5

107 9 2
                                    

Jika menurut kau rindu itu bertemu, lalu kalau jauh, kau mau apa?

~~~~~~~~~~~~~


Malam ini aku tak bisa tidur karna mikirin surat yang tadi udah aku baca, sebenernya aku gapeduli lagi sih soal surat itu, tapi aku gatau kenapa dipikiranku langsung aja terlintas tentang surat itu. Aku mengguling gulingkan badanku dikasur dengan selimut yang begitu tebal, membuatku menjadi seperti sushi raksasa. Apaan sih.
Aku terus terusan mikir, aku penasaran dan takut, aku takut kalo ini terror buatku yang kaya di film film, argh, aku gamau. Tapi kalau ini terror masa iya ngasih bunga, terus disurat itu ada tulisan C , itu apa ya kira kira, dikelasku nama yang inisialnya c kan cuma cici dan candra, jangan jangan bener ada diantara mereka berdua. Meski otaku rata rata aku ini cerdas kalo masalah kaya ginian. Oke besok aku tanyain ke mereka. Awas aja kalo emang bener si candra sm si cici, mereka membuatku mikirin sesuatu yang gak penting.

Tok..tok..tokk

Suara ketukan pintu kamarku yang agak keras membuatku tersentak kaget, dan

*Bruk

" Aduh sakit,"

" Kak nunu lagi ngapain, tidurnya jangan dilantai, dingin, ntar ada kecoa lagi," ucap karin yang tiba tiba masuk kamarku tanpa dikasih izin.

" Ini jatoh woy jatoh, ngetuk pintunya pelan aja kenapa, kaget tauk," kataku sambil memegang punggung ku yang terasa nyeri.

" Apaansih kak, lebay,"

" Bodo, mau apa kau kesini? Tidur sana," tanyaku sambil menerubungi semua badanku dengan selimut.

" Sensi amat, pantes gak dapet pacar," ledek karin

" Pedes banget mulut kau kaya sambel," ocehku

" Anu.. kak.. " kata karin terbata bata dengan menunjukan ekspresi bingung, polos dan kaya orang yang lagi kehilangan sesuatu.

" Apaan?" tanyaku so pura pura gak tau padahal aku sendiri tau dia kalo ke kamarku pasti ada maunya.

" Minjem laptop," jawab karin sambil memberikan seulas senyum geli dan sedikit mengedipkan matanya, itu memberikan isyarat agar aku minjemin apa yang dia mau, dan itu jadi kebiasaan dia kalo lagi ngerayu buat minta sesuatu dariku.

Nah kan, sudah kuduga, dia pasti ada maunya.

" Ngapain?" tanyaku lagi dengan nada cuek dan masih diterubungi oleh selimut.

" Ngerjain tugas," jawabnya lagi

" Minjem aja sama ayah,"

" Ayah tidur, kamarnya dikunci, lagian sebentar doang,"

" Gak,"

" Pelit,"

" Bodo,"

" Jangan jangan kak nunu masih nyimpen fotonya kak prima yaa," ledek karin sembari menyeripitkan matanya dan mencoba perlahan membuka laptopku.

Deg

" A..a..apaan sih karin, enggak," ucapku terbata bata dan mengambil laptop yang akan dibuka oleh karin.

" Pelit," balas karin lalu keluar dari kamarku.

Aku bengong

Prima? Sekarang dia dimana? Kabarnya gimana? Ko bisa bisanya karin nyebut nama dia lagi.

**

TRRRRRTTTTTT...
TTTRRRRRTTTTTTT....

Handphone ku yang bergetar getar menyibukkan jemariku untuk segera mengangkatnya. Tapi berkali kali aku mencarinya, mengangkat bantal, selimut, dan meraba raba disekitar meja belajarku, aku terus mencari ditumpukan buku buku ku, memeriksa tas jinjing yang tergeletak dilantai kamar. Masih tak kutemukan juga.

Aku tadi malam gak bisa tidur, jadi aku tidur sangat larut malam, alhamdulillah masih terbangun subuh. Hingga tak sengaja aku tertidur kembali diatas sajadah.

Aku terlambat! Kulihat jam dinding, menunjukan pukul 7.30 am. Padahal aku janji akan nemenin feby dan fatwa buat membeli buku buku yang akan kami pelajari besok. Hari ini sekolah kami meliburkan diri, karna ada acara perpisahan kepala sekolah, ya, akan diganti dengan yang baru.

Ahh, aku bahkan belum mandi, dan baju bajuku masih tertumpuk di keranjang.

TTRRRRRTTTTTT...... Ah itu dia! Dering handphone ku untuk kedua kalinya, dengan bervolume rendah serta getaran getarannya menunjukan posisi dimana dia berada. Ternyata handphone ku itu ada didalam tasku, aku lupa mengeluarkannya. Aku mengambilnya, dan, hup! Hanya miss call.
Aku memeriksa HP ku dan ada 15 miscall dan 7 pesan yang mendarat di HPku, dan itu semua dari... Fatwa.
Ah maafkan aku.

Aku membaca pesannya

Fatwa :
" Nu, kita ketemuan ditaman,"

" Aku udah nyampe, kau buruan, "

" Kau dimana, jangan dandan dulu lah nu lama,"

Begitulah kira kira pesan dari fatwa.
Aku langsung bergegas menemuinya ditaman.

Aku melihat sekeliling taman, gak ada siapa siapa tuh, dimana mereka.

" Seabad nunggu kau," ucap feby tiba tiba ada dibelakangku.

Aku menoleh

" Ah, maaf feb aku ketiduran," sahutku

" Yaudah ayok kita berangkaattttt," kata fatwa sambil mengepal dan mengacungkan tangannya kaya orang yang akan perang melawan penjajah.

**

Kami berdiri tepat didepan toko buku, kami masuk dan langsung memilih buku yang akan kami beli.

Aku berjalan ke tempat rak buku yang berisi buku buku novel, aku melihat lihat dan aku mengambil salah satu novel.

" Fat, nu, itu kayanya nabil deh," ucap feby sambil menunjuk kepintu masuk

" Ah benertuh," balas fatwa

" Nabil, siniii," teriak feby

" Ngapain lo manggil dia," sahutku

" Gapapa lah sekalian bareng kita beli buku," ucap feby dengan menaikkan alisnya.

Nabil berjalan menuju kami bertiga.

" Loh kalian beli buku juga," tanya nabil

" Iyaa buat besok takut kita gak bisa belajar kalo gak ada buku," jawab fatwa

" Tapi kok lo malah beli novel nu," ucap nabil yang tiba tiba mengambil novel yang ada ditanganku.

" Eh?" ucapku bengong

" Harusnya beli buku fisika, besok kan bimbingan," kata nabil terkekeh

" Apaan sih orang cuma baca baca doang," kataku mengambil kembali novel ditangan nabil.

" Ngeles mulu, ayok ikut," sahutnya lagi dengan menarik tanganku. Dan berjalan munuju rak tumpukan buku fisika.

" Eh ngapain," aku menepuk jidatku. Nih anak minta dibunuh, maen tarik tangan aja.

" Nih nu, lo harus beli buku ini, jangan novel kaya tadi," kata nabil sambil memberikan buku fisika yang tebal banget kaya sepuluh buku ditumpuk.

" Iyaa anjir lepasin tangan gue dong modus banget," kataku dengan mata memelototi.

" Siapa juga yang modus, kegeeran banget lo," ucap nabil dan berjalan meninggalkanku.

" Nu, ayok pulang, aku dan feby udah dapet bukunya nih," ucap fatwa

" Yaudah ayo," sahuttku


~~~~~~~~~~

My dream update

Jangan lupa vote & coment

Thx u❤

🍃🍃🍃🍃

My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang