Penemuan Mayat

705 60 1
                                    

Chapter 1

Seorang perempuan berjalan menyusuri jalanan yang sepi. Ia berjalan tanpa alas kaki dan menenteng sepatu dan tas tangannya di kedua tangannya. Sedaritadi ia juga sibuk menggerutu sepanjang ia melangkah. Dress merah maroon sepanjang lutut yang ia kenakan sedikit tetiup angin malam yang untung saja tidak terlalu kencang.

"Sialan... apa-apaan pria itu. Memangnya siapa juga yang ingin kencan dengannya? Cih melihatnya saja aku sudah tau kalau ia mesum" kesal perempuan itu.

"Seharusnya tadi aku memukulnya lebih keras saja- ah tidak nanti aku akan berurusan dengan pihak berwajib. Tenang saja Jung Eunji pukulan tadi sudah tepat" kata perempuan itu menyemangati dirinya.

Perempuan itu, Jung Eunji kembali berjalan menyusuri sebuah jalan menuju rumah kecil miliknya. Sesekali ia berhenti, kakinya sebenarnya sakit karna memakai sepatu yang memiliki hak setinggi 7cm yang sekarang berada di tangannya apalagi sejak di halte bus yang memang agak jauh dari tempat tinggalnya ia harus bertelanjang kaki.

"Besok aku akan buat perhitungan dengan Naeun, tidak peduli ia bosku di tempat kerja. Dia lebih muda dariku kan, setidaknya aku sedikit punya hak untuk mengomelinya karna ia adik kelasku dulu. Iya benar" kata Eunji yang lagi-lagi berbicara pada dirinya sendiri.

Ketika sedikit lagi ia akan sampai di rumah kecil miliknya, di gang sempit yang adalah jalan pintas menuju rumah ia malah menemukan tubuh seseorang yang tergeletak di jalan gang sempit itu.

"Apaan ini? Siapa gelan- ah tidak pakaiannya cukup bagus jadi gelandangan ah ya benar siapa yang buang mayat disini?" kata Eunji. Sebenarnya ia mau tidak peduli dengan mayat itu hanya saja-

"Kenapa ia menaruh mayat secara horizontal begini? Aku tidak bisa lewat kan" kata Eunji.

"Pam- ani kakek bangunlah dulu... aku ingin lewat..." kata Eunji.

Eunji mengguncang lebih keras dan terus menyuruh mayat itu untuk menyingkir. Walau itu sia-sia.

"Akh..." rintih si mayat.

"Astaga. Apa dia masih hidup? Kakek bangun... ya ampun jangan tiduran di sini. Tolonglah kakiku sudah sakit" kata Eunji, memohon.

"Sakit..." lirih kakek itu.

"Aduh. Bagaimana ini? kalau aku langkahin kan tidak sopan atau aku singkirkan saja ya. Ah ya benar, kau pintar sekali Eunji hehehe" kata Eunji. Ia menggeser tubuh kakek itu ke sudut jalan.

"Ah sudah, sekarang aku bisa lewat" kata Eunji lalu melangkah menuju rumahnya.

+++

Eunji menggosok rambutnya agar kering menggunakan handuk. Ia berjalan ke dapur lalu merebus air.

Setelah air panas siap, ia lalu membuat teh hangat untuk dirinya. Sekarang sudah mau musim gugur itulah mengapa sudah banyak angin dimana-mana. Ketika sedang mengaduk teh yang telah ia kasih gula, ia teringat kakek di gang sempit tadi.

"Bagaimana kalau kakek itu dimakan sama anjing liar? Sekarang kan banyak anjing liar berkeliaran di dekat sini..." gumam Eunji, ia duduk di sofa dan mulai menyesap tehnya.

Lama Eunji menatap tv yang tidak menyala. Lalu ia bangkit dan mengambil jaket yang ada di belakang pintu rumah dan segera memakainya. Eunji keluar rumah dengan tergesa-gesa bahkan ia lupa mengunci pintu rumahnya.

Sepanjang perjalanan ia sedikit menggerutu. Membayangkan tubuh kakek itu diseret dan dicabik oleh anjing liar membuatnya tak tega.

Sampailah ia di gang sempit tadi. Ia merasa lega ketika tubuh kakek itu masih seperti saat ia tinggalkan.

MantanWhere stories live. Discover now