~9~

179 2 0
                                    

Arga yang sedang di sibukan oleh tumpukan dokumen yang harus ia selesaikan dan arga juga seling berganti fokus pada layar laptopnya yang harus ia cek kembali dan harus ada yang di kerjakan ulang beberapa data.
Arga yang sangat terfokus pada layar laptopnya mengabaikan kehadiran bram datang bersama sofia dan grey, bram yang menghampiri arga sedangkan grey yang sibuk memainkan ponselnya dan sofia yang menahan panas dinginnya dilangkapi dengan jantung yang berdebar hanya bisa menundukan kepala dan berdoa dalam hati agar ia tidak di berhentikan dari magangnya.

Bram duduk di hadapan arga, kini arga mulai merasakan kehadiran bram datang ke ruangannya dan meresponya hanya dengan pertanyaa yang di lontarkan tanpa tatap wajah.

"Ngapain ke ruangan gue? Tumben-tumbenan lu" ucap arga yang masih sibuk mengetik laptopnya.

"Ini nih kebiasaan jelek loh. PELUPA." Bram sengaja menegaskan kata pelupa agar arga sadar karna dirinya lah yang menyuruh bram datang ke ruangannya.

"Oh yaya sorry gue lupa, jadi mana temen-temen lu.." arga menghentikan aktivitas mengetiknya lalu melihat di hadapannya bram yang sedang duduk di hadapannya dan di belakangnya dua sosok wanita berdiri yang satu asik bermain ponsel dan yang satu seolah-olah sedang membaca mantra sambil memejamkan mata.
Bram berdiri menghampiri grey dan sofia, bram yang terlihat kesal dengan kelakuan dua temannya ini bram segera menyikut grey hingga membuat grey terkejut dan ponselnya terjatuh, sofia yang sibuk dengan mantra-mantranya sontak membuka mata terkejut dengan suara gaduh terjatuh ternyata ponselnya grey.

"Bisa gak si lu berdua jangan bikin gue malu." Ucap bram berbisik kepada keduanya, kini tatapan bram terasa dingin dan seram.

Arga berdiri menghampiri bram, sofia yang menetap kosong sosok arga yang kini menghampiri ke arahnya kini hanya terdiam kosong, dan grey yang terkejut apa yang dia lihat saat ini. OMG! Laki-laki yang tadi gue tabrak di depan lift.

"Lo." Arga dan grey mengucap bersamaan dan saling melempar tunjukan dan tatapan mata tajam.

Bram dan sofia yang heran ada apa dengan mereka berdua hanya melempar tatap heran.

"Jadi cewe gila ini temen lu bram?" Arga tak percaya wanita gila yang kini di hadapannya ternyata temannya bram.

"Iya, ini temen gue grey" bram menunjuk jari telunjuknya ke arah grey, "dan yang ini sofia" telunjuk bram beralih pada sofia yang dari tadi hanya terdiam seperti patung.

Arga yang menatap sofia kini terdiam sejenak, tatapannya sunggu membuat sofia tidak mengerti, kenapa laki-laki di depannya ini menatap seperti ini. Tiba-tiba saja tatapan arga membuyar setelah bram menepuk punggu kanannya.

"Bro, sofia sama grey buat salah apaan?"

Mampus!. Kini hati grey degdegan tidak karuan rasa tidak enak di dirinya mulai menghantui hatinya, rasa malu yang mendalam tidak bisa lagi grey tahan,rasanya kini grey ingin menghilang saja dari muka bumi ini tuhan..

"Ini cewe gila gue gak mao liat dia magang di tempat gue lagi." Tatapan arga sangat tajam menatap grey yang kini hanya bisa terdiam dan mematung.

Grey yang terkejut mendengar perkataan arga syok, ia memohon minta maaf agar dirinya tidak di berhentikan dari magangnya.

"Gu..gue minta maaf atas kejadian yang tadi, maaf gue gak tau" dengan wajah memerah menahan malu dan menundukan kepala, demi apapun grey ingin tenggelam dari muka bumu ini.

"Te..terus gue gimana? Juga di kuarin?" Sofia memberanikan diri mengeluarkan suara.

Arga yang kini beralih pandang menatap sofia.
Namun tanpa arga menatap tanpa kata hanya terdiam.

Bram yang tidak tega melihat grey dan sofia di keluarin, bram pun memohon pada arga agar tidak mengeluarkan sofia dan grey bahkan bram menjamin dirinya sendiri demi sofia san grey.
All hasil arga pun luluh dengan rayuan bram.

##

Semenjak pertemuan grey dengan arga membuat kepala grey pening memikirkan nasibnya yang sudah pasti di cap jelek oleh atasannya.
Grey yang kini frustasi memikirkan bermacam cara agar arga tidak lagi membencinya demi nama baiknya.
Selama berfikir dengan berbagai macam cara akhirnya grey berhasil menemukan cara untuk meluluhkan hati dingin Arga Pratama.

Berbeda dengan sofia, dengan sifat yang dingin cuek masa bodonya, sofia tidak ingin mengambil pusing apa yang terjadi tadi, sofia fokus dengan pekerjaannya menata arsip.

"Sof, tumben tumbenan kamu tadi datangnya telat ke sini" ucap bu rini sambil membersihkan arsip arsip dari demu.

"Hm.. maksudnya ke sini mana bu?" respon sofia masih sibuk dengan menata arsip tanpa menengok ke arah bu rini.

"Ya ke ruang ini atuh neng sofia"

"Oh itu tadi pagi saya sudah datang terus mampir dulu ke ruangan bos" ucap sofia kini beralih membantu bu rini membersihkan arsip.

"Ada apa kamu ke ruangan pak arga?"

"Hmm itu tadi perkenalan aja kan saya belum sempat kenalan sama pak arga bu"

Di sisi lain arga yang frustasi dengan fikirannya sangat kacau, memikirkan anita dan sofia, "Kenapa sofia sangat mirip dengan anita".
Arga memejamkan matanya untuk menenangkan fikirannya, namun bukan menenangkan fikiran melainkan bayang bayang wajah sofia muncul dengan membawa senyuman manis khas anita.
"Hahh.." arga terbangun dari pejaman matanya.

"Kenapa gue harus mikirin hal kaya gini si" arga mengacak acak rambutnya.

She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang