Part 5

35 4 0
                                    

Aku kembali tersenyum, sambil menggigit bibir bawahku.


"Apakah kau sedang menggoda ku, Nona," tanya Justin sambil mengusap bibir bawahku menggunakan jari telunjuknya yang terasa hangat dibibirku.


"Errr....," kekehanku terdengar seperti desahan yang membuatnya tersenyum penuh arti.


Tanpa diduga sama sekali, benda kenyal dan hangat itu tiba-tiba menempel dibibir basah milikku.


* * *


Tanpa diduga sama sekali, benda kenyal dan hangat itu tiba-tiba menempel dibibir basah milikku.


Aku terkejut sekaligus malu, dia menyerang bibir ku tanpa aba-aba sehingga aku pun tidak bisa menghindari serangan tiba-tiba darinya.


Dia kembali menyeringai, di sela-sela ciumanya. Aku ingin menolak tapi, aku tidak bisa memungkiri kalau ciuman ini begitu manis.


Dan saat aku menyadari sesuatu, akhirnya aku mendorongnya dadanya sekuat yang aku bisa.


"Ka..kau.. ap..apa ya..ng kau la...laku..lalukan," ujarku gugup dan terbata, menahan malu. Karena sedari tadi aku terus memerah.


Tiba-tiba dia terkekeh melihat tingkah konyol ku, tanpa merasa bersalahnya dia tiba-tiba hendak mencium ku lagi, tetapi aku berhasil menghindar dari dirinya.


"Err...First kiss, Nona," ujarnya terkekeh dan penuh penekanan ke arah ku.


Ucapnya membuat pipi ku semakin memerah, akibat ulahnya.


"Aku menyukai, pipi merah mu itu. Sungguh itu sangat mengoda ku, untuk kembali. Ekhm," lanjutnya sambil terkekeh untuk menormalkan kembali suara bariton miliknya.


"Kau sangat mesum, Tuan Justin," ujarku kesal, karena tingkahnya yang menurut ku sangat berlebihan.


Akhirnya dia tertawa lepas, entah apa yang sedang dia tertawakan, mahluk dingin dan misterius itu ternyata tidak mengerikan seperti yang ku duga.


Tetapi dia sangat ceria dan sangat kekanak-kanakan.


Akhirnya aku menyadari sesuatu, aku sedang berada di sebuah ruangan yang sangat besar dan mewah. Karena dinding ruangan ini yang aku perkirakan adalah emas dan batu-batuan yang menempel di langit-langit ruangan ini yang sangat ini dan yang harus aku akui itu adalah batu kristal.


Sekaya itukah Justin,' batinku terperangah karena kekayaan yang dimiliki Justin.


Tiba-tiba dia berhenti tertawa dan kembali tersenyum kearahku.


"Kau terlalu mengagumiku, Nona," ucapnya membanggakan dirinya sendiri.


"Maka dari itu apabila kita menikah, maka aku tidak akan bekerja. Karena kekayaanku tidak akan pernah habis. Dan yang perlu kau lakukan hanya menemaniku dikamar ini," lanjutnya yang membuatku semakin malu. Karena kata-kata vulgar yang keluar dari mulutnya.


Tiba-tiba suara ketukan dipintu membuat kami sama-sam menoleh.


Setelah Justin menyuruhnya masuk akhirnya, aku melihat sosok pria paruh baya yang sedang tersenyum hangat kearah kami.


Aku kembali menemukan Justin yang datar, dingin, dan tegas. Dia sangat cepat dalam mengubah ekspresi. Apakah dia mempunyai kepribadian ganda?.


"Maafkan saya Pangeran Richolle telah mengganggu anda, tetapi Raja Richolle ingin bertemu dengan anda," ucapnya sambil menundungkan kepala karena takut menatap Justin secara langsung.


"Baiklah, kau silahkan keluar," sahut Justin.


Tanpa menunggu lama pria paruh baya itu keluar dari ruangan ini dengan tergesa-gesa.


"Kau sangat menakutkan," ujarku pelan tanpa menoleh kearahnya.


Dia kembali tersenyum hangat, apa-apan ini apakah dia mempunyai kepribadian ganda. Dia sangat suka berubah-ubah.


"Itulah aku, apakah kau ingin ikut bersamaku, menemui ayahku," ajaknya dengan nada memohon kepadaku.


Awalnya aku menolak tetapi akhirnya, aku menyetujui ajakan.


* * *


Jangan lupa Vote-nya yah, kalau kalian suka...


TBC

Aurelia FernnataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang