Prolog

9K 755 57
                                    

" If you were I, maybe you will understood how much I hurt because of you,"

- Selviana Putri -


Dulu, aku meyakini bahwasanya kisah asmara dijalani oleh dua hati yang dipersatukan oleh cinta. Aku selalu meyakini hal itu hingga akhirnya aku bertemu denganmu, seorang lelaki yang sudah mengetuk pintu hatiku pada pandangan pertama.

Kamu begitu mempesona, begitulah kesanku saat melihat keindahan parasmu. Semakin mengenalmu, aku menjadi serakah. Aku begitu tamak hingga langsung mengiyakan saat kamu mengajakku jadian hanya selang beberapa hari kita saling mengenal.

Aku bahagia, begitulah yang kurasakan saat menjalani hari-hariku denganmu. Kamu bak tinta sejuta warna yang melukiskan kanvas kosong di hidupku dengan warna-warna cerah yang begitu menyilaukan. Namun, aku tidak menyadari bahwasanya dalam jutaan warna di dunia ini, juga terselip banyak warna gelap yang pekat dan suram.

Aku mulai menyadari perubahan-perubahan dirimu seiring berjalannya waktu. Semua dimulai dari perubahan sikapmu, kata-katamu, perhatianmu lalu hatimu. Kamu, masih di sisiku, dalam jangkauan mataku tetapi hatimu bukan lagi hanya milikku. Ada seseorang disana-tidak! Ada beberapa wanita lain di sana. Pedihnya, aku tidak menyadarinya sama sekali sehingga semua menjadi terlalu terlambat untuk diperbaiki.

Semua karenamu, begitulah alasanmu saat kutanya mengapa kamu tega melakukan itu padaku. Kamu bilang aku terlalu cuek sehingga tidak lagi memperdulikanmu. Maka, aku mengubah sikapku.

Aku memperdulikanmu sehingga nyaris lupa mengurus diriku. Namun, setelah semua itu, kamu melakukan hal yang sama. Kamu mengatakan alasan yang sama, semua salahmu. Kamu bilang aku terlalu mengekangmu sehingga kamu merasa menjadi burung dalam kotak pensil yang tidak bisa terbang. Maka kuubah lagi sikapku dengan mulai membebaskanmu.

Lucu. Setelah semua perubahan itu. kamu kembali mengkhianatiku. Namun kali ini aku tidak bertanya, sudah terlalu muak dengan dirimu yang selalu menyalahkanku atas pengkhianat-pengkhianatan yang kamu lakukan. Seolah sikapku hanyalah sebuah alasan untuk membenarkan sikap kejammu atas diriku.

Aku tidak tahu bahwa dia sudah memilikimu, begitulah alasan para wanita itu saat kutanya mengapa mereka mau denganmu yang sudah memilikiku. Seperti orang idiot, justru aku yang meminta maaf dan meminta mereka melepaskanmu.

Mungkin ini memang salahku yang terlalu mencintaimu sehingga membuang harga diriku. Mungkin ini adalah salahku yang membuatmu merasa tidak nyaman denganku sehingga kamu pergi mencari hati yang baru untuk kamu tinggali.

Aku terlalu banyak tahu tentang kebusukanmu sehingga kamu mencari wanita lain yang tidak mengenalmu agar kamu bisa menunjukkan kebaikanmu saja di depannya. Namun sayang, kamu melupakan satu hal. Sepandai-pandainya bangkai disembunyikan, pada akhirnya bau busuknya akan tercium juga.

Kamu boleh jadi yang pertama, tetapi bukanlah yang utama, begitulah apa yang salah satu selingkuhanmu katakan padaku. Aku ingin sekali menertawainya. Dia merasa telah memenangkan hatimu dan menjadi buta. Dia belum tahu bahwasanya, meski kamu mengaku begitu mencintainya, pada kenyataannya saat ini kamu memiliki wanita lain selain aku dan dia.

Brengsek, itulah makianku padamu dulu. Namun, aku menyadari bahwa kata-kata itu tidaklah sanggup melukiskan sakit hati di hatiku untukmu. Umpatan itu tidak sebanding dengan siksaan batin yang sudah kamu lakukan padaku. Itu tidak cukup!

Airmata, umpatan dan juga doaku padamu kini telah mencapai batas putus asa. Aku terlalu enggan untuk menangisimu, juga sudah bosan mengumpatmu dan para selingkuhanmu. Aku terlalu letih untuk mendoakan hal yang sama setiap waktu.

Tuhan, jika datang seorang wanita menggoda pasanganku, ambil saja nyawa keduanya. Aku enggan berdebat. Begitulah doaku padaNya. Namun, aku sudah lelah mendoakan kalian. Karena aku menyadari semakin didoakan cepat mati, kalian malah semakin kekal abadi di dunia ini.

Karenanya kini aku sudah menyerah untuk berharap agar kalian mati. Sebaliknya, kini aku berharap kalian panjang umur, terutama mereka-para selingkuhanmu. Jangan berani-beraninya mati tanpa melihatku bahagia. Karena setiap sendi, saraf, tulang sehingga daging di tubuhku sedang berjuang untuk menunjukkan pada kalian, tentang apa itu balas dendam yang paling menyenangkan saat dikhianati oleh cinta yang kita percaya bisa membuat kita bahagia.

Kalian harus merasakan bagaimana rasanya jadi aku, sehingga kalian akan tahu betapa terlukanya aku karena kalian. Jangan takut sayang, aku tidak akan mengkhianatimu. Aku hanya akan sedikit bermain-main denganmu dan para selingkuhanmu. Sebaliknya, berbanggalah karena ini bukan kisah antara aku dan kamu. Tetapi ini kisahmu dengannya yang kusebut sebagai pelakor zaman now.

***
TBC

AUTHOR'S NOTE 

Eaaa...

Cerita baru 😊

Jangan baper :v

Ini cuma cerita kuyyy.

Nggak ada niat nyinggung siapapun, kesamaan nama adalah kesengajaan. Eh.. :v

Kwkwkkw.

Salam AntiPelakor,

Inag2711.

PELAKOR ZAMAN NOW ( Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang