6.

244 46 4
                                    


Sorry for typo(s)

-----

Tentang Yebin dan Hojung beberapa tahun lalu.

"Baek Yebin!!! Keluarlah!! Eomma sudah memanggilkan seseorang yang akan membantumu belajar!!"

"Eomma, sudah aku katakan berapa kali kalau aku tak mau."

"Yakk!! Kalau kau tak ingin belajar dengannya maka kau harus kembali ke tempat lesmu itu!!"

Ceklekk.. Yebin keluar dari kamarnya

"Eomma menyebalkan! Arraseo, aku akan belajar dengannya asal tak kembali ke tempat les itu."

"Baguss.. sekarang ayo ke ruang tamu, orangnya sudah menunggu disana!"

"Nah, Yebin, dia Hojung yang akan membantumu belajar. Kau harus memanggilnya Oppa karena dia setahun lebih tua darimu."

"Perkenalkan namaku Go Hojung, kau bisa memanggilku Hojung. Senang bertemu denganmu." Sapa anak laki-laki yang berdiri didepan Yebin ramah

Yebin hanya menatap anak laki-laki itu tanpa minat

---

Hojung melirik Yebin yang duduk disebelahnya. Sudah hampir satu jam ia menjelaskan dan mengajari Yebin namun sedikitpun ia tak didengarkan, orang yang sedari tadi ia jelaskan lebih memilih untuk mencoret-coret bukunya tak berminat mendengarkan apalagi mendengarkannya.

Sudah tiga bulan ia menjadi tutor Yebin yang akan menjalani ujian. Namun, sudah tiga bulan juga Yebin masih saya tak mau membuka diri dengannya. Bahkan Yebin akan berbicara dengannya apabila ia benar-benar terpaksa.

Hojung menghela napas berat. "Yebin-ah, kau bosan? Bagaimana kalau kita membeli es krim? Aku baru saja mendapat uang dari eomma-mu."

Yebin melirik dirinya sebentar, kemudian beranjak dari duduknya, "Kajja!"

Hojung tersenyum lebar karena tanggapan Yebin

---

Bel istirahat berbunyi dan Hojung langsung keluar kelasnya menuju kelas Yebin dilantai dua, berniat untuk mengajaknya makan bersama di Kantin.

Sudah hampir dua tahun ia mengenal Yebin dan Yebin kini sudah mulai membuka diri padanya. Bahkan Yebin sekarang tak segan-segan untuk berperilaku manja dan bercerita padanya. Tentu ia senang bukan main.

Hojung melihat Yebin keluar kelas, tangannya langsung melambai sembari memanggil Yebin, "Yebin-ah.."

Ekspresi wajah Hojung langsung berubah setelahnya. Hojung tahu betul tadi Yebin melihatnya, bahkan tatapan mereka bertemu beberapa detik. Namun bukannya membalas panggilannya dan berjalan kearahnya seperti biasanya, Yebin malah melangkah berlawanan arah dari tempatnya berada. Hojung menatap punggung Yebin yang kini menjauh dengan pandangan bingung.

"Ada apa dengannya?"

---

Hojung duduk disalah satu kursi tunggu Bandara dengan penuh harapan. Berharap ia bisa bertemu dengan Yebin untuk terakhir kalinya sebelum ia pergi jauh ke negara orang lain.

Sudah kurang lebih dua bulan Yebin menghindarinya. Memang mereka masih belajar bersama, namun sikap Yebin kini kembali menjadi seperti dulu. Menjadi Yebin yang banyak diam dan jarang berbicara dengan orang lain. Bahkan disekolah Yebin benar-benar menghindarinya seakan tak mengenalnya.

"Eomma, apakah Yebin benar-benar akan datang?" Tanyanya

"Tentu. Ibunya memberitahuku kalau mereka akan mengantar kita pergi. Tunggulah sebentar." Balas Ibunya meyakinkan

Hojung mencoba untuk tetap sabar menunggu sembari matanya melihat-lihat berharap Yebin datang.

Senyumnya merekah saat ia melihat Yebin datang bersama kedua orang tua dan adiknya dari kejauhan. Ia bahkan kini berdiri sembari terus menatap Yebin yang semakin dekat dengannya.

Yebin langsung menarik tangannya pergi menjauh dari orang tua mereka setibanya berdiri didepan Hojung yang membuat Hojung menatapnya bingung

"Sunbae, aku ingin mengatakan sesuatu padamu." Ucap Yebin

"Katakanlah. Ada apa, Yebin-ah?"

"Aku suka padamu. Ani, aku cinta padamu." Ucap Yebin cepat

Hojung menunjukkan ekspresi bingung saat mendengar ucapan Yebin, namun ekspresi itu berganti dengan sebuah senyum bahagia

"Baek Yebin, berjanjilah padaku." Kata Hojung, "Mulailah membuka dirimu pada orang lain dan tersenyumlah pada orang lain. Karena aku tak akan bisa berada bersamamu. Carilah teman yang banyak sebagai penggantiku. Dan berjanjilah untuk terus menungguku karena aku akan kembali. Janji?"

Yebin mengangguk dan jari mereka pun bertautan.

Mereka hanya tak tahu, bahwa janji mereka saat masih SMP ternyata akan berdampak pada mereka hingga sekarang. Janji anak SMP yang terlihat simple namun sangat berkesan.

-----


Mumpung ada waktu buat dilanjut hehehe.

ini cuma semacam kilas balik tentang Yebin sama Hojung kok, Jun-nya disimpen dulu. Jun-nya biar mikir-mikir dan berbimbang ria dulu *halah haha..


See ya,

Chat's



143 | jun.yebinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang