2

495 62 2
                                    

-WARNING TYPO!-

-

-

"jadi benar kau memukul mereka?" tanya yugyeom memecahkan keheningan yang terjadi di antara dua sahabat berbeda jenis ini beberapa menit lalu. eunha mengangguk masih fokus pada jalanan di depan.

setelah kejadian di ruang kepala sekolah eunha dan yugyeom pulang bersama, mereka lebih memilih untuk berjalan kaki hingga ke rumah.

"wah! selama masa sekolahku aku saja tidak pernah berkelahi dan kau memukul 3 perempuan sekaligus? daebak!" yugyeom menganga tidak menyangka kalau sahabatnya yang notebenya adalah seorang gadis berkelahi dengan 3 perempuan dalam sehari.

"seorang gadis yang dari lahir tidak pernah melihat ayahnya. bukankah itu artinya dia adalah anak haram? wah! siapa lelaki yang di goda ibu gadis itu sehingga menghamilinya. tapi untunglah sekarang lelaki itu menelantarkan 'mereka'

kalimat hinaan itu masih terus saja berputar di gendang telinga eunha. mungkin jika mereka hanya mengatai dirinya saja dia tidak akan memukul para wanita itu dan menerima skors seperti sekarang. tapi hinaan yang di tujukan kepada ibunya tidak bisa membuat eunha hanya diam saja karena ia paling benci ada yang menghina harta satu satunya yang dia miliki di dunia ini.

"aku tidak akan diam saja jika itu menyangkut ibuku" eunha tertunduk sedih sedangkan yugyeom menatap eunha kasihan, ia tahu bagaimana perasaan sahabtnya itu jika ada yang sudah menyangkut pautkan ibunya.

"eunha-ah kau tidak bekerja?" tidak mau melihat eunha terlalu hanyut dalam kesedihan yugyeom mengalihkan topik pembicaraan. eunha memang bekerja paruh waktu sebagai pelayan di kafe yang cukup ramai yang terletak tidak jauh dari pusat kota busan.

"aku izin hari ini" jawab eunha singkat.

"oh yah ngomong ngomong ibumu sudah sampai di seoul?" yugyeom mencoba membahas topik yang lain agar eunha tidak mengingat kejadian di sekolah.

"dia menelevonku tadi pagi dia bilang kalau dia sudah sampai dan mendapatkan tempat tinggal serta akan segera mencari pekerjaan" terlalu asik dengan obrolan sehingga yugyeom tidak sadar kalau sekarang mereka sudah sampai di rumah yugyeom.

"eunha-ah ayo masuk dulu ke rumahku aku akan mengobati luka di wajahmu itu. tidak baik seorang gadis dengan wajah lebam seperti itu" ajak yugyeom. dia sedih melihat wajah cantik eunha kini terpoleskan oleh luka lebam itu. eunha menyentuh lukanya dan meringis saat merasakan betapa perih lukanya. akhirnya eunha mengangguk dan ikut masuk ke rumah yugyeom. 

-

-

jungkook menghembuskan nafasnya pasrah, mendengar ceramahan panjang yang keluar dari mulut kakeknya membuat semua rasa sakit yang ia rasakan di sekujur tubuhnya entah hilang ke mana. sudah jungkook duga memberitahukan keadaanya kepada kakeknya adalah hal yang salah. 

"kakek sudah mengingatkanmu untuk makan 3 kali sehari" lagi dan lagi kalimat itu yang keluar. inilah alasan jungkook menolak untuk memberitahukan kejadian ini pada kakeknya karena ia benci mendengar ocehan kakeknya yang bahkan di ulang ulang sehingga dia menghafal kalimat kalimat itu.

"apa ku bilang, bukan keputusan yang bagus untuk membiarkan cucu kesayanganku tinggal terpisah. sangwoo-ya urus kepindahan jungkook ke rumahku" sangwoo sekertaris dari tuan jeon sanggyun menunduk dan berancang rancang mengambil langkah keluar untuk menjalankan apa yang di perintahkan tuanya.

jungkook membulatkan matanya lebar mendengar ucapan itu. dia tidak mau tinggal di rumah kakeknya yang tercatat sebagai salah satu dari 100 rumah terbesar di dunia itu, mungkin orang lain akan menganggap jungkook bodoh menolak tawaran tinggal di rumah semegah itu tapi jungkook lebih suka dengan rumahnya yang juga masih bisa di bilang cukup mewah di bsndingkan rumah kakeknya yang terlampau 'sangat mewah' itu. satu lagi yang paling ia benci adalah peraturan rumah itu yang terbilang sangat ketat.

"TIDAK MAU! aku tidak mau pindah ke rumah kakek, rumahku sudah cukup bagiku aku tidak mau membuat para pelayan di sana pusing dengan ku'' tolak jungkook dengan suara yang cukup kuat. kakek menggelengkan kepalanya tidak terima.

"aku janji akan makan dengan teratur mulai sekarang, tidak akan membolos pelajaran lagi, tidak ngebut saat naik mobil tapi kumohon, cucu kakek ini sudah besar bisakah kakek biarkan cucu kesayangan ini untuk tinggal di rumahnya saja" ucap jungkook mengeluarkan muka kasihanya agar sang kakek luluh.

 satu lagi yang kalian tidak tau tentang jungkook, walawpun dia berasal dari kalangan sangat kaya raya tapi itu tidak membuat jungkook seperti anak kalanganya yang hanya menghabiskan waktu tanpa belajar ia termasuk salah satu siswa terpintar di sekolahnya 'haneul school' yakni siswa yang menempati posisi 2 terpintar setelah kim taehyung di posisi 1. namun jangan lupakan tentang jeon jungkook yang hobinya lari dan tidak mengikuti pelajaran.

''baiklah. tapi ini terakhir kalinya kakek melihat kamu di rumah sakit karena mag-mu itu kambuh'' kakek jungkook menyetujui saran cucunya. sedangkan jungkook tersenyum penuh kemenangan. 

''presdir. anda ada rapat sekarang'' ucap sangwoo sebagai sekertaris, tidak. lebih tepatnya tangan kanan dari jeon sanggyun. jeon sanggyun sudah menganggap jung sangwoo sebagai bagian dari keluarganya mungkin? sangwoo sendiri sudah menjadi tangan kanan presdir jeon selama 15 tahun jadi tak heran kalau jeon sanggyun memilih sangwoo sebagai orang yang memegang seperempat tanggung jawabnya.

sepeninggalan kakeknya jungkook bernafas lega setidaknya ia tidak jadi tinggal di rumah kakeknya yang 'menyeramkan' baginya. tapi tak lama ia ingat sesuatu. park jimin! kemana manusia cipit satu itu? katanya tadi hanya ke ruangan dokter tapi ini bahkan sudah hampir 2 jam ia pergi, sejauh itukah ruang dokter? entahlah jungkook tak ingin membuat kepalanya pusing.

-

-

"akhirnya! tabungan kuliahku sampai 5 juta won juga" seru eunha senang saat melihat buku tabungannya dengan jumlah 5 juta itu. ia sangat senang akhirnya rasa lelahnya selama bekerja paruh waktu terbayar dengan uang yang terkumpul. bahkan ia menyembuyikan bahwa ia bekerja paruh waktu dari ibunya, ia hanya ingin memberikan kejutan kepada ibunya saat ia menunjukan tabunganya.

eunha membayangkan bagaimana nanti saat dia akan menjadi mahasiswa. itu pasti akan menyenengkan! dan eunha tak sabar untuk itu. tapi hayalanya tak berlangsung lama saat bunyi telvon membuyarkan lamunanya.

"halo?"

"........"

"benar saya jung eunha anak dari han yebin"

"......."

"APA?!!"

-TBC-

 kenapa tuh?? hahaha tnggu next captnya...

Sesuai janji bkln up hri ini
voment always

Give me [SLOW]Where stories live. Discover now