part 1

58 8 4
                                    


Aurel POV

"Aurel....cepat dong, kita udah telat 3 menit nih," ucap sahabat ku, seraya mondar mandir didepan pintu kamar ku.

Namanya Jessy, sebut aja gitu, cantik manis dan imut. Punya pacar, bisa dibilang bad boy gitu dan satu lagi dia juga seorang bad girl. Sedangkan aku, kau pasti akan tahu nanti, aku bahagia dengan statusku, Ah lupakan.

"Iya nih udah siap," ujarku lalu menarik tangan sahabat ku, untuk segera keluar.

Bukanya keluar dia malah diam seperti patung, sambil memutar bola matanya karena terlalu kesal dengan sikap ku.

"Kau membosankan." Jessy berteriak tetapi tidak berlebihan, dengan wajah kesalnya.

"Maafkan aku," ujarku sungguh-sungguh sambil memasang puppy eyes, andalanku.

"Iya deh." Jessy pun akhirnya tak bisa berkata-kata lagi.

Akhirnya kami memutuskan untuk segera ke halaman rumah ku karena bad boy Brian pasti sudah menunggu sangat lama.

"Hi baby, kau membuatku menunggu lama," ucap Brian, yang tak lain adalah kekasih Jessy.

Sambil merangkul Brian, Jessy mulai menceritakan dan mengadu kepada Brian.

"Maafkan aku, karena Aurel, dia membuat kita menunggu lama," kata Jessy mengadu kepada Brian.

Nah iyakan benar dugaan ku, dasar cewek manja.

Aku hanya menyengir kuda melihat pasangan bad boy and bad girl itu, mau bagaimana lagi mereka adalah sahabat ku.

"Sudahlah, ayo kita berangkat," ajak Brian dengan senyum manis yang tak pernah hilang dari bibirnya.

***

"Errrrrr....PANASSSS, ini sangat keterlaluan," teriak Jessy saat berada ditempat tujuan.

Disini memang panas tetapi saat masuk kedalam hutan maka, akan terasa sejuk dan dingin.

"Jess, jangan teriak-teriak. Nanti mereka terganggu," ujarku menasihati nya.

Dia hanya menyeringai dengan tidak bersalahnya, sahabat macam apa itu.

"Udah dong, Aurel yang cantik, jangan marah-marah mulu, nanti kecantikanya hilang loh. Ayo kita ke sana, yang lain juga udah ngumpul tuh Rel," ucap Jessy, membujuk ku.

Akhirnya dengan terpaksa aku mengikutinya dengan hati yang sangat jengkel.

"Brian dimana yah, ko gak keliatan sih." Jessy terus mengomel karena kekasih nya tak kunjung datang.

"Mungkin sedang menggoda perempuan lain, upsss," ucapku tanpa sengaja, mampus, tamat hidupku.

"Apa kau bilang,...hiks..hiks..," ucapan Jessy tiba-tiba terhenti, karena dia mulai menangis. Oh ya ampun bagaimana ini.

Tanpa mereka sadari, seorang laki-laki datang menghampiri mereka dengan wajah berbinar kebahagian dengan senyuman yang sangat manis.

"Baby, kenapa kau menangis," ucap Brian tiba-tiba, sudah berada dibelakang mereka.

Akhirnya Jessy menoleh kebelakang, mendapati Brian yang sedang tersenyum.

"Kau kemana saja," kata Jessy sambil memeluk Brian dengan ketakutan.

Jessy memeluk Brian dengan tangan yang terus memukul dada bidang Brian.

"Hei aku disini," ujar Brian sambil menenangkan Jessy.

Mengerti suasana seperti ini akhirnya aku memutuskan meninggalkan mereka berdua, karena tidak ingin membuat mereka tambah bertengkar.

Akupun sangat bingung ingin kemana, tetapi tiba-tiba.

"Aurel...," panggil seseorang yang tak lain adalah Steven.

"Ya," akhirnya aku menoleh kebelakang dan mendapatinya dengan senyum yang sangat menawan.

Steven adalah sahabat Brian, ya Steven juga seorang bad boy seperti Brian.

Dengan senyum menggoda, yang membuat semua perempuan jatuh dalam pesona sang bad boy, tetapi tidak berlaku padaku.

"Biar ku tebak, pasti kau sedang terasingkan oleh dua sejoli itukan," tuduh Steven, dengan percaya diri.

Saat aku ingin bicara dia terlebih dahulu memotong pembicaraanku.

"Sudah ku bilang, jadilah kekasihku. Ini sudah ke 10 kalinya aku meminta, apa kau ingin menjadi kekasihku," bujuk Steven dramatis dengan susah payah, karena aku selalu saja menolaknya.

Tanpa sepatah kata pun aku berlalu meninggalkanya, yang sedang berlutut dengan kepala menunduk, rasakan itu.

"Aurel kau adalah napas ku, jangan pernah pergi," terakan Steven menggema di tempat ini.

Dasar cowok gila,' teriak batinku.

***

"Ms.Fernnata, apakah kau bisa membantuku," ujar seseorang yang tak lain adalah, Mrs.Athea.

"Ya Mrs.Athea, apa yang bisa saya bantu," ucapku sesopan mungkin.

"Saya ingin, kalian membuat sebuah laporan. Kau, Jessy, dan Violet. Saya harap laporan itu segera dilaksanakan, karena hanya kalian yang sangat berprestasi, jadi saya meminta kalian membuat laporan itu dengan sangat teliti," jelas Mrs.Athea dengan melihat laporan-laporan sebelumnya.

"Baiklah, saya akan melaksankan semampunya"

"Laporan kali ini, kalian akan meneliti hutan yang memiliki berbagai mitos, dan kalian akan didampingi beberapa senior kalian, kuharap kau segera memanggil teman-temanmu," terang Mrs.Athea dengan sangat serius.

Aku hanya mengangguk dan segera mencari Jessy dan Violet untuk menemaniku mendapatkan berbagai laporan.

***

TBC

Aurelia FernnataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang