sorry for typo(s)
---
Yebin tak pernah bisa menebak jalan pikiran Jun. Bahkan untuk saat ini, setelah Jun yang tiba-tiba muncul dihadapannya di perpustakaan, hingga Jun yang sekarang sedang menarik tangannya dan membawanya pergi entah kemana, bahkan sepanjang menyusuri koridor Yebin harus mengimbangi langkah kaki Jun.
"Jun, kau akan membawaku kemana?" Ini pertanyaan Yebin yang kesekian kali namun Jun masih saja diam dan tak menjawabnya, bahkan ia merasakan pergelangan tangannya mulai memanas dan sedikit sakit karena digenggam Jun terlalu kuat
"Jun, sebenarnya kau akan membawaku kemana? Kau menarik tanganku terlalu kuat." Kali ini Yebin berbicara dengan nada yang sedikit tinggi
Jun menghentikan langkahnya tiba-tiba setelah mendengarkan perkataan Yebin, membuat Yebin yang berada dibelakangnya menabrak punggung Jun.
Jun membalikkan badannya dan menatap Yebin sejenak dan berkata, "Mian.". Setelah itu, Jun kembali berjalan lagi namun kali ini tak secepat tadi dan genggamannya berpindah menjadi menggenggam jari-jari tangan Yebin.
"Jun, aku bertanya padamu sedari tadi! Kau akan membawaku kemana?" Yebin kembali mengulang pertanyaan yang sama
"Kantin."
"Untuk apa? Bahkan bel masuk sebentar lagi akan berbunyi. Aku ingin kembali ke kelas."
"Makan." Jawab Jun, "Guru-guru akan mengadakan rapat. Jam berikutnya bebas." Lanjutnya
"Kau tau darimana? Aku bahkan tak mendengar pengumuman apapun sedari tadi." Ujar Yebin
"Satu tahun menjadi King membuatku dengan mudah mendapatkan informasi seperti itu sebelum murid-murid yang lainnya tahu."
Yebin terdiam mendengar jawaban dari Jun. Dirinya jadi kembali mengingat tentang mereka yang menjadi King dan Queen.
Sepanjang perjalanan berikutnya Yebin memilih diam saja dan mengikuti Jun. Ia sempat mengutuk dalam hati kenapa perpustakaan dan kantin jaraknya sangat jauh hingga berpindah gedung, yang mengharuskan tangannya digenggam Jun lama.
Saat memasuki Kantin, semua mata murid-murid yang berada di Kantin langsung tertuju pada mereka. Yebin memilih menundukkan kepalanya dan tak berani melihat keadaan sekitar, bahkan sekarang ia mulai dapat mendengar murid-murid membicarakan dirinya dan Jun, membicarakan King dan Queen tahun lalu.
Jun mengajaknya untuk duduk dimeja paling pojok, yang membuat mereka dapat melihat lapangan outdoor.
"Aku akan membeli makanan. Kau jangan kemana-mana!"
Setelah mengatakan itu, Jun meninggalkan Yebin. Yebin memilih untuk menatap kearah lapangan outdoor, berusaha untuk tak memedulikan orang-orang yang kini masih menatap dan membicarakannya. Hingga Jun datang dan meletakkan sebuah nampan dihadapannya.
Yebin menatap makanan yang berada diatas nampan itu bingung. Terdapat semangkuk bubur, gelas, dan sebuah obat.
"Ini untukku? Bubur dan obat?" Tanya Yebin, dan hanya dibalas anggukan oleh Jun
"Jun, obat untuk apa?"
"Tadi pagi kau tidak sarapan dan sekarang sudah melewati jam makan siang, asam lambungmu pasti naik. Sebelum makan, minumlah obat lambungnya dulu." Jelas Jun
Yebin tertegun mendengar penjelasan dari Jun. Ternyata Jun masih ingat kalau ia memiliki masalah lambung, tapi Jun tahu darimana kalau tadi pagi ia tidak sarapan.
"Kau tahu dari siapa kalau tadi pagi aku tidak sarapan?" Tanya Yebin
"Kijoong. Sedari tadi dia mencarimu untuk menyuruhmu makan, katanya tadi pagi kau bangun kesiangan sehingga tak sempat memasak untuk sarapan kalian." Jawab Jun, "Sudah jangan banyak bertanya. Sekarang cepat minum obatnya dan habiskan buburnya." Lanjut Jun
Yebin langsung meminum obatnya dan mulai memakan bubur tersebut. Ingatkan Yebin untuk memarahi Kijoong saat sampai di apartemen nanti karena bercerita kepada Jun. Kijoong adalah saudaranya yang tinggal satu apartemen dengannya.
Yebin memakan buburnya dengan tidak nyaman karena Jun yang duduk didepannya sedari tadi menatapnya, membuat Yebin berusaha untuk tidak terlihat gugup dan salah tingkah.
"Baek Yebin, pulang sekolah nanti, kau harus pulang denganku!"
Yebin langsung tersedak mendengar perkataan Jun, membuat Jun segera menyerahkan gelas berisi air putih. Yebin langsung meminum air putih itu banyak-banyak.
Sedangkan Jun, kini sedang terkekeh melihat reaksi Yebin dengan tangan kanannya yang bebas mengusap puncak kepala Yebin yang membuat rambut Yebin berantakan.
----
nggak ngerti ini nulis apaan hehe..
mau buat bahasanya nggak baku, tapi nggak bisa.
ini dibuat bahasanya baku jatuhnya malah aneh nggak sih? hehe..
ceritanya terlalu mainstream? iya tahu kok, tapi tetep dibaca yak ^^
Guys, btw I know it's late, but masih suka senyum-senyum sendiri kalo liat ini...
Padahal Yebinnya ini ngomong ke Kijoong, tapi suka aja liatnya
Biarkan mereka terus berlayar~~
Chat's ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
143 | jun.yebin
FanfictionWhat does 143 mean? Stories about Jun, Yebin and their feelings.