Enam
■■
"Lee Donghae benar-benar membuatku jengkel."
Sehun hanya tersenyum kecil mendengar hal pertama yang Luhan katakan begitu pria pendek itu tiba di apartemen Sehun. Seperti biasa, keluhan standar seorang pegawai terhadap bos yang semena-mena.
"Setidaknya dia masih memberimu kesempatan untuk berlibur."
Luhan berhenti berjalan, kemudian berbalik menghadap Sehun sembari memperlihatkan tas jinjing berwarna hitam yang tampak penuh di tangan kanannya. "Dia itu licik. Membiarkanku pergi ke Seoul dengan suatu maksud sementara dirinya sedang berkencan di suatu tempat."
Sehun hanya terkekeh. "Well, setidaknya Lee Donghae lebih baik daripada Jongin. Bocah itu hanya berpikir tentang keuntungan perusahaan dan semacamnya."
"Setidaknya, kau berteman dengan bosmu itu. Dan setidaknya, bosmu tidak berbagi pikiran dengan mobile-apalahitu. Dia pikir berapa usianya? 10?"
Sehun menghela napas, tapi tidak melepaskan senyum dari bibirnya. "Kurasa kita sama-sama stress karena bos kita."
Kemudian pria berjalan menuju meja panjang di salah satu sisi ruang duduk tempatnya berada saat ini, meraih kunci mobilnya dari atas meja, dan menunjukkannya pada Luhan yang berdiri di seberang.
"Bukankah sebaiknya kita pergi ke suatu tempat untuk bersenang-senang?"
Tapi Luhan malah mendesah, menatap Sehun dengan pandangan kecewa. "Demi Tuhan aku baru saja sampai ke Korea."
Sehun mengerutkan alisnya. "Kukira kau mau pergi bersamaku. Apa kau mau berkencan di apartemenku saja?"
Luhan mengibaskan tangannya. "Tentu saja kita tidak akan diam di apartemenmu seharian penuh--walaupun itu bukan ide yang buruk. Aku harus membersihkan otakku dari sisa-sisa kejahatan verbalku yang tak terungkapkan pada Lee Donghae. Kita harus refreshing."
"Jadi--" Sehun membalas hati-hati, Luhan benar-benar membuatnya merasa bingung. "--kau ingin berkencan denganku atau tidak, Lu?"
Luhan menghela napas panjang, menatap Sehun dengan pandangan pasrah. "Biarkan aku beristirahat beberapa menit, setelah itu kita bisa pergi berdua."
Sehun mengangkat bahu melihat Luhan yang berjalan cepat menuju kamar Sehun. "Terserahmu saja, sih."
"Omong-omong, Oh Sehun," Luhan berseru dari dalam kamar Sehun, membuat pria jangkung itu mengerutkan kening. "Sepertinya aku harus belanja terlebih dahulu."
"Kau mau apa?!"
Luhan kembali berseru. "Aku harus membeli parfum. Kurasa aku tidak membawanya."
■■
Rencananya ia, Tiffany, Hyuna, dan Victoria akan pergi bersama sebagai pengganti rencana sebelumnya yang gagal karena kesibukan mereka.
Hanya saja agensi tempat Hyuna bekerja--dia adalah komposer tetap di sebuah agensi hiburan ternama di Korea--tiba-tiba memanggil karena jadwal rekaman lagu yang ia buat untuk Park Sooyoung, penyanyi wanita yang sedang naik daun, dimajukan karena kesibukan penyanyi cantik tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Casual Affair [Discontinued]
FanfictionDiscontinued karena sudah lupa gais ceritanya setelah 5 tahun :")