17

3.3K 124 0
                                    

Di kesunyian malam.

"Kemana Sel?"

"Gue mau keluar bentar, boleh?"

"Dengan siapa?"

"Bimo. Katanya mau pamitan karna besok pindah lagi". Gue berharap Arya ngizinin.

"Yaudah. Kalo ada apa-apa telpon"

"Siap bos"

Ini udah masuk 3 bulan hubungan gue sama Arya.

Di sekolah orang-orang udah pada ngira kita pacaran karna sering datang-pulang bareng.

Gue belum cerita sama temen-temen gue tentang Arya yang jadi suami gue. Soal Amel sama Randy mereka ternyata udah pacaran dari dua minggu yang lalu. Kalo Putri sama Bobby ya gitu-gitu aja.

"Eh Bim?"

"Hai"

"Padahal tadi gue mau pake mobil sendiri"

"Gakpapa gue jemput aja". Gue juga belum bilang ke Bimo kalo gue udah punya suami.
Bimo bukain pintu mobil dia dan gue langsung masuk. Sebenarnya gue ragu karna hati gue bilang jangan.

Gue juga takut kalo Arya marah soalnya tadi mukanya langsung cemberut gitu. Tapi gue juga gak enak nolak perpisahan. Hmz

"Kita kemana?." Gue nanya sama Bimo yang lagi nyetir.

"Ke suatu tempat spesial."

Jujur sebenarnya dari awal ketemu lagi sampe sekarang gue ngerasa canggung sama Bimo. Wajar sih ya lama ga ketemu.

Gue gak peduli lagi perasaan ke Bimo ato Bimo first love gue, yang pasti hati gue udah terisi Arya.  Hmz

"Kemana sih? Kok jalanannya sepi?."

"Adadeh spesial pokoknya."

Kita udah sampe di rumah terbengkalai gitu di pinggir jalan, sampingnya pohon-pohon lebat dan disini sepi.

Lalu gue mikir ini rumah Bimo di Jakarta.

"Ini rumah lo?"

"Bukanlah."

"Rumah hantu?."

"Hahaha, turun dulu." Gue langsung turun dari mobil Bimo, awalnya gue ragu tapi mau gimana lagi.

Tiba-tiba seseorang ngebekap gue dari belakang, gue langsung ngeberontak tapi lambat gue terlanjur pingsan deluan.

Eh gak gak...

Kek sinetron deh.

Gue langsung ditarik paksa sama Bimo.

"Adoh Bim tangan gue sakit." Bimo tetap narik tangan gue kasar.

"Astaga rusak juga sepatu gue diseret gini."

"Emakk....."

"Hah siapa tuh? Mukanya antagonis semua."

"Ewh ini rumah apaan sih udah jorok, bau lagi."

Yak skyan keluhan dari Seli.

"Nih orangnya." Bimo nyuruh gue duduk depan orang-orang bermuka antagonis.

"Ngapain sih? Sidang?."

"Jangan ganggu gue dan keluarga gue lagi. " Bimo langsung mau ninggalin gue. Jahat.

"Bimo tetap disitu!." Orang yang mukanya paling antagonis nunjuk Bimo.

"Permisi pak, mas sekalian. Ini aku mau di apain ya?."

Murid BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang