Syarat

239 51 4
                                    

Chapter 7

Eunji sedang berjalan menuju rumah. Hari ini adalah hari sabtu. Hari sabtu toko perhiasan tempat ia bekerja akan tutup jam 4 sore. Ini dikarenakan Naeun si bos menyankralkan malam minggu sebagai malam penting.

'Malam minggu itu malam yang wajib untuk pasangan dan para jomblo untuk menghabiskan waktu'

Begitu katanya.

Entahlah Eunji tidak ambil pusing, baginya yang paling penting adalah cepat sampai rumah.

Namun, sekarang ia dibuat heran oleh mobil Chanyeol yang terparkir di depan rumahnya. Tidak hanya mobil saja yang terparkir tetapi beserta orangnya pula duduk di depan mobilnya. Eunji mendengus ketika ia mulai mendekat ke mobil Chanyeol, pria itu sedang menelpon seseorang dan tak menyadari Eunji yang melewatinya.

"Hei!" panggil Chanyeol ketika ia melihat Eunji akan masuk ke dalam rumah.

"Sedang apa kau disini?" tanya Eunji. Ia menyilangkan tangannya di depan dada.

"Menurutmu apa yang akan aku lakukan di sini?" tanya Chanyeol balik.

"Mengemis?" kata Eunji.

Chanyeol memandang malas Eunji. Saat ini ia tak ada mood untuk membalas Eunji.

"Terserah saja. Panggilkan kakek, aku ada perlu dengannya" kata Chanyeol.

"Yang perlu itu kan kamu bukan aku, panggil saja sendiri. Jangan suruh orang lain" kata Eunji lalu memutar tubuhnya untuk masuk ke dalam rumah.

Chanyeol dengan cepat berlari menahan pintu ketika akan tertutup.

"Tidak bisakah menurut saja? Kamu selalu membangkang kepadaku" kata Chanyeol kesal.

Tentu ia kesal. Selama ini ia tak pernah dibantah orang lain,yaaaa kecuali Eunji.

"Memang kamu pacarku?" kata Eunji.

"Dulu kita pacaran juga kamu bantah aku terus tuh" kata Chanyeol, ia menatap Eunji mengejek.

"Jangan bahas masa lalu" kata Eunji menatap tajam Chanyeol.

"Bagaimana ya? Aku masih ingat dengan jelas sih... kamu masih ingat masa-masa kita pacaran kan sayang" goda Chanyeol.

"Maksudmu saat kamu putusin aku gitu tanpa alasan? Tentu aku ingat jelas" kata Eunji.

Diserang dengan fakta menohok itu, Chanyeol diam saja.

"Sudaah sana pergi kamu" usir Eunji.

BLAM

Pintu tertutup lumayan keras.

"Aish gagal" kata Chanyeol frustasi.

+++

"Dimana si cendol?" tanya Yoora kepada Sehun.

Saat ini Yoora sedang berada di apartemen Chanyeol. Bukannya mendapati Chanyeol, ia malah melihat Sehun yang sedang bertelanjang dada di depan tv sambil berjoget-joget.

"Ampun nunna... Sehunnie gak tau Chan hyung dimana?" kata Sehun.

Kalau kita lihat keadaan Sehun sekarang agak kasihan. Ia terlilit tali rapia warna biru bekas lilitan piringan telur. Kalian pikir Yoora yang melilitkannya? Jelas saja bukan, Sehun yang melilit dirinya sendiri karena kasihan nunnanya sedang hamil.

Sehun dan rasa kasihannya yang sangat tinggi.

"Kamu kan di sini daritadi, kok gak tau?" kata Yoora.

"Hyung ijinnya ke kantor, mana Sehun tau kalo gak ada di kantor. Sumpah nunna, gak bohong" kata Sehun.

"Aish... sudah sana buatin aku minuman" kata Yoora.

"Oke nunna mau apa?" kata Sehun lalu melepaskan ikatan talinya.

"Jus apel kalo ada" kata Yoora.

"Baik, mau dingin apa hangat?" tanya Sehun.

"Dingin dikit angetlah Hun..." kata Yoora lalu merebahkan tubuhnya di sofa.

Sehun lalu sedikit berlari ke dapur.

+++

"Kakek ayolah pulang... masa kakek tega aku diterkam macan" kata Chanyeol ke kakeknya.

Chanyeol ada di ruang tamu rumah Eunji. Setelah gagal masuk tadi, ia menggedor-gedor pintu rumah Eunji selama 1 jam. Bahkan ia diteriaki oleh tetangga Eunji sangking berisiknya.

"Aku gak mau pulang" kata si kakek sambil memotong kukunya yang panjang.

"Ya ampun kek... masa tega sama cucu sendiri, lagian kenapa sih kakek gak mau pulang? Kan itu rumah kakek" mohon Chanyeol.

"Kok maksa sih kamu... kalau akunya gak mau jangan dipaksa dong" kata si kakek.

"Duh di rumah ada Yoora nunna loh kek, gak kangen apa?" kata Chanyeol.

Biasanya kakek akan luluh jika menyangkut Yoora, sang kakak karena Yoora adalah cucu tersayangnya.

"Nanti aku mampir ke rumahnya. Sudah sana kamu, ganggu aja orang tua mau istirahat" kata si kakek mengusir Chanyeol.

"Yaelah kek... tega bener dah" kata Chanyeol.

Eunji yang melihatnya sedikit merasa kasihan kepada Chanyeol. Eunji sangat tau siapa kakaknya Chanyeol itu, dulu mereka kan satu sekolah. Saat Eunji dan Chanyeol kelas 1 si Yoora kelas 3, apalagi si Yoora dulu itu suka masuk ruang konseling juga kayak Eunji jadi sering ketemu, kenalan lalu dekat.

"Yaudah sih pulang aja, di sini kelamaan juga mau ngapain? Numpang hidup doang kakek di sini itu" kata Eunji, sebenarnya sih senang aja si kakek tinggal dengannya. Rumahnya jadi gak sepi.

"Kok ngusir?" kata si kakek kaget.

"Gak ngusir sih, tau diri aja lah kek. Lagian kan kakek punya rumah, cucu malah bentar punya cicit. Kasihan kali kalo kak Yoora cariin ntar dia brojol di jalan kan berabe" kata Eunji.

Si kakek mengelus dagunya tanda berpikir.

"Aku ke toilet dulu, mikir jangan lama-lama" kata Eunji lalu berjalan masuk ke dalam.

Sekian lama berpikir-

TOK!

Kakek mengetukkan tongkatnya di kepala Chanyeol.

"Aduh! Halus sedikit sama cucu napa kek" kata Chanyeol.

"Yaudah aku mau pulang besok tapi ada syaratnya..." kata si kakek.

"Syarat apaan dah kek kayak mau bawa pulang anak yatim piatu aja" kata Chanyeol.

"Mau aku pulang apa enggak?" kata si kakek dengan wajah sombongnya.

"Iya iya, syarat apaan?" tanya Chanyeol.

"Bawa juga Eunji supaya aku ada teman di rumah" kata si kakek.

"Oh itu... Cuma bawa Eunji ke-APA? Wah ngajak gelud mah kakek" kata Chanyeol kaget.

Ini syarat gak bisa diganti apa ya. Masalahnya ngajak Eunji itu kayak ngajak singa tinggal di rumah.

Ribet

Heboh

Apalagi Chanyeol belum move on penuh, takutnya kan khilaf. Malah dulu dia yang mutusin lagi, duh mau ditaruh mana muka kalo bujuk-bujuk Eunji ikut.

'Kakek suka betul bikin cucunya menderita' batin Chanyeol nelangsa.

Bagaimana ya si Chanyeol? Bisa tidak bujuk Eunji buat tinggal bareng?

Ditunggu di chap selanjutnya...

MantanWhere stories live. Discover now