11 %

866 79 18
                                    

Mataku tertuju pada petugas kebersihan yang sedari tadi memperhatikan kami bertiga dari turun lif sampai berjalan beriringan , kulirik dia dari atas sampai bawah dengan kepala yang menghadap kebelakang , penampilannya ketutup mengenakan baju officeboy dengan topi dan masker lalu tertunduk, sedari tadi ku perhatikan pria ini mencuri curi pandang kepada kami bertiga.

Sudahlah mungkin hanya ingin memastika atau sekedar penasaran biasa saja .batinku,tapi cukup aneh.

"eh"

Reflek ku kaget dan menengok kepada sumber suara.

"Gpp glen cuma mau ngeliat lif ketutup aje"

"Aneh" , Anggapun anggkat bicara.

"Emang,eh iya ga itu officeboy kok belum pulang sih?"

"Dia tunggu semua anak kantor pulang dia beberes lantai bawah abis itu baru boleh pulang"

"Ohh"

Sampailah saatnya kami bertiga di depan lobby utama, terdengar suara menghakimi yang keluar dari mulut glen.

"Oke karena nayana pertama tama tangung jawab gua , nayana pulang naik mobil gua sebelum dia pindah ke apartemen lu and satu hal lagi di perjalanan ke apartemen lu juga haru gua yan nganter dia sekaliaan melepas kepergiaan"

Angga menyentakkan kepala lalu angkat bicara"oke terserah apa kata lu glen gua ga peduli, dan satu lagi lu terlalu lebay dan nyinyir jadi kurang kurangiin gua liatnya mau muntah"

"stop oke jangan berdebat,oke kita ketemu di apartemennya glen ya nga , gua bareng dia, hati hati di jalan dan terima kasih untuk segalanya." Nayana menarik tangan glen dengan tangan kirinya dan tangan kanannya sibuk berlambai untuk Angga dan mengisyaratkan sesuatu.

Sampailah aku dan glen tentunya kedalam mobil glen segera dilajukan mobilnya tanpa tanya basa basi atau marah, sekedar bersandar melepas lelah dengan pundak glen yang sibuk menyetir, mungkin dengan ini glen tidak jadi marah dan mengiklaskan kalau aku harus pindah dari apartemen dia."glen ,nayana mau ngucapin banyak terima kasih untuk kasih sayang yang tak pernah usai tulus cintamu takkan mampu untukku balaskan" dengan nada bernyanyi ku mengejek ia yang sedari tadi fokus menyetir mungkin ngambek.

"Iyaa iyaa" glen mengelus pucuk kepala ku sampai ke pipi karena posisi jalanan sekarang macet parah.

Ada senyum mengembaang antara aku dan glen kami bertatap muka sangat dalam dan sampailah lamunan kami berdua pecah karena bunyi klakson mobil Angga yang tepat berada di belakang kita, karena sudah waktunya jalan glen tidak lekas menginjak pedal gas mobil nya,fokusnya kembali kejalan ibu kota yang macet dengan kendaraan, masih saja ku berlendot kepada pundaknya sambil memperhatikan wajahnya, dan akhirnya glen berbicara "ohh ya kalau lu pindah ke apartemen angga yang nganter lu sekolah siapa? Kan apartemen angga sama sekolah lu cukup jauh ga kaya apartemen gua?"

"Glen sayang sutt jangan banyak ketidak mungkinan yang kau fikirkan , gue bisa naik ojek online atau Anggkot , dulu sebelum ketemu lu gua sering naik anggkot kok ga usah lebay oke gua baik baik aja, kalau lu kangen ehh tapi ga mungkin kangen kan gua senin, selasa,rabu,kamis selalu kekantor."

"Tapi jumat sabtu minggu kalau gua kangen sama lu gimana?lu percaya kan kalau rindu itu berat?".

"Yess i know that , lu bisa ke apartemen gua kalau gua lagi ada di apartemen yea karena gua udah punya temen baru di sekolah terus pr pr yang menumpuk jadi kalau gua ga sibuk baru lu boleh ke apartemen gua"

"Iyadah udah sibuk mah beda ga ingget siapa yang bikin dia sibuk kaya gini"

"Glen language please, gua ga akan lupaiin itu semua yas , gua cuma ga mau terlalu banyak ngerepotin lu atas segala aktifitas gua, lu udah terlalu baik oke , jadi lontong jangan berfikir yang macem macem."

MOST |kth|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang