Prolog

5.2K 182 5
                                    

Hidup seperti ini memang sangat menyiksa , membosankan dan penuh drama.

Jika diberi 1 permintaan , aku akan lebih memilih tidak dilahirkan di dunia ini, semua terasa hampa tidak berguna, cacian, serta hinaan selalu menghiasi hari hari ini tanpa mengabsen satu haripun.

Ntahlah hidup terkadang seperti ini, banyak yang kita inginkan didunia ini menurut kita baik belum tentu baik untuk kehidupan kita sendiri, hidup ku hitam putih tidak ada satu titik warnapun yang menghiasinya.

Aku tinggal di rumah sederhana di pojok kota metropolitan, tinggal bersama ibuku , kami hanya berdua ayahku ntah kemana.

Ini paksaan , aku sangat terpaksa saat itu memilih untuk di asuh oleh ibuku , aku tau semua ini jelas sangat jelas,Ayahku meninggalkan nya? Yaa memang benar terdengar bahwa ayahku yang salah, namun? Aku tidak bodoh ini jelas salah ibuku.

Ayah meninggalkannya karena dia sudah hampir kehilangan akal sehatnya , bermain dengan laki laki lain saat masih memiliki suami , dan jika dilarang hanya satu jawabnya "ini hidupku"

Oke baiklah mungkin di luar sana masih banyak yang lebih menderita di bandingkan keluargaku , kehancuran ini terus menyiksa hari hariku.

Aku bersekolah seperti anak pada umumnya, mendapat peringkat dikelas anak yang kurang aktif di kehidupan nyata maupun Sosial media.

Yaa karena ini hidupku, mungkin cercaan adalah makanan sehari hariku, cacian saat dari bangun tidur hingga terlelap , ibu ku selalu ingin aku sepertinya , ya sama sepertinya, tapi aku tidak mau sungguh, aku memohon berikan aku 1 penolong dikehidupanku dan mungkin pangeran pelukis agar bisa mengiasi hari hari ini.

Ohhh ini sangat sulit.

Tapi aku percaya pada keajaiban yang tuhan berikan.

Tapi ntahlah kapan ke ajaiban itu datang.

Ini lah aku Remaja berusia 17 Tahun sekolah disalah satu SMA Negeri tidak memiliki teman sekedar teman sebangku saja , hanya memiliki ibu di dunia ini tapi ntahlah aku seperti sendiri benar benar sendiri, bahkan ibuku seperti musuh buatku.

Alasan aku bertahan sampai saat ini adalah hanya untuk merubah jalan kehidupan ibu dan memperbaiki keluarga ku, lalu tentu aku tidak mau disangka anak durhaka.

Sudah cukup ku tahan selama ini semenjak perceaian kedua orang tuaku sekitar 4Tahun yang lalu, sungguh kesabaran ada batasnya.

Baiklah ini saatnya menemukan pelangi yang selama ini tertutup oleh awan hujan, sungguh hanya sekedar tersenyum dibibirpun aku susah hendak melakukanya.




tbc

MOST |kth|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang