Part 10

15 3 0
                                    

"Aku menyukai jiwa kegelapanmu, yang sangat jujur dari pada jiwa baikmu, Auren," lanjut Justin.

"Kau terlalu memujiku, Just," guman Auren sambil terkekeh diakhir kalimatnya.

"Maafkan saya Pangeran Richolle, mengganggu Pangeran bersama Nona Aurel, tetapi Clan Werewolf sedang berada didekat hutan pinus, Mike ingin segera bertemu dengan Pangeran sekarang juga. Diruang bawah tanah," ucap wanita paruh baya seraya ketakutan, dan hanya menunduk tidak berani menatap lawan bicaranya.

"Baiklah silahkan kau pergi dari sini," ujar Justin, wanita itu langsung berterima kasih dan berjalan melewati mereka berdua.

"Aku harus pergi, Auren," sahut Justin yang mendapat tatapan tidak suka dari Auren.

"Aku ikut," ucap Auren dengan nada manja, sambil melingkarkan tangannya dilengan Justin.

Justin yang melihat itu hanya pasrah, dan kemudian mengangguk lesu menerima permintaan Auren.


Akhirnya Auren berteriak kegirangan karena mendapat persetujuan dari Justin.


* * *


"Mike," panggil Justin, ketika berada didalam sebuah ruangan yang sangat indah dengan ukiran-ukiran yang sangat mengagumkan.

Tiba-tiba seorang laki-laki datang menghampiri Justin dan Auren, laki-laki itu mengenakan jubah yang sangat panjang, dengan topeng yang menutupi setengah wajahnya.

Laki-laki itu menatap heran kearah Aurel, karena yang dia tahu Aurel sangat tertutup bahkan memegang tangan laki-laki sekalipun tidak pernah dia lakukan, tetapi apa yang saat ini dia tunjukan bukanlah dirinya sebenarnya.

"Mike, kenalkan dia Auren," ucap Justin lesu, karena malas mengenalkan Auren dengan Mike.

Mike merasa heran dengan nama gadis ini, pasalnya yang dia tahu gadis yang berada didepannya ini adalah, gadis yang bernama Aurel bukan Auren.

"Aurenitta," guman gadis cantik itu sambil mengulurkan tangan kanannya untuk berkenalan.

Dengan ragu Mike membalas uluran tangan gadis itu dengan kening yang menyatu.

"Mike A. Wright," sahut Mike dengan ragu.

Akhirnya Justin terkekeh karena perkenalan mereka terlalu lama dan itu menyebabkan Justin merasa kesal dan bosan, menyaksikan mereka berdua.

"Sudah acara perkenalannya?" Justin bertanya dengan wajah garang yang membuat siapa saja akan merasa takut.

Mike yang melihat itu akhirnya tertawa kecil, karena sikap yang telah ditunjukan Justin menurutnya sangat kekanak-kanakan.

"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Justin ke intinya, karena tidak ingin membuang waktu terlalu lama.

"Kita harus meminta bantuan kepada seorang penyihir Just, untuk meramalkan masa depan kita. Agar penyerangan terbalik ini berhasil." Mike mulai berbicara dengan serius, menerangkan apa yang harus mereka lakukan.

"Tapi kau tahukan, para penyihir telah berkhianat kepada klan kita!" Ucap Justin dengan nada tidak sukanya.

"Tidak semuanya Just." Akhirnya Mike menatap kearah Auren yang sedari tadi memperhatikan mereka berbicara.

Merasa bingung akhirnya Auren berbicara,
"Baikalah aku akan membantu kalian, tapi aku mohon tinggalkan aku sendiri. Dan kembalilah kesini setelah lonceng itu berbunyi," ujar Auren dengan serius sambil menunjuk kearah lonceng yang terletak disudut ruangan itu.

Akhirnya Mike dan Justin menyetujui permintaaan Auren, tanpa berpikir panjang mereka berlalu pergi meninggalkan ruangan mewah tersebut.

Auren mulai berkonsentrasi, dan mulai melapalkan kata-kata yang membuat tubuhnya melayang seketika.


Setelah hampir 3 jam, Auren membuka matanya, napasnya tidak beraturan, darah segar keluar dari mulutnya, mata merah menyala menahan sakit.


Dengan sekuat tenaga Auren, menggapai lonceng itu dan membunyikanya, tetapi kesadaranya mulai berkurang, lonceng tersebut dibunyikan dan mata indah itu mulai terpejam.



* * *


Jangan lupa Vote-nya yah, kalau kalian suka...

TBC


Aurelia FernnataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang