2. Terlalu Bergantung

84 14 0
                                    

Keesokan harinya Yoona dan Suzy duduk bersama teman-temannya di pekarangan barat, yang sekarang menjadi tempat kumpul baru kesukaan mereka. Yoona sudah berubah sejak kehilangan sahabatnya tahun sebelumnya. Waktu itu kematian Sunny di tangan Kim Jongin menjadi peringatan bagi keluarga Suzy. Sebelumnya Suzy, Suho dan Wendy tidak pernah tahu sampai sejauh mana kekuatan Jongin sampai hari dia mengorok leher Sunny sebagai pesan kepada mereka.

Sejak itu Yoona menjauh dari lingkungan teman-teman lamanya dan karena merasa harus setia, Suzy mengikutinya. Suzy tidak berkeberatan dengan pengalihan itu. Suzy tahu kota ini pasti penuh kenangan pedih bagi Yoona, dan Suzy ingin mendukungnya dengan segala cara yang ia bisa. Lagi pula, klompok baru mereka kurang lebih sama seperti yang lama. Mereka yeoja-yeoja yang sesekali mereka ikut tetapi tidak pernah mereka akrabi. Mereka mengenal orang-orang yang sama dan bergosip tentang hal-hal yang sama, jadi masuk kedalam klompok mereka mudah sekali.

Suasananya tegang dalam kelompok yang dulu termasuk Suzy, dan Suzy tahu Yoona tidak bisa benar-benar santai dengan mereka. Sesekali, tak ada hujan tak ada angin, percakapan berhenti dengan canggungnya. Jenis jeda yang mereka tahu terjadi karna semua orang memikirkan hal yang sama: Apa yang akan Sunny katakan tepat saat ini? Tapi tidak ada yang berani menyebut nama Sunny keras-keras. Suzy rasa keadaan tidak akan pernah bisa sama lagi bagi yeoja-yeoja itu. Mereka berusaha membuat segalanya kembali normal, tetapi seringnya mereka merasa berusaha terlalu keras. Mereka tertawa terlalu keras dan lelucon mereka seperti terdengar telah di latih. Sepertinya apapun yang mereka katakan atau lakukan, mereka terus menerus di ingatkan akan ketidak hadiran Sunny. Sunny dan Yoona dulu menjadi inti kelompok, mereka mengangkat diri menjadi pimpinan dalam begitu banyak hal. Sekarang Sunny sudah tiada dan Yona benar-benar menarik diri. Yeoja-yeoja lain kehilangan mentor mereka dan tanpa keduanya, mereka sama sekali hilang arah.

Sungguh berat menyaksikan mereka berjuang bersama-sama menghadapi duka mereka, duka yang tak mampu mereka jelaskan karna takut akan melepaskan emosi yang tidak bisa mereka kendalikan. Suzy ingin sekali memberi tahu mereka agar memandang sebuah kematian bukan sebagai akhir tetapi sebagai awal baru, serta menjelaskan kepada mereka bahwa Sunny hanya menyebrang ke suatu tataran keberadaan baru, tataran yang tidak di halangi oleeh segala yang bersifat fisik. Suzy ingin mereka tahu bahwa Sunny masih ada di luar sana, hanya sekarang dia bebas. Suzy ingin menceritakan Surga dan kedamaian yang di dapatkan di sana. Tetapi, tentu saja menyampaikan mana pun dari pengetahuan itu adalah mustahil. Tidak hanya Suzy akan melanggar peraturan mereka yang paling sakral membocorkan kehadiran Guardian di bumi, tetapi Suzy juga akan langsung di depak dari kelompok karena di anggap sinting.

Teman-teman mereka yang baru berkumpul di sebuah kelompok bangku kayu berukir di bawah gerbang batu yang mereka klaim sebagi milik mereka. Slah satu yang tak berubah adalah sipat teretorial mereka. Jika ada orang luar tak sengaja tersasar memasuki wilayah mereka, mereka tidak berlama-lama. Tatapan menegur yang garang yang dilontarkan kepada orang itu biasanya sudah cukup untuk mengusirnya. Awan kelabu berarak angker di atas mereka, tetapi yeoja-yeoja ini tidak pernah masuk ke dalam kecuali tidak sama sekali tak ada pilihan lain. Seperti biasa, mereka duduk dengan rambut tertata sempurna dan rok ditarik ke atas, menyerap salur-salur lemah cahaya matahari yang menukik dan berkedip dibalik gumpalan awan, memandikan pekarangan dengan bercak-bercak cahaya lembut. Kesempatan apa saja untuk mencoklatkan kulit tidak boleh di lewatkan.

Pesta Halloween pada Jumat berhasil membangkitkan semangat semua orang dan menciptakan banyak kehebohan. Pesta itu akan diadakan di rumah kosong tepat di luar kota. Milik keluarga salah satu murid senior, Park Chanyeol. Kakek Buyut Chanyeol, Park Samdonk, membangun rumah itu pada 1868, beberapa tahun setelah perang sodara berakhir. Dia adalah salah satu pendiri utama kota ini dan meskipun keluarga Park sudah bertahun-tahun tidak menengok, undang-undang bangunan bersejarah melindungi rumah itu dari penghancuran. Jadi, rumah itu tetap kosong tak berpenghuni selama sekian tahun ini. Bangunanya sendiri berupa rumah bergaya pedesaan yang tak terpelihara, dengan beranda beranda luas di setiap sisi, dan hanya diklilingi padang rumput dan jalan besar yang jarang di lewati. Warga lokal menyebut tempat itu rumah Bobo sepi... tidak seorangpun pernah masuk atau keluar... dan Chanyeol mengaku dia bahkan pernah melihat hantu kakek buyutnya berdiri di jendela salah satu lantai atas. Menurut Yoona, rumah itu cocok sekali untuk pesta... tidak ada orang yang pernah lewat sana kecuali orang-orang yang salah belok suaktu tamasya atau sedang mengemudi truk angkutan. Plus, tempat itu cukup jauh dari kota hingga tak akan ada yang protes soal kebisingan. Pesta Halloween ini awalnya hanya acara kumpul-kumpul kecil, tetapi entah bagaimana beritanya bocor dan sekarang seluruh orang di SM University membicarakanya. Bahkan mahasiswa tahun kedua yang punya koneksi berhasil mendapatkan undangan.

The GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang