7

101 14 1
                                    

Pulang sekolah rian langsung merabahkan tubuhnya dikasur. Sambil senyum sendiri ia mengingat kejadian di sekolah. Hari ini ia sangat bahagia. Hari ini hari bersama safa sepanjang waktu. Itu membuat rian sangat tak bisa berhenti mengingatnya.

Dan setelah ini ia akan pergi bersama safa. Ini adalah special moment. Untuk itu ia akan berdandan serapi mungkin.

Tapi rian terlalu bersemangat. Jam masih menunjukkan pukul setengah dua.

Tok tok tok

Seorang wanita paruh baya masuk

"Ada apa bi?? Tanya rian
"Emmm. Malam nanti ayah den rian nggak bisa pulang soalnya ada meeting mendadak"

"Iya bi. Biarin aja. Bibi kayak nggak tau papa aja. Dia kan emang gitu, nggak inget rumah

"Den jangan gitu papa den rian itu bekerja buat den rian juga"

"Udah lah bi hari ini aku nggak mau bahas itu nggak penting"
"Maaf den" pembantunya pun merunduk

"Nanti jangan lupa makan ya den!"

"Emm". Cuek rian

"Kenapa den,, kok den rian senyum senyum sendiri."
Tanya pembantunya yang tidak mau ketinggalan berita

"Kepo yaa. Bibi!!
Hehehe."sambil memperlihat senyum,nya.
"Pasti tentang non safa yaa??"

Tebak pembantunya

"Lhoo kok bibi tau??"
Heran rian. Sambil melihat pembantunya dengan tatapan heran

"Ya iyalah bibi tau!!  biasanya kan juga gitu!!" Jawab pembantu rian sambil tersenyum melihat para remaja lagi kesemsem

"Semoga berhasil ya den dengan non safa!!"
"Iya bi makasih yaa!!" Ucap rian sambil melihat ponselnya kembali

Semua orang memang selalu menyayangi rian, selalu mendukung apa yang rian lakukan

Tanpa sengaja ia melihat sebuah, bingkai foto. Dan mengambilnya

"Ma,,,. Rian sekarang udah punya safa ma,,.
Kalo mama liat safa!! pasti mama,, juga akan suka."
"Safa itu kayak mama!!. Orangnya lembut, nyenengin, dan tentunya manis."
Rian tersenyum kecut
"Dan hari ini,,aku mau jalan sama dia!karna nanti setelah ini aku akan sibuk.
Mama semangatin aku yaa!!"

Rahang rian mengeras karna ia berusaha untuk tidak mengingat kehadian itu

Terkadang rian juga merasa ia adalah laki laki yang sangat amat lemah. Sudah berualang kali ia mencoba untuk tidak seperti ini. Dan berulang kali ia mencoba untuk menahan semua penderitaan nya. Tapi hasilnya nihil. Ia tidak bisa membayangkan akan kejadian masa lalu yang sangat membuatnya terpukul dan bersalah. Ribuan kalimat janji yang ia ucapkan untuk melupakan semuanya, seakan bukan tameng yang kuat untuk tidak mengingatnya

Ia pun meletakan fotonya
, dan tidur telentang menyisakan kaos dalam putih

Ia menengok jamnya sekali lagi.
Tapi waktu masih belum memihaknya. Butuh waktu yang cukup lama untuk membuat jam itu menunjuk ke angka 3.

Untuk itu ia memutuskan untuk tidur sejenak

Dan mulai memasuki alam bawah sadarnya.

**

    ...........
So let's start where we left
We can lay in my bad but
We won't go to bed
No we won't
I'm not wont for taking it slow

So when you come again and again
With and sheets in your hand
You can't even pretend that you don't
Love how make you moan

Let me love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang