Part 8

15 3 0
                                    

"Ibu ingin kau mempertimbangkan kata-kata ibu tadi, ibu tidak ingin kau kecewa di detik-detik terakhir. Seandainya kau memilih Aurelia, ibu turut senang karena kau telah memiliki pasangan hidup mu, maka dari itu mulailah melupakanku," sahut ibunya dengan nada pilu yang membuat Justin merasa bersalah jika tidak memenuhi keinginan ibunya.

"Tapi seandainya kau memilihku, ibu sangat bahagia, kau masih menginginkan ku menjadi ibumu, karena ibu tidak dapat dicari, tetapi pasangan hidupmu dapat dicari," lanjut ibunya tersenyum hangat dan kembali memejamkan matanya.

Ternyata ibunya telah tertidur dengan tenang dan masuk ke bunga mimpinya.

* * *

Ternyata ibunya telah tertidur dengan tenang dan masuk ke bunga mimpinya.

Dengan hati-hati Justin kemudian meninggalkan ibu-nya yang sedang terlelap begitu damai, membuat hati Justin merasa bahagia.

Justin kemudian berjalan dengan langkah gontai akibat menangis, karena takdir yang begitu tajam telah membuatnya harus memilih.

Apa yang di katakan ibunya ada benarnya,
Ibu tidak dapat di cari, tetapi pasangan hidupmu dapat di cari.
Ucapan ibunya terus terbayang di kepalanya, membuatnya semakin meraung-raung di lorong yang sangat sepi ini.

Apa yang harus dia pikirkan lagi, sudah jelas dia sangat menginginkan Aurelia, tetapi dia juga sangat membutuhkan ibu-nya.

"Siapa di sana?" Tanya seorang wanita yang tak lain adalah Aurel.

Dengan sesegera mungkin Justin menghapus air matanya, karena tidak ingin di lihat oleh Aurel.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini Aurel?" Tanya Justin terdengar seperti gertakan.

Aurel yang mendengar nada yang berbeda yang keluar dari mulut Justin, membuat Aurel merasa takut dan memundurkan beberapa langkahnya kebelalakang. Membuat Justin menaikan alisnya. Karena merasa bingung apa yang sedang dia lakukan kepada Aurel.

"Aurel, ada apa dengan dirimu?" Tanya Justin karena, sedari tadi dia merasa sangat kebingungan, karena tingkah Aurel yang tiba-tiba berbeda kepadanya.

"Ka...kau... vam...vampire," sahut Aurel dengan nada ketakutan, karena saat dia berada di sini, dia melihat mata Justin yang berwarna merah darah, dan taring yang mencuat keluar. Kuku-kuku yang runcing. Hal itu membuat Aurel ketakutan.

Tapi ketika Justin memanggilnya, ternyata Justin telah berubah menjadi manusia yang sangat tampan, bukan seperti mahluk penghisab darah yang mengerikan itu.

Justin kembali di buat bingung oleh Aurel, pasalnya Aurel tidak mengetahui kalau dirinya adalah vampire. Tetapi saat ini Aurel telah mengetahui dirinya yang sebenarnya.

"Berhenti Aurel, diam disana. Aku bisa jelasin semuanya," guman Justin memberi peringatan kepada Aurel.

Aurel yang menjadi target lawan bicara Justin hanya bisa mematung di tempat karena, rasa takut berlebihan dan rasa ingin melarikan diri dan itu menjadi satu di benak Aurel.

Akhirnya dengan tenang Justin menghampiri Aurel dengan hati-hati, karena takut membuat Aurel ketakutan.

Di sinilah sekarang Justin, di depan Aurel sambil menatap mata indah itu tetapi ada rasa ketakutan yang terlihat dengan jelas dimata Aurel. Dan Aurel juga menatap balik mata indah Justin  yang sedang memperhatikanya.

"Kau tak perlu takut, aku tidak akan menyakitimu. Karena kau adalah Mate ku," ujar Justin menekan setiap kat-kata yang keluar dari mulutnya.

"Mate, bagaimana mungkin? Kau seorang vampire, dan aku hanyalah manusia biasa?"
Aurel akhirnya menanyakan apa yang sedang ada dibenaknya.

"Kau bukan manusia sepenuhnya, Aurel," ucap Justin kembali dengan penuh penekanan.

"Maksudmu.....


* * *

Jangan lupa Vote-nya yah, kalau kalian suka...

TBC

Aurelia FernnataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang