First Kiss

3.6K 21 0
                                    

------------------------New Update---------------------

Rafa menguap beberapa kali saat jam pelajaran berlangsung. Hari ini ia sangat mengantuk. Semalaman dia dan teman – temannya tidak tidur sama sekali karena terus merencanakan persiapan mereka untuk liburan nanti. Bahkan Nadine dan teman – temannya pun juga tidak tidur semalaman. Semalam adalah malam bahagia buat Rafa karena bisa tertawa bersama teman – teman nya.

"Hoaaammm." Untuk kesekian kalinya Rafa menguap.

Entah mengapa jam pulang sekolah menjadi sangat lama rasanya. Ingin rasanya Rafa merebahkan badannya sebentar saja. Tapi apa daya jika dihadapannya sedang berdiri guru killer yang sedang menjelelaskan entah apa itu, sedari tadi Rafa tidak memperhatikan apa itu. Angka – angka yang bercampur dengan huruf di papan tulis itu membuatnya tambah pusing dan mengantuk.

Tlingg

Seketika ponsel yang dikantongnya berbunyi tanda sebuah pesan masuk

[-Nadine

"Rafa ke aula sekarang! pemeran pentas seni disuruh kumpul buat pembagian naskah"]

"Huuhhhh" Rafa mendengus saat membaca pesan dari Nadine. Tapi untung saja Nadine menyuruhnya kumpul di aula. Jadi ada alasan Rafa keluar dari kelasnya itu. Tak terbayang jika terus – terusan memperhatikan angka – angka itu Rafa akan semakin mengantuk dan pasti akan tertidur.

"Paakk! Saya Ijin ke aula. Ada rapat untuk pemeran pentas seni minggu depan" Rafa yang menuju keluar kelas dengan membawa tasnya. Karna waktu tak lama lagi akan bel pulang.

***

"Baik anak – anak apa sudah kumpul semua?" tanya bu Indah kepada kumpulan anak – anak yang tak lain adalah para pemeran drama musikal untuk pentas seni minggu depan.

Rafa, Nadine dan juga Ivan tengah berada disana untuk menerima naskah skenario untuk bagian mereka masing – masing. Nadine menjadi sorang putri yang mencari cintanya melewati sayembara tunggang kuda, Rafa sebagai pangeran yang memenangkah hati seorang putri dengan keahlian menunggang kudanya sedangkan Ivan adalah sebagai lawan Rafa nantinya yang tidak terima Rafa memenangkan hati sang putri.

Naskah sekenario telah dipegang oleh masing – masing pemeran. "Apa semuanya telah memegang naskahnya? Kalau sudah tolong dibaca dan dipahami setiap adegannya. Ibu ingin drama ini berkesan. Kalau ada yang bingung bisa tanya langsung sama ibu" Jelas Bu Indah yang menatap satu – persatu muridnya yang tengah membaca naskah yang ia berikan.

"Bu saya ada pertanyaan!" Ujar Rafa sambil mengangkat tangannya

"Silahkan Rafa apa pertanyaan kamu?" Tanya Bu Indah

"Ini kan ada adegan pangeran mengunggang kuda. Apakah kuda ini sungguhan atau hanya properti?" Tanya Rafa yang memunculkan wajah bingungnya

"Oh oke, kuda itu sungguhan Rafa. Jadi kamu harus belajar menunggang kuda terlebih dahulu. Karena kita akan membuat theater ini terkesan nyata. Apa kamu keberatan?" Jawab Bu Indah yang membuat Rafa dan Ivan yang mendapat peran untuk menunggang kuda itu menganga.

"Mmmm... Oke bu saya akan mencobanya" Jelas Rafa dengan wajah datarnya.

"Oke kalau tidak ada pertanyaan lagi. Kita bisa akhiri sampai sini. Karena besok 3 hari kalian libur. Ibu minta kalian latihan sendiri dirumah. Sekarang kalian bisa pulang" Ujar Bu Indah yang diambut tepuk tangan bahagia oleh semua muridnya.

.............

"Van lo bisa nunggangin kuda?" Tanya Rafa yang sembari tadi membaca naskah yang berada ditangannya.

Friendship With BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang