~8~

192 4 0
                                    

Arga berjalan menuju lift untuk kembali ke ruangannya.
Lift terbuka dan "bruukk" arga terjatuh saat seseorang keluar dari lift dan menabrak arga.
Arga melihat sosok yang menabraknya ternyata seorang wanita.

"Kling" lift terbuka,grey sangat terburu buru ingin keluar dari lift namun sialnya dia menabrak sosok laki-laki di hadapannya.

"Aww" lirih grey pelan, grey menatap laki-laki yang tadi grey tubruk.

"gila nih cowo kenapa ganteng banget si gusti.." gumam grey dalam hati, grey melihat arga yang terjatuh malah senyum-senyum sendiri. Mungkin sudah gila.

Arga menatap kesal wanita di depannya itu, bukannya minta maaf malah senyum-senyum sendiri seperti orang gila.

Arga berdiri dengan wajah kesal."Gak punya mata ya maen nabrak orang gitu aja!" Ucap arga dengan nada tinggi.

Sayangnya grey tidak menanggapi ucapan arga jangan kan menanggapi mendengar saja tidak.

"Woy!" Ucap arga geram melambai-lambai di depan wajah grey, dan grey akhirnya lamunan grey seketika buyar.

"Ee..ehh iya maaf tadi saya tidak sengaja" ucap grey ragu dan malu kini pipi grey telah memerah setelah sadar dia telah menabrak laki-laki ganteng.

"Bukannya bilang maaf. Anda gila senyum-senyum sendiri?" Ucap arga geram, hahh rasanya pengen di tabok aja tuh cewe_-

"Kan saya udah minta maaf, anda jangan ngomong dengan nada seperti itu sama wanita. Tau kenapa?" Ucap grey tak mau kalah atau bahkan sengaja menutupi rasa malunya.

"Anda menyalahkan saya?" Jari telunjuk arga kini menunjuk ke arah dirinya sendiri di lengkapi dengan wajah datar.

"Saya tidak menyalahkan anda. Tapi saya hanya ingin memberitahu bahwa anda laki-laki yang tidak punya tatak rama sama wanita." Kini tatapan grey menajam ke arah arga, aneh memang tiba-tiba saja grey terbawa emosi menghadapi tingkah laki-laki di depannya ini. Sungguh tidak punya tatak rama sama wanita.

"Dasar cewe gila! Beraninya kamu ngomong sama saya seperti itu!" Kini emosi arga semakin memuncak nada bicaranya pun semakin meninggi.

"Hello! Siapa yang anda bilang gila? Saya? Heh masnya ngaca.! Baru pertama kali saya berhadapan sama laki-laki seperti anda." Dan begitu juga grey yang emosinya mulai memuncak.

"Kamu ini siapa?kamu tidak tahu siapa saya?." Nada bicara arga kini penuh dengan penekanan.

"Saya greysia amora anak magang di sini. Dan saya tidak peduli anda siapa. Ngomong sama anda buang-buang waktu saya."
Grey mendorong tubuh arga hingga terjatuh lagi.
Kini grey berjalan dengan cepat tanpa mau mengok ke belakang, sejujurnya hati grey kini sangat deg-degan antara percaya sama tidak percaya dengan apa yang kini grey lakukan.
Arga pun kembali berdiri menatap tubuh grey yang kini perlahan mulai menjauh darinya.
Arga pun kembali ke ruangannya, di hempaskan tubuhnya ke sofa dengan helaan nafas arga meraih ponselnya yang terletak di meja hadapannya.
Arga menelfon bram untuk datang ke ruangannya dan menyuruh bram mengajak kedua temannya, sofia dan grey.

Bram merasa bingung ada yang tidak beres tidak biasanya arga menyuruhnya ke ruangannya jika tidak lagi jam istirahat, apalagi kini di suruh membawa sofia dan grey bersamanya.
Sofia dan grey yang berjalan di samping kanan dan kiri bram hanya terdiam, sofia yang hanya diam penuh dengan rasa deg-degan dia berfikir pasti dia akan kena omelan oleh atasannya atau bahkan akan di berhentikan magangnya.
Beda dengan grey yang berjalan diam sibuk dengan ponselnya, grey merasa tidak ada masalah apapun pada dirinya bahkan grey berfikir atasannya ingin berkenalan dengannya.

Bram menghentikan langkah kakinya kini dia mengintrogasi sofia dan grey. "Kalian ada buat masalah apa sama atasan?" Tanya bram dengan tatapan dingin ke arah sofia lalu berganti ke arah grey.

Grey pun berhenti memainkan ponselnya grey bingung apa yang sudah dia lakukan dengan atasan bertemu saja belum.
"What? Gue gak bikin masalah apapun sama atasan, ketemu aja belom mana gue tau yang mana atasannya." Ucap grey membalas dengan cepat saat mendengar pertannyaan bram.

"Lu yakin gak bikin masalah apapun? Jangan bohong deh grey sama gue. Jujur.!" Kini nada bram mulai meninggi dan tegas.
Grey yang mendengarnya tidak terima di bentak apa lagi di salahkan.

"Gila loh ya. Gak percaya banget si sama gue." Grey yang terbawa kesal dengan wajah yang dingin menatap ke arah bram.
Sofia yang hanya terdiam melihat grey dan bram yang kini berdebat.
Sofia menunduk ingin sekali sofia jujur pada bram tetapi hatinya ragu takut bram akan marah.

"Noh lu tanya aja sofia kali aja dia yang bikin masalah." Jari telunjuk grey mengarah pada sofia. Sontak sofia kaget dengan ucapan grey kini sofia menatap grey lalu ke bram dengan tatapan ragu.

"Lu sof yang bikin masalah?" Tanya bram pada sofia.

"Bramm maaf ini semua salah gue" sofia memberanikan jujur dengan suara pelan.

"Aduhh sof ini baru hari pertama loh kenapa buat masalah si? Kalo atasannya nyuruh gue buat berentiin lu gimana? Atasannya tuh sumpah dingin orangnya sof" ucap bram mengacak rambuy seolah-olah frustasi.

"Maa..aaf bram gue gak sengaja" ucap sofia terbata.
Bram yang kini menghelas nafas fruatasi lanjut berjalan menuju ruangan arga tanpa membalas ucapan sofia.

She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang