0 - 4

1.6K 226 15
                                    

Empat

♤♤

Sehun penasaran mengapa akhir-akhir ini sesuatu tidak berjalan seperti yang ia perkirakan.

Satu kali bukanlah masalah, menganggap kebetulan adalah sesuatu yang wajar di dunia ini. Dua kali tidak akan terlalu mengganggunya—secara teori. Hanya saja tiga dan empat dan seterusnya membuat Sehun benar-benar berpikir ada sesuatu yang salah.

"Desain interior? Im Yoona?"

Benar, ada sesuatu yang salah.

Dan hal tersebut sangat membuat Sehun merasa terganggu.

"Hmm..."

Kim Jongin hanya bergumam mengiyakan tanpa mau repot-repot melepaskan pandang dari komputer jinjingnya, sementara Oh Sehun berdiri di seberang meja kerja pria itu dengan tatapan penuh tuntutan. Tangannya memegang sebuah dokumen yang tanpa sengaja dia temukan di salah satu sudut meja kerja Jongin.

"Im Yoona?"

Sehun berujar sekali lagi, memastikan bahwa aksara yang tertera di atas kertas sama seperti pikirannya.

"Iya, Im Yoona." Jongin lagi-lagi tak melepaskan pandangnya dari komputer jinjing. "Kau masih ingat dia, 'kan? Dia adik perempuan Im Siwan, CEO Danes Industry."

Oh, bagaimana bisa Sehun melupakan kebetulan tempo hari?

"Dia meminta desainer interior dari perusahaan kita?"

Jongin mendongak, tapi tidak menatap Sehun. Bola matanya berputar dan berhenti di atas seolah tengah berpikir—Sehun yakin bocah itu tidak benar-benar berpikir.

Sejenak kemudian, tatapan Jongin beralih pada Sehun. "Dia berkata sedang membutuhkan desainer interior untuk gerai perhiasannya kemarin lusa. Jadi aku menawarkannya untuk menggunakan jasa desain interior perusahaan kita."

Sehun mendesah pelan, tidak bisa menahan diri untuk tidak memikirkan tentang perkataan wanita itu mengenai 'ingin bertemu lagi'—ujaran yang telah kurang lebih lima hari bersemayam di benak Sehun sebelum Sehun memutuskan untuk menganggapnya angin lalu kemarin sore.

Kini pikirannya kembali dipenuhi oleh rasa curiganya pada Im Yoona. Pria itu tidak ingin kelewat percaya diri ketika gagasan mengenai ia yang menjadi alasan Im Yoona melakukan hal tersebut berkelebat di benaknya, kedengaran sangat konyol.

"Ada apa dengan wajah kecewa itu? Kau terlihat tidak menyukainya."

Tapi Sehun tidak bisa mengendalikan pikirannya untuk saat ini.

Sehun melirik Jongin yang kini tengah menatapnya dengan pandangan penasaran. Pria jangkung itu kembali menahan napas. "Aku hanya terkejut mengapa dia meminta kita sementara dia mungkin punya banyak opsi yang lebih baik untuk mendesain butiknya."

Decakan kecil terdengar dari mulut Jongin. "Aku tidak percaya ada orang yang menjelek-jelekkan perusahaannya sendiri walaupun bagian interior baru seumur jagung. Lagipula, aku yang menawarkannya, dan dia dengan senang hati mau menggunakan jasa kita. Menggunakan jasa, Oh Sehun, bukan meminta."

JS Architecture and Building memang baru beberapa bulan lalu merambah ke dunia desain interior setelah sebelumnya hanya berkutat pada bagian luar sebuah bangunan. Sehun tidak pernah meragukan perusahaannya sendiri, sungguh, hanya saja dalam kasus Im Yoona kali ini...

"Aku yakin dia punya lebih banyak kenalan desainer interor dibandingkan kita."

"Dengar, Brengsek." Jongin menyandarkan punggungnya pada kursi kerjanya yang empuk sementara tangannya terangkat dengan jari-jari yang mengarah ke arah Sehun. "Ini adalah kesempatan bagus. Kita tidak akan peduli mengapa Im Yoona tidak meminta bantuan teman-teman yang kausebutkan itu selama kita mendapatkan keuntungan. Oh, well, kenapa kita harus peduli? Im Yoona adalah adik Im Siwan dan Soña Atelier adalah brand perhiasan yang mendunia—apa yang lebih baik daripada itu?"

Casual Affair [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang