap kepala Guanlin yang tertunduk.

"Maaf aku tidak bisa menolong hyung saat hyung berteriak kesakitan." Guanlin terisak, beberapa tetesan air mata jatuh dari mata indahnya.

Seongwoo menarik adiknya ke pelukannya, menepuk-nepuk punggung yang lebih tinggi darinya. Tubuh Guanlin bergerak naik turun seiring isakannya. Tangan Guanlin bergerak memeluk tubuh kurus Seongwoo.

Catch and Release [OngNiel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang