4.3 - Change Up; She's Mine!

967 197 60
                                    

Jisoo tersenyum puas melihat penampakan mesin kasir yang baru saja dibelinya bersama Seokmin. Memekik kegirangan lalu bertepuk tangan, setelah selesai menghiasi mesin tersebut dengan pernak pernik lucu bertema cartoon. Si Tuan yang baru saja kembali dari luar menghentikan langkahnya sejenak. Mulai tersenyum tipis melihat tingkah Manusia Harapan miliknya sendiri. Baginya, memandangi Jisoo dari kejauhan adalah kegiatan menyenangkan yang entah sejak kapan malah menjadi hobinya. Dengan melakukan hal tersebut, Seokmin merasa seolah mendapatkan energi positif untuk memulai aktivitas apa pun.

Pemuda bangir itu kembali melangkah. Menumpu kedua sikunya pada meja kasir. "Jisoo, orang yang akan membuat papan nama sudah datang."

"Benarkah?" tanya Jisoo dengan antusias.

Seokmin mengangguk. "Bawa sketsamu kemarin, jelaskan papan nama seperti apa yang kamu inginkan."

Dengan antusias yang tak berkurang sedikitpun, Jisoo mengekori Seokmin keluar dari kafe. Ternyata di sana sudah ada pemuda lainnya yang juga tidak kalah tinggi dari Seokmin. Memiliki kulit yang lebih gelap namun begitu tampan. Senyum Jisoo merekah begitu saja saat melihat senyuman pemuda itu menyambutnya.

"Hei, aku Mingyu," ujarnya seraya mengulurkan tangan pada Jisoo. "Aku yang akan membantu kalian membuat papan nama."

Jisoo mengangguk, menyambut uluran tangan Mingyu dengan senyuman ramah. "Aku Jisoo. Kamu pekerja?"

"Tidak, sebenarnya aku owner. Tapi karena yang meminta adalah Seokmin, jadi kali ini akulah yang akan turun tangan langsung."

"Wah... Sepertinya kalian cukup dekat, ya!" ujar Jisoo, sambil melirik ke arah Seokmin. Tentu saja Jisoo masih sangat ingat dengan ucapan Seokmin kemarin malam. Laki-laki bangir itu menunjukkan ketidaksukaannya terhadap Mingyu. Sedikit aneh, karena pria tinggi ini terlihat begitu ramah.

"Kami bersekolah di sekolah menengah atas yang sama," ujar Mingyu tanpa menyisihkan senyuman terbaiknya. "Ternyata Seokmin benar, kamu benar-benar man... Aw!" Sebelum kalimat itu selesai diucapkan, injakan kaki Seokmin mendarat tepat di kakinya. Berhasil membuat Mingyu meringis kesakitan.

"Ya! Jangan mengada-ada!" ujar Seokmin, gelagapan. "Sudah, Soo. Jangan dihiraukan."

Jisoo terkekeh kecil. "Jadi kamu sering membicarakan aku pada teman-temanmu, Seok?" goda Jisoo.

Mingyu mengangguk cepat. Tak memberi celah terhadap Seokmin yang hendak menentang introgasi Jisoo. "Awalnya aku mengira Seokmin mengada-ngada. Dia bilang kamu benar-benar sempurna untuk ukuran seorang manusia biasa. Dia sering bilang kalau kamu itu utusan malaikat. Setelah melihatmu, sekarang aku percaya. Kamu sangat can..."

Seokmin semakin emosi. Tanpa segan melayangkan hantaman ke belakang kepala Mingyu dengan kencang. Jisoo pun turut terkenjut melihatnya. "Ya! Kunci mulut sialanmu itu!"

Jisoo meraih kedua belah tangan Seokmin dan menggenggamnya dengan erat. Setidaknya Jisoo harus mencegah kemungkinan Tuannya itu akan melakukan hal yang lebih kasar lagi. "Sudahlah, Seok. Mingyu hanya bercanda. Gyu, maafkan Seokmin, ya!"

Mata Jisoo memang beralih pada Mingyu. Namun, tangannya tetap menggenggam tangan Seokmin dengan erat. Seokmin tersenyum senang memandangi kedua belah tangan kecil Jisoo berusaha menahan tangan besarnya. Tapi, baru beberapa detik Seokmin bersenang-senang dengan genggaman itu, Jisoo segera melepaskan.

Gadis itu meraih sketsa yang tadi malam ia debatkan bersama Seokmin. "Nah, Gyu. Bisa kamu membuat papan nama seperti ini?"

Jisoo menjelaskan bagaimana detail yang ia inginkan pada Mingyu. Jarak keduanya yang sudah terlalu dekat, semakin membuat Seokmin gerah. Tidak jarang Mingyu malah mencuri kesempatan dengan lagi-lagi melayangkan pujian. Inilah salah satu alasan kenapa Seokmin tidak mau mempertemukan Jisoo pada Mingyu. Pria itu selalu mendominasi jika menemukan mangsa baru. Apalagi gadis manis seperti Jisoo! Sudah bisa dipastikan Mingyu akan bertindak lebih untuk menarik perhatian.

WISH [Revisi] (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang