[3]seoul!

427 60 0
                                    

-TYPO WARNING!-

"maaf aku tidak bisa membantu di saat seperti ini" lirih yugyeom menunduk sedih.

sekarang dia dan eunha sudah berada di station kereta kota busan. semalam setelah eunha mendengar kabar bahwa ibunya mengalami kecelakaan dan sekarang tengah koma di rumah sakit besok paginya eunha memutuskan untuk ke seoul.

"tak apa yugyeom-ah, lagi pula kau sudah banyak membantuku" eunha beralih mengelus pundak sahabatnya. eunha tersenyum, yah walawpun itu senyum paksa. eunha hanya tak ingin membuat yugyeom merasa bersalah, tidak. ia sudah terlalu banyak merepotkan!

"tetap saja. nanti kau akan tinggal di mana? dan bagaimana jika ada yang menjahatimu?" ucap yugyeom mengangkat kepalanya melihat eunha.

"yah apa aku terihat miskin hah? aku punya banyak uang asal kau tahu, ibuku punya tempat tinggal di sana aku akan tinggal di tempat ibuku nanti. satu lagi apa kau lupa aku ini taekwondo sabuk hitam? wah! ternyata aku serendah itu di matamu" eunha berjinjit memukul kepala yugyeom. sedangkan yugyeom meringis dan mengelus bagian kepalanya yang di pukul eunha.

'kereta tujuan busan-seoul akan segera berangkat, penumpang di harapkan untuk segera naik'

mendengar itu eunha bergegas untuk melangkah ke arah kereta namun, belum selangkah di ambil eunha yugyeom menarik tubuh pendek eunha ke dalam pelukanya. eunha tertegun.

"berjanjilah untuk kembali dengan cepat dan membawa han ahjumma dalam keadaan sehat" yugyeom mengeratkan pelukanya saat di rasa eunha membalasnya. yugyeom rasa ia akan sangat kehilangan sosok cerewet sang sahabat nantinya.

"aigu, baiklah aku akan kembali sebelum masa skorsku berakhir" ucap eunha melepaskan pelukan mereka secara perlahan kemudian segera menuju pintu kereta yang terbuka.

eunha melambaikan tanganya kepada yugyeom sebelum ia benar benar masuk. yugyeom membalsanya dengan senyumanya sampai akhirnya tubuh kecil eunha hilang di telan pintu kereta.

-

-

KRING....

bunyi bel pagi 'haneul school' seolah perintah bagi para siswa agar untuk segera masuk ke kelas karena sebentar lagi pelajaran jam pertama akan segera di mulai.

namun, bukanya untuk segera bergegas ke kelas para siswa maupun dari kalangan perempuan ataupun laki laki malah berdiri berjajar di area loby sekolah. seakan dua pria dan satu wanita yang baru saja turun dari mobil mereka masing masing lebih menarik daripada jam pertama.

"kim taehyung aku mencintaimu"

"kyaaa liat itu park jimin semakin tampan saja"

"bae irene kaulah primadona sekolah ini"

"apa ini? di mana jeon jungkook kami?"

teriakan serta pujian seolah sudah menjadi makanan sehari hari oleh mereka bertiga yang kini sedang berjalan angkuh. namun, hari ini tak sedikit para siswa terlebihnya perempuan yang merasa kecewa karena 'jungkook mereka' hari ini tidak masuk. padahal jeon jungkook lah yang menjadi alasan sebagian penggemar 'flower gold' berjajar di loby setiap pagi.

fyi, flower gold adalah sekumpulan siswa haneul school dari peringkat 1 sampai dengan 4 namun flower gold juga terdiri dari siswa dari kalangan atas dari yang teratas di haneul school. yah walawpun semua siswa di sini berasal dari keluarga yang terpandang tak heran, karena haneul school adalah sekolah no.1 di seoul jadi yang bisa bersekolah di sini hanya orang orang dari kalangan atas.

tapi, walawpun semua siswa di sini adalah anak orang kaya tapi flower gold terdiri dari siswa yang keluarganya paling terpandang di sekolah ini. flower gold di ketuai oleh kim taehyung yang berada di posisi 1 di ikuti jeon jungkook di posisi 2, bae irene, dan yang terakhir park jimin di posisi 4.

seolah tuli dengan sorakan para siswa taehyung dan irene yang memang di kenal cuek hanya berjalan lurus menuju kelas dengan ekspresi datar meninggalkan jimin yang menebar senyum manisnya yang mengakibatkan siswa perempuan histeris. jimin memang di kenal dengan sosok ramahnya, berbeda dari ketiga anggota flower gold yang di juluki ice prince sampai ice queen.

"jungkook tak masuk hari ini?" tanya irene memerhatikan sekeliling kelas yang hanya dia dan taehyung saja. flower gold memang memiliki kelas khusus yang hanya di tempati mereka berempat. taehyung mengangkat bahu tak tahu.

"jungkook kemarin di larikan ke rumah sakit setelah pingsan akibat mag-nya, kalian tidak tahu?" jawab jimin dari arah pintu kelas.

"dia itu benar benar. padahal sudah kuingatkan untuk makan dengan teratur" irene menghembuskan nafas pasrah. sebagai sesama bagian dari flower gold tak heran jika mereka akrab sebagai teman. sedangkan taehyung hanya fokus pada handponenya tanpa mau masuk ke dalam pembicaraan 2 manusia yang ada di sampingnya.

"percuma kau memperingati manusia seperti jungkook. aku saja yang bersahabat denganya dari dalam kandungan tidak pernah ia dengarkan" sambung jimin. irene mengangguk setuju.

"PARK JIMIN! apa kau itu bodoh? meja itu bukan tempat duduk!" teriak guru kang yang membuat jimin buru buru turun dari meja yang ia duduki. sedangkan taehyung dan irene menahan tawanya melihat jimin yang tersenyum kikuk.

-

-

eunha berlari kecil di lorong koridor rumah sakit dengan satu koper besar. setelah melihat kamar inap dengan angka '599' tanpa mau membuang waktu eunha segera bergegas membuka pintu kamar dengan perlahan, takut membangunkan sang pasien yang tak lain adalah ibunya.

eunha melangkah perlahan menuju ibunya yang tertidur pulas serta wajah pucatnya yang di bagian tubuhnya terdapat berbagai macam peralatan rumah sakit.

"eomma ini aku putrimu, bagaimana kabarmu? apa kau memimpikan hal yang indah sampai tertidur begitu pulas hmm?" suaranya bergetar menahan tangis. ia tidak mau terlihat bodoh dengan menangis di hadapan ibunya.

"eomma? aku ingat saat kau bilang akan memukulku jika aku berbuat onar di sekolah. kau tahu? aku memukul temanku yang merendahkan kita. jadi sekarang bangunlah dan pukul aku, hukum aku agar tidak mengulangi perbuatan yang sama"

eunha berusaha keras menahan cairan bening yang akan segera melluncur dari kedua matanya. namun gagal, kini cairan itu telah meluncur bebas turun melewati ke dua pipi eunha. eunha berlari keluar perlahan ia tidak mau mengganggu tidur ibunya.

"hikss...hikss" tangis eunha pecah saat pintu ruang inap di tutup. eunha berjongkok di samping pintu kamar, menundukan kepalanya dan menangis sejadinya untung saja di tempat itu sepi hanya ada dirinya.

namun tanpa ia sadari seseorang dengan langkah lebarnya berjalan pelan ke arahnya.

"kau, baik baik saja?"



-TBC-

jadilah pembaca yang menghargai usaha penulis...

Give me [SLOW]Where stories live. Discover now