~2~

453 11 2
                                    

"Malam ini bintang dan bulan menjadi saksi atas kisah cinta kita berdua."

Malam ini bagi arga adalah malam terindah yang dimana setiap arga bersama anita selalu terasa indah.
Arga mengusap pucuk kepala anita yang tertidur di atas paha arga selesai  nonton film kesukaan mereka berdua.
Arga tatap jelas raut wajah anita yang polos dengan wajah pucat cantiknya dengan rambut kepang duanya yang memang sudah menjadi ciri khasnya anita.
Anita terbangun di saat air mata arga menetes di pipinya.
"Arga" anita menatap lekat mata arga sambil ngusap air mata yang menetes dari mata arga.
Arga hanya tersenyum memeluk anita penuh kasih sayang dan lagi-lagi arga meneteskan air mata.

Anita melepaskan pelukan arga perlahan, mengelus pipi arga dan menatap matanya lekat-lekat. "Ga kamu kenapa?".

Arga hanya membalas dengan senyuman kecil dan gelengan kepala menandakan bahwa dia tidak apaapa.

"Arga kamu yakin?".
Arga mengelus lembut kepala anita lalu mencium keningnya.
"Aku cuman takut kehilangan kamu."

Anita menghelakan nafasnya tersenyum kecil dengan raut wajah yang terbaca bahwa anita sedih akan pemikiran arga kini.
Tiba tiba saja di fikiran arga terlintas untuk mengajak anita pergi ke suatu tempat yang akan membuat anita akan selalu ingat moment mereka bersama.

"Ta kita pergi keluar yuk, aku mau ajak kamu kesuatu tempat".

"Tapi arga aku takut bapak dan ibu gak akan izinin aku keluar malam"
dengan raut wajah anita yang kini terlihat ingin sekali pergi keluar bersama arga tapi ragu akan izin kedua orangtuanya.

"Tenang saja ta aku bakal yakinin bapak sama ibu kamu buat ajak kamu keluar." Arga memegang erat tangan anita lalu mencium tangannya.

Setelah meminta izin kepada kedua orangtua anita arga mengambilkan sebuah jaket mantel di lengkapi dengan kupluk dan syel yang akan menambah hangat tubuh anita.
Karna arga tau anita tidak akan kuat dengan hawa dingin dan kesehatan anita yang kini tidak membaik, anita mengidap penyakit kanker paru-paru sejak setahun lalu hingga kini anita masih kuat bertahan berkat orang-orang yang selalu mendukung anita.
Arga  sangat mencintai anita semenjak arga tau anita mngidap penyakit kanker paru-paru arga sangat terpukul dia takut akan kehilangan orang yang sangat ia cintai.
Anita tinggal di bandung semenjak orang tua dari ayah anita terkena sakit juga, jadi kedua orangtua anita mengutuskan untuk pindah ke bandung sekalian merawat jalan anita dengan dokter langganan orangtua anita di bandung.
Sejak itu arga dan anita berpisah jarak, arga yang menetap untuk tinggal di jakarta melanjutkan perusahaan ayahnya.

♡♡♡

Arga membukakan pintu untuk anita menggandeng tangan anita
Mengelus lembut tangan anita, arga mengajak anita ke sebuah taman yang berada di suatu puncak, di sana ada beberapa pasang kekasih yang menikmati indahnya malam puncak bandung, arga dan anita duduk di sebuah kursi yang terletak di pingir kanan puncak, sambil memandang kota bandung dari atas yang indah terang penuh lampu lampu yang menyinari kota itu, di lengkapi juga bintang-bintang dan bulan yang mendukung romantisnya malam di kota bandung.
Anita menyandarkan kepala di bahu kiri arga sambil bercerita tentang kehidupan anita sehari hari di bandung dan begitu juga arga menceritakan kehidupannya di jakarta yang katanya sangat membosankan.

Sontak pembicaraan mereka tiba-tiba saja terhenti saat anita bertanya pada arga.

"Arga, kalau suatu saat aku udah gak ada apa kamu bakal tetap mencintai aku?".

Keheningan tercipta membuat arga menatap dalam sepasang bola mata anita. Selama 2 menit keheningan arga memjawab pertannyaan anita.

"Kamu gak usah khawatir ta, aku akan tetap mencintai kamu selamanya."
Dengan tatapan hangat yang lekat dan genggaman tangan yg erat arga tersenyum tulus pada anita, anita hanya tersenyum kecil hatinya berkata bahwa dia tidak bisa lagi bersama arga.

"Arga, aku tau kamu bukan orang yang bodoh."

Tatapan anita kini terasa sendu menatap kedua bola mata arga.

Raut wajah arga kini berubah tatapannya mulai mendingin,"Maksud kamu apa?".

Anita hanya menundukan kepala dan meneteskan air mata.
Arga masih tidak mengerti apa yang di katakan anita padanya, perasaan arga kini semakin gundah terasa sangat degdegan dan cemas,pikirannya kini entah ada di mana.

"Ta maksud kamu tadi ngomong kaya gitu apa?".

Dengan tatapan nanar anita menatap arga,bibirnya yang sedikit bergetar ingin mengungkapan kan perkataannya.

"Ar..gaa kamu pasti gak bodoh kan untuk terus pertahanin wanita kaya aku,seharus...".
Belum sempat anita melanjutkan omongannya arga memotong pembicaraan anita.

"Ta cukup. Aku mohon sama kamu jangan pernah ngomong kaya gitu, udah berapa kali aku bilang aku gak akan mencintai wanita lain selain kamu."

Mendengar ucapan arga anita kini meneteskan air mata, kepalanya yang tertunduk tidak tahan lagi menatap sepasang bola mata milik arga, kini anita berdiri dari tempat duduknya, arga yang mengikuti anita untuk berdiri memeluk erat tubuh anita, dalam malam yang dingin dengan suasana romantis yang mendukung malam ini berubah seketika dengan suasana dramatis.
Anita menangis tersedu di pelukan arga begitu juga arga.
Perlahan anita melepaskan pelukan arga.

"Arga, aku harap kamu memilih wanita lain pengganti aku, aku gak mungkin selamanya selalu nemenin kamu ga."

"Ta aku tegaskan sekali lagi ke kamu. Aku gak akan mencintai wanita lain selain kamu. Cuman kamu ta. Kamu.."
dengan tegas arga mengucapkan kata-katanya membuat anita larut dalam tangisannya.

Waktu terus berjalan semakin malam semakin bertambah hawa dingin yang kini membuat tubuh anita semakin mendingin, wajah yang pucat bibir yang menggetar dan tangan yang tetap dingin meski arga telag mengusap usap tangan anita.
Anita yang semakin lama semakin melemah terjatuh di pelukan arga, dengan panik arga meneriakan nama anita lalu beranjak pergi ke dalam mobil dengan menggendong anita.
Dengan kecepatan rata-rata arga mengendarai mobil sambil mengelus elus kepala anita yang tertidur di paha arga.
Wajah arga yang sama halnya terlihat pucat sangat menghawatirkan kekasihnya anita.

"Ta ku mohon jangan pergi tetap disini aku gak mau kehilangan kamu..."
dengan suara serak isak tangis arga terus mengatakan hal yang sama,arga tidak rela bila harus kehilangan anita.

Sesampainya di rumah anita arga membuka pintu mobil lalu menggendong anita masuk kedalam rumahnya.
Kedua orang tua anita sangat terkejut dengan pulangnya anita dengan keadaan seperti ini.

"Arga lebih baik kamu pulang ini sudah larut malam."
Ucap wanita paruh baya orangtua dari anita.

"Gak tante arga mau nemenin anita aja di sini sampai anita bangun."

"Sudah nak arga biar ibu dan bapak yang menjaga anita, nanti kalau anita sudah siuman ibu kabarin kamu."

"Tapi bu sa..."
belum sempat arga melanjutkan ucapannya ponsel arga berbunyi terdapat panggilan dari bramata salah satu karyawan kantornya arga sekaligus teman baiknya arga.
Bramata menyuruh arga pulang secepatnya ke jakarta karna ada problem yang terjadi di perusahaannya, ibu anita mendengar pembicaraan arga di telefon ibu anita membujuk arga supaya pulang kejarta, dengan beberapa saat arga berhasil di bujuk untuk pulang kejakarta.

"Kamu harus tau aku tidak akan mampu menjalanin hidup tanpa hadirnya kamu di sisiku."

She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang