0 - 2

2.3K 266 13
                                    

Dua

♣♣

Pria itu masih berada di sebelahnya ketika Im Yoona terbangun. Terlelap membelakanginya dengan tubuh terbungkus selimut tebal hotel seperti kepompong hingga sebatas bahu, menyisakan leher dan kepala pria itu tidak tertutup apapun.

Juga tubuh Im Yoona.

Sialan.

Ia ingat benar pria itu memutuskan untuk menurunkan suhu kamar dan tidur cepat tanpa selimut karena panas dan keringat sisa aktivitas mereka sebelumnya, menyisakan Yoona yang meringkuk membelakangi pria itu dengan selimut membungkus tubuh. Setelahnya ia terbangun karena udara dingin dari pengatur suhu kamar langsung menyentuh kulit tubuhnya yang hanya berbalut sedikit bagian selimut sementara pria jangkung itu memonopoli sisa selimutnya dan tidur dengan nyaman.

Yoona tahu ia punya kebiasaan yang cukup aktif saat sedang tidur, tapi wanita itu yakin selimutnya tidak akan terlepas begitu saja hanya karena pergerakannya. Pria itu pasti telah menarik selimutnya.

Menjengkelkan, tapi Yoona hanya menghela napas, mengurungkan niatnya untuk menarik kembali selimutnya dan kembali terlelap dengan nyaman. Wanita itu menggeliat pelan sebelum mengangkat punggungnya dari permukaan ranjang, lalu mulai meregangkan sedikit otot-ototnya. Meringis pelan ketika merasakan ngilu di bahu dan bagian bawah tubuhnya.

Manik madunya melirik jendela yang tertutup tirai putih tipis di salah satu sisi kamar. Berkas cahaya terlihat memasuki ruangan melalui bagian jendela yang tidak terhalang tirai putih, menandakan pagi hari mulai tiba. Well, untuk apa ia menarik kembali selimutnya sementara ia akan beranjak dari ranjang tak lama setelahnya?

Wanita itu benar-benar turun dari ranjang tak lama kemudian. Memunguti pakaiannya yang tercecer di atas karpet tebal pelapis lantai kamar sepanjang perjalanan singkatnya menuju kamar mandi di seberang ranjang. Mungkin sekarang sudah pukul enam atau tujuh pagi, dan ia punya janji dengan teman-temannya di Times Square pukul sepuluh nanti. Setidaknya ia harus membersihkan diri sebelum bertemu dengan teman-temannya.

Ah, teman-temannya.

Mungkin mereka sedang mencarinya sekarang, memenuhi ponsel pintarnya dengan pesan-pesan singkat dan panggilan tak terjawab. Mungkin juga mereka masih terlelap di suatu tempat saat ini—yang mana kemungkinan ini lebih besar dibandingkan sebelumnya mengingat baik Kwon Yuri maupun Tiffany Hwang tidak sedang masuk dalam kategori ‘mereka’ sekarang, sementara Victoria Song dan Kim Hyuna sama-sama manusia dengan tingkat kepedulian di bawah ambang batas. Mereka tidak akan peduli bila tidak ada nyawa yang terancam atas ketidakpedulian mereka.

Rasanya mereka berdua tahu dimana Yoona saat ini. Semalam keduanya menoleh ketika Yoona beranjak dari barstool, kemudian terkikik geli satu sama lain saat melihat kemana kaki-kaki jenjang Yoona melangkah. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Yoona bisa melihat pria itu masih berada di posisi yang sama seperti sebelumnya ketika wanita itu keluar dari kamar mandi. Tidak bergerak sama sekali. Wanita itu berjalan mendekati sofa merah di samping pintu kamar dan meraih tas selempang hitamnya yang terletak di lantai dekat sofa, sementara matanya masih menatap sosok yang terbaring di atas ranjang. Kemudian kerutan samar muncul di dahinya.

Apa ia harus membangunkan pria itu?

Pria itu terlihat seperti pria kantoran. Melihat setelan berlabel Gucci dan Rolex hitam di karpet tebal tak jauh dari ranjang, sepertinya pria itu berada pada posisi cukup berpengaruh di bawah naungan perusahaan ternama. Bila pria itu tidak bangun dan membersihkan diri sekarang, kemungkinan besar ia akan terlambat sampai ke kantor mengingat jam kerja di Korea dimulai pada pukul sembilan sementara sekarang arloji Ferragamo—yang baru saja ia keluarkan dari tas selempang—nya sudah menunjukkan pukul tujuh lebih empatpuluh lima.

Casual Affair [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang