Part 7

27 3 0
                                    

Justin kembali memejamkan matanya, dia sangat ingin ibunya kembali tersenyum ceria seperti dahulu, bukan ibunya yang sekarang yang sering memuntahkan darah segar karena kutukan penyihir.


Ingin rasanya Justin menghabisi penyihir itu, tetapi penyihir itu telah meninggal dengan sendirinya. Dan menyisakan satu keturunan yaitu "Aurelia Fernnata".


* * *


Ingin rasanya Justin menghabisi penyihir itu, tetapi penyihir itu telah meninggal dengan sendirinya. Dan menyisakan satu keturunan yaitu "Aurelia Fernnata".


Mengingat nama itu membuat Justin, kembali tersenyum masam. Mungkinkah dia telah menanamkan rasa berlebih kepada keturunan penyihir itu?, jika benar apa yang harus di lakukanya saat ini.


"Ibu bagaimana mungkin, aku tega membunuhnya?" Tanya Justin dengan nada lembutnya, agar sang ibu memahami isi kepalanya.


Terlihat ibunya menghembuskan napas kasar, yang membuat Justin merasa sangat bersalah.


"Dia adalah Mate-ku ibu, bagaimana mungkin aku menghabisinya dengan tangan ini," lanjut Justin, sambil mengangkat kedua tangannya.


"Ibu tau kau mulai mencintainya, Justin. Tetapi apakah kau mau melukaiku?, dengan cara membunuh ibu secara perlahan?" Tanya Ratu Richolle, sambil terbatuk mengeluarkan darah segar.


Melihat hal itu membuat jantung Justin tertusuk begitu tajam karena perkataan ibunda-nya tercinta.


"Ibu jangan banyak bicara, kau masih terlalu lemah," perintah Justin, sambil memegangi bahu ibunya yang lemah.


Saat ini Justin tidak ingin memilih salah satunya, karena apabila dia memilih salah satunya maka, seseorang akan meninggal. Dan seperti itu juga sebaliknya.



Membuat Justin ingin menenggelamkan dirinya di dalam lautan hingga semuanya berakhir.


"Pikirkan ini baik-baik Justin, Ibu tidak ingin kau menyesal setelah kau memilih salah satu dari kami. Ibu mohon putuskan sekarang sebelum semuanya terlambat," ucap ibunya dengan lemah gemulai, akibat rasa sakit yang terus menyiksa batin dan tubuhnya.


Dan saat itu juga Justin mengguk sebagai tanda, menyetujui ucapan ibunya. Agar memilih salah satu dari mereka.


Apabila dia memilih ibunya, maka Aurelia akan menjadi boneka hidup yang hanya akan menuruti perintah majikanya, dan kemungkinan lain jika Aurelia hidup, yang dia dapatkan hanya tubuh bukan roh, dan kemudia setelah tubuhnya lelah dia akan mati.


Sedangkan jika dia memilih Aurelia, Ibunya akan meninggal. Itu sudah pasti karena hanya dengan kristal suci itu saja kunci hidup dan mati ibunya.


Ini adalah pilihan yang sangat menyulitkan Justin, di sisi lain Justin sangat menyayangi Ratu Richolle dan sebaliknya juga Raja Richolle sangat mencintai istrinya dan tidak ingin kehilangan istrinya.


Tetapi disisi lain Justin juga mulai menumbuhkan benih-benih cinta kepada Aurelia, entah karena apa. Tetapi daya tarik Aurelia sangat kuat, sehingga Justin mulai jatuh ke dalam pesona seorang gadis yang tak lain adalah Aurelia.


Akhirnya Justin memutuskan untuk mengantar ibu-nya ke kamar agar ibunya dapat beristirahat, walaupun itu tidak mengurangi sakit yang di derita oleh ibunya.


"Ibu panggil saja aku jika ibu membutuhkan aku, aku akan kesini menemui ibu kembali," ucap Justin, berjanji kepada sang ibu dengan senyum hangatnya.


"Ibu ingin kau mempertimbangkan kata-kata ibu tadi, ibu tidak ingin kau kecewa di detik-detik terakhir. Seandainya kau memilih Aurelia, ibu turut senang karena kau telah memiliki pasangan hidup mu, maka dari itu mulailah melupakanku," sahut ibunya dengan nada pilu yang membuat Justin merasa bersalah jika tidak memenuhi keinginan ibunya.



"Tapi seandainya kau memilihku, ibu sangat bahagia, kau masih menginginkan ku menjadi ibumu, karena ibu tidak dapat dicari, tetapi pasangan hidupmu dapat dicari," lanjut ibunya tersenyum hangat dan kembali memejamkan matanya.


Ternyata ibunya telah tertidur dengan tenang dan masuk ke bunga mimpinya.



* * *


Jangan lupa Vote-nya yah, kalau kalian suka...


TBC

Aurelia FernnataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang