On 2014 and before it

250 14 0
                                    

Sudah 5 tahun aku tinggal di Korea. Sekarang umurku sudah menginjak 15 tahun.

Aku sekarang sudah memasuki tahun terakhirku di SMA negeri yang ada di Korea. Itu karena, aku memang sengaja mengambil kelas akselerasi saat SMP dan SMA.

Setelah lulus dari kursus bahasa Korea, aku langsung memasuki sekolah seperti SMP negeri yang ada di tengah kota Seoul.

Aku pun menjalani kehidupanku layaknya kehidupan siswi Korea.

Aku sempat stress menghadapi ujian yang silih berganti, tugas yang menumpuk, fullday menjelang UN. Bahkan, pembullyan juga sudah terkesan biasa bagiku.

Aku sengaja memilih kelas akselerasi karena di kelas lama-ku itu banyak sekali anak nakal yang ramai bahkan suka membully teman sekelasnya.

Ya wajarlah orang Indonesia jika melihat hal seperti itu pasti akan merasa takut. Pasti juga merasa khawatir jika suatu saat nanti kita akan menjadi target si pembully.

Maka dari itu, aku mencoba untuk kabur dari kelas itu dengan mengikuti tes masuk kelas akselerasi tersebut.

Anak-anak kelas akselerasi itu terkenal akan kediaman, kerapian, dan tentunya kepintarannya.

Jangankan ingin membully. Di Waktu menganggur seperti jam kosong saja pasti akan mereka gunakan untuk belajar.

Perlu kalian tahu bahwa sekarang aku sudah mulai mengikuti jejak Lisa. Yup benar, aku sekarang sudah menjadi trainee YG Entertainment.

Bagaimana bisa??

...

...

* flashback on 2011

Jadi waktu itu, tepatnya 4 tahun yang lalu. Mark Oppa menyatakan perasaannya terhadap Wendy Unni saat pesta perpisahan kami yang berada di restoran daging BBQ halal yang dekat dengan tempat kursus kami.

Itu terjadi tepat di depan mata kepalaku sendiri. Aku sangat mengingatnya dengan jelas, dimana aku yang saat itu melihat Mark Oppa sedang berlutut di depanku namun menghadapkan badannya ke arah Wendy Unni yang berada di sampingku dan menyampaikan beberapa kata yang terlampau manis kepada Wendy Unni.

Aku juga melihat bagaimana Wendy Unni hanya menjawabnya dengan anggukan manis karena pipinya yang telah memerah, tanda ia malu.

Aku pun hanya bisa mengukir sebuah senyuman palsu diwajahku saat itu. Lisa yang melihatku pun tak bisa berkata-kata lagi, yang bisa ia lakukan hanyalah mengelus pundak ku dengan kelembutan kasih sayangnya saja.

Setelah pulang dari pesta perpisahan itu pun aku langsung menuju ke Taman disekitar sungai Han, taman yang selalu aku kunjungi saat aku sedih. Taman pengganti Taman kesukaanku yang ada di Indonesia.

Aku pun hanya bisa mendengarkan lagu melalui earphone ku dan menangis menyesali perbuatanku yang tidak menyatakan perasaanku kepada Mark Oppa. Menyesal karena tidak memperjuangkan perasaanku dengan keras. Menyesal karena menyerah akan keadaan begitu saja.

Di sepanjang perjalanku menuju ke rumahku, aku hanya bisa menangis sambil menyanyi sesuai dengan lagu yang terputar di earphone-ku.

Suatu saat aku menyanyikan bagian high note di lagu yang terputar di earphoneku untuk melampiaskan perasaanku saat itu. *Bisa kalian tebak aku nyanyi lagu apa?? Jawaban ada di akhir cerita... :v komen dulu biar seru... ➡ ➡

Namun saat aku membuka mata, aku melihat ada seorang ahjussi yang habis keluar dari kantor YG Entertainment sedang melihatku.

Aku tidak tau dia sudah berdiri disana sejak kapan, tapi yang aku yakini dia sudah mendengar suaraku saat bernyanyi tadi.

Aku tau itu karena, sekarang aku melihatnya sedang melongo didepanku. Seperti sedang takjub akan suaraku. *kibas rambut.. :v

Ia pun segera menghampiriku dan mengeluarkan kartu namanya untukku agar aku mau melakukan audisi di YG Entertainment.

Aku yang melihatnya pun hanya menerima kartu namanya, lalu mengucap terimakasih, dan langsung berlari menuju apartemen ku karena malu.

Kurang setengah tahun lagi aku akan bersekolah, aku masih belum bicara kepada ayahku masalah kartu nama kemarin. Namun, aku sudah berbicara kepada ibuku dan ibuku hanya bilang,

"Gak apa-apa coba aja dulu, bisa aja ntar kamu jadi idol terkenal, trus ntar bisa mama pamerin ke tetangga-tetangga sebelah," kata ibuku dengan tertawa.

"Lalu, bagaimana dengan ayah??" kataku

"Ayahmu masih sibuk mengurusi pekerjaannya, besok saja kalau ayah nggak lembur lagi."Kata ibuku

Aku pun hanya mengangguk dan langsung kembali ke kamarku.

*di kamar

Aku melihat kartu nama ahjussi tadi sambil memikirkannya.

"Haruskah aku ikut audisi?? "

"Tapi apa salahnya mencoba"

"Tapi jadi idol tuh susah, harus latihan terus juga ada evaluasi bulanan yang katanya Lisa nyeremin."

"Tapi kalo lihat artis-artis Korea tuh kayaknya mudah banget jadi idol. Terus kalo di depan kamera tuh kayak bahagia banget. Kalo kayak gitu kan aku jadi pengen."

"Belum juga temen-temen aku yang banyak jadi idol. Meskipun masa trainee susah, tpi masih tetep bahagia bahkan menurut aku itu akan jadi pengalaman yang tak terlupakan."

" Tapi btw, aku kok mikirnya jauh banget, padahal diterima jadi trainee aja belum tentu. " kataku sambil tertawa.


Penasaran ama lanjutannya gak??

Stay read ya...

Vote and Comment juseyo... ~~^^

녕..~~ㅋㅋㅋ

Oh ya BTW, 👇👇
Judul lagunya itu... TEARS.

Lagu yang biasa dinyanyiin sama idol kalo lagi karaoke.

Di lagu itu ada high notes yang menurut aku tinggi banget.

Dreamer [HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang