Nadine 2

1.3K 27 0
                                    

Pertama-tama aku mau bilang makasih banyak buat yang udah baca cerita aku, arigatou, gamsahamnida, xiexie, thank you.

Aku lagi semangat nulisnya nih, sama siapa ya kira-kira Nadine nanti jadinya. lanjutin aja dulu baca part selanjutnya. come on~~~~

----------------------------------------------------------------------------------------

"Untuk praktek seni budaya kali ini semua anak kelas 11 IPA dipersatukan, kita akan membuat sebuah drama teater besar yang akan kita buat 3 kelompok drama. Untuk anggota per kelompok ibu yang akan menentukan. Silahkan liat di mading besok. Mengerti?" tanya bu Indah kepada

"Mengerti buuu" Sahut seluruh murid yang ada dikelas itu sembari mengangguk tanda mengerti. Pelajaran pun selesai dan Bu Indah meninggalkan kelas.

"Anjir semua kelas IPA? Gue ngga bisa bayangin" Gerutu Nadine kepada Sonia yang sedari tadi memainkan handphonenya.

"Handphone baru tuh Son?" Tanya Sonia setelah melihat iphone 6s rose gold ditangan Sonia.

"Iyaa, dibeliin Alex hehehe" Ujar Sonia.

"WHAAAATTTT??!!!! APA LO BILANG? ALEX???!!" Teriak Nadine dihadapan Sonia membuat Sonia harus menutup telinganya dengan kedua tangannya.

"Santai aja kenapa Nad!" Ucap Sonia sambil mendelik ke arah Nadine.

"Iya ini dari Alex semalem gue dibeliin ini sama dia. Setelah gue main – main sama dia. Dia mainnya lembut banget Nad hihihi" Bisik Soniasambil cekikikan ditelinga Nadine membuat Nadine menampilkan wajah Shock nya.

"Son mending lo jangan deket – deket sama dia ah. Lo tau kan dia terkenal playboy disekolah. Gue gak mau lo disakitin sama cowok macem dia!"

"Nad, thanks banget lo udah perhatian sama gue. Tapi Alex ngga kayak gitu kok, percaya sama gue" Sonia meyakinkan Nadine dengan menepuk – nepuk pundaknya.

Nadine melihat kelasnya mulai sepi dan hanya ada beberapa anak yang memilih makan dikelas karena membawa bekal. Malas sekali rasanya Nadine kekantin. Tiba – tiba ia berfikir untuk ke kelasnya Bianca yang kebetulan kelasnya melewati kelas Ivan.

***

Ivan tersenyum melihat kepala Nadine yang muncul di jendela, melihat dia tersenyum ceria tanpa beban membuat hati Ivan menghangat. Ivan memilih keluar untuk menemui Nadine.

"Nadineee??" panggil Ivan dari depan kelasnya. Nadine menoleh melihat sesosok Ivan yang berdiri disana.

"Son lo duluan aja, gue ada urusan" Ujar Nadine kepada Sonia untuk menyuruhnya duluan ke kelas Bianca. Nadine bergegas lari kecil menghampiri Ivan.

"Ivan, sorry ya kemaren gue ngga jadi dateng, hehehe lain kali aja ngga papa kan?" Nadine memberika senyuman manisnya membuat hati Ivan berdegup kencang.

Dengan santainya seorang Rafa Faustine berjalan dihadapan banyak siswa dan siswi. Dengan permen milkita di mulutnya dia tertawa bersama teman – temannya.

"WOOOY!!! RAFAA!!" teriak Nadine memanggil Rafa. Rafa menghentikan langkahnya dan menghampiri Nadine.

"Kenapa hah? Minta tanda tangan gue? hahaha" Sahut Rafa dengan nada mengejek yang membuat wajah Nadine kesal setengah mampus, namun membuat Ivan gemas ingin menciumnya tapi takut di gampar. Oleh karena itu Ivan lebih memilih tertawa, cari aman.

"Dih ngapain lo ketawa"

"Suka – suka dia lah, mulut mulut dia" Ujar Rafa yang membela Ivan.

"Ck, bacot! Sepatu lo udah gue ganti. Nanti pulang sekolah tunggu gue di parkiran" Ucap Nadine yang hanya dibales gumaman oleh Rafa dan segera pergi.

Friendship With BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang