part 2

47 6 0
                                    

"Ms.Fernnata, apakah kau bisa membantuku," ujar seseorang yang tak lain adalah, Mrs.Athea.

"Ya Mrs.Athea, apa yang bisa saya bantu," ucapku sesopan mungkin.

"Saya ingin, kalian membuat sebuah laporan. Kau, Jessy, dan Violet. Saya harap laporan itu segera dilaksanakan, karena hanya kalian yang sangat berprestasi, jadi saya meminta kalian membuat laporan itu dengan sangat teliti," jelas Mrs.Athea dengan melihat laporan-laporan sebelumnya.

"Baiklah, saya akan melaksankan semampunya"

"Laporan kali ini, kalian akan meneliti hutan yang memiliki berbagai mitos, dan kalian akan didampingi beberapa senior kalian, kuharap kau segera memanggil teman-temanmu," terang Mrs.Athea dengan sangat serius.


Aku hanya mengangguk dan segera mencari Jessy dan Violet untuk menemaniku mendapatkan berbagai laporan.

***

Saat ini kami sedang berada di dalam hutan, yang menurut ku, uhhh sangat menyeramkan.
Dengan semak-semak yang berduri dan rumput yang sangat tinggi. Membuat hutan ini sangat menyeramkan.

Pohon-pohon yang menjulang tinggi, menutupi cahaya yang masuk kedalam hutan sehingga menjadi gelap, padahal memasuki siang hari. Ini sungguh menakutkan.

"Brian, aku takut," rengek Jessy sambil memeluk lengan Brian dengan eratnya.

"Aku juga sangat takut Niell," sambung Violet, yang semakin mengeratkan pelukanya di lengan Daniell.

"Bagaimana sih kalian, kita baru aja ke hutan dan kalian malah begitu," ucapku, dengan rasa kesal karena tingkah laku mereka yang seperti anak kecil.

Akhirnya aku berjalan seorang diri tanpa mementingkan mereka yang terus memanggil namaku.

Aku terus berjalan seorang diri tanpa menoleh ke belakang sedikit pun, aku tau, aku egois. Tapi aku rasa mereka juga terlalu egois.

Terbukti tidak ada satupun dari mereka yang mengerjar ataupun menghalangi kepergian ku selain memanggil nama ku, errr itu membuat ku semakin muak dengan mereka semua.

Tanpa aku sadari aku telah melangkah terlalu jauh, mungkin aku sedang berada di tengah hutan karena kecerobohanku.


Bagaimana ini di tengah kepanikanku, aku melihat sebuah kastil yang sangat mewah dan besar, tetapi aku bingung mengapa ada di tengah hutan.


Apakah itu kastil para perampok, atau lebih parahnya itu adalah kastil para mafia pembunuh berdarah dingin?


Memikirkan itu membuatku semakin takut. Apa yang harus aku lakukan saat ini, ya menghubungi teman sekaligus guru.

Saat aku mencari benda pipih tersebut, ternyata benda yang sedang ku cari tertinggal saat aku sedang berkemas.

Bagaimana ini, saat ini aku merasa ketakutan. Akhirnya aku berlari tanpa arah meninggalkan kastil tersebut.

Ketika sedang berlari, aku merasakan ada seseorang yang sedang mengikuti ku, entah itu siapa. Tetapi aku tidak mempedulikan itu semua, yang aku pedulikan sekarang hanya keluar dari hutan ini dengan selamat.

Sosok misterius itu terus mengikuti ku. Karena lelah akhirnya aku terjatuh dengan napas tidak beraturan.

Sosok itu terus memperhatikan ku membuat ketakutan itu semakin menjelma.

Akhirnya dengan segenap keberanian, aku menyerukan panggilan ku.

"Hei, siapa disana," panggil ku dengan suara bergetar menahan ketakutan.

Sejak awal aku, merasa ada seseorang yang mengikuti ku, tetapi tak kunjung menampakan dirinya. Ketakutan ku pun tak kunjung berhenti, karena mahluk itu tak kunjung menampakan dirinya secara nyata.

"Ku mohon, siapapun itu keluarlah," teriak ku menggema dengan putus asa karena rasa takut yang semakin menjadi-jadi.

Tiba-tiba mahluk kegelapan itu menghampiri ku dan kegelapanpun menyelimuti ku, aku pun  pingsan dan detik itu juga aku tidak mengingat apapun, selain sosok laki-laki yang sangat tampan bak dewa yunani kuno.

***


TBC

Aurelia FernnataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang